TEMPO.CO, Jakarta - Israel menyerang tenda-tenda di luar dua rumah sakit besar di Jalur Gaza pada Ahad malam. Menurut laporan petugas medis pada Senin, 7 April 2025, serangan itu menewaskan sedikitnya dua orang, termasuk seorang jurnalis lokal, dan melukai sembilan orang, termasuk enam jurnalis.
Dilansir dari Arab News, rumah sakit setempat juga melaporkan bahwa lima belas orang lainnya tewas dalam serangan terpisah di seluruh wilayah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan terhadap tenda media di luar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis sekitar pukul 2 pagi membakar tenda tersebut, menewaskan Yousef Al-Faqawi, seorang wartawan untuk stasiun TV Palestine Today, dan seorang pria lainnya, menurut pihak rumah sakit. Adapun enam wartawan lain terluka dalam serangan tersebut.
Militer Israel mengatakan telah menyerang seorang militan Hamas, tanpa memberikan informasi lebih lanjut. Israel mengklaim bahwa mereka mencoba untuk menghindari melukai warga sipil dan menyalahkan Hamas atas kematian mereka karena militan Hamas berada di daerah permukiman.
Israel juga menyerang tenda-tenda di tepi Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di pusat kota Deir Al-Balah, melukai tiga orang. Rumah Sakit Nasser mengatakan telah menerima 13 jenazah lainnya, termasuk enam wanita dan empat anak-anak, dari serangan terpisah semalam. Selain itu, Rumah Sakit Al-Aqsa mengatakan dua orang tewas dan tiga lainnya luka-luka dalam serangan di sebuah rumah di Deir Al-Balah.
Israel telah melakukan gelombang serangan di Gaza dan pasukan darat telah membentuk zona militer baru sejak mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas bulan lalu. Israel telah melarang impor makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan sejak awal Maret.
Ribuan orang telah berlindung di tenda-tenda yang didirikan di dalam kompleks rumah sakit selama perang 18 bulan, dengan asumsi Israel tidak akan menargetkan mereka.
Israel telah menyerbu rumah sakit pada beberapa kesempatan. Mereka menuduh Hamas menggunakannya untuk tujuan militer. Tuduhan itu dibantah oleh staf rumah sakit.
Perang dimulai ketika militan yang dipimpin Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023 dan mengenai pangkalan militer dan komunitas pertanian dan menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Mereka menculik 251 orang, dan masih menahan 59 tawanan—24 di antaranya diyakini masih hidup—setelah sebagian besar sisanya dibebaskan melalui gencatan senjata atau kesepakatan lainnya.
Israel telah berjanji untuk terus meningkatkan tekanan militer hingga Hamas membebaskan para sandera yang tersisa, meletakkan senjata, dan meninggalkan wilayah tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan akan melaksanakan usulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memukimkan kembali sebagian besar penduduk Gaza ke negara lain melalui apa yang disebut pemimpin Israel tersebut sebagai "emigrasi sukarela."
Warga Palestina mengatakan bahwa mereka tidak ingin meninggalkan tanah air mereka. Adapun para ahli hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa melaksanakan usulan Trump kemungkinan akan berarti pengusiran massal yang melanggar hukum internasional.
Netanyahu bertemu dengan Trump di Washington pada Senin pekan ini untuk membahas Gaza dan isu-isu lainnya.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, yang tidak menyebutkan berapa banyak dari mereka yang tewas adalah militan atau warga sipil. Israel mengatakan telah menewaskan sekitar 20.000 militan, tanpa memberikan bukti.
Serangan tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan pada puncaknya telah menyebabkan sekitar 90 persen penduduknya mengungsi.