TEMPO.CO, Jakarta - Istana Kepresidenan buka suara soal fenomena TNI masuk kampus dalam beberapa hari terakhir. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan akan mengecek terlebih dahulu kepentingan prajurit aktif ke dalam ranah akademik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ya coba dilihat konteksnya lah. Nanti saya cek dulu lah itu teman-teman TNI ke sana dalam rangka apa,” kata Prasetyo di Istana Kepresidenan pada Jakarta, 21 April 2025.
TNI berupaya masuk ke ranah kampus dalam berbagai kesempatan. Pertama saat Universitas Udayana di Bali menjalin kolaborasi dengan Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana melalui penandatanganan perjanjian dengan nomor B/2134/UN14.IV/HK.07.00/2025.
Rektor Universitas Udayana I Ketut Sudarsana kemudian mengirim surat pembatalan kerja sama setelah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unud menolak. BEM Unud meniilai keputusan itu merupakan alasan membuka peluang militer mendominasi pendidikan sipil.
Kemudian, sejumlah anggota TNI hadir dalam sebuah forum diskusi bertajuk "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik" yang diadakan oleh Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KMSW). Kegiatan ini berlangsung di Kampus 3 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Kota Semarang, pada Senin, 14 April 2025.
Anggota TNI datang mengenakan pakaian kaus warna hitam dan celana berbahan denim. Panitia yang curiga meminta mereka memperkenalkan diri. Namun, orang tersebut menolak.
Beberapa waktu berselang, datang petugas keamanan kampus dan mencari penanggung jawab diskusi tersebut. Bersama petugas keamanan itu, turut datang seorang anggota TNI menanyakan ihwal acara diskusi.
TNI masuk kampus juga terjadi di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Peristiwa TNI masuk ke kampus UI ini beredar di media sosial. Dalam unggahan yang beredar di media sosial itu, tampak tentara dengan pakaian dan mobil dinas berada di Pusat Kegiatan Mahasiswa UI.
Mereka ternyata datang ketika mahasiswa menggelar acara konsolidasi nasional pada Rabu malam, 16 April 2025. Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional Universitas Indonesia (UI) Arie Afriansyah menyatakan bahwa rektorat UI tidak pernah mengundang TNI untuk hadir dalam kegiatan konsolidasi mahasiswa itu.
Komandan Kodim 0508/Depok Kolonel Infanteri Iman Widhiarto mengatakan bahwa kedatangannya ke kampus UI tidak memiliki maksud lain, selain memenuhi undangan dari mahasiswa. Menurut dia, mahasiswa yang mengundangnya sudah dikenal baik.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana mengatakan kedatangan prajurit militer ke kampus, khususnya matra angkatan darat, lantaran mendapat undangan ataupun adanya kesepakatan kerja sama yang sah.
Menurut Wahyu, undangan itu biasanya berupa pemberian materi edukasi dari TNI kepada sivitas akademika di kampus. Dia mengklaim tidak ada upaya militerisasi dalam kegiatan tentara di lingkungan kampus tersebut.
"Kehadiran TNI AD di kampus selama ini berdasarkan prinsip kerja sama yang sah, bersifat edukatif dan dilakukan atas undangan atau koordinasi dengan pihak kampus," kata Wahyu dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 20 April 2025.
Koalisi Masyarakat Sipil khawatir tindakan prajurit ini semakin menguatkan potensi dwifungsi TNI. Direktur Imparsial Ardi Manto Adiputra mengatakan tindakan intimidatif yang dilakukan anggota TNI bukan hanya bertentangan dengan Konstitusi dan Undang-Undang TNI, tetapi juga menguatkan dugaan dwifungsi TNI ke dalam kehidupan sipil.
“Padahal, sebelumnya TNI sudah dikritik keras oleh masyarakat dalam kasus kerja sama dengan kampus Universitas Udayana,” kata Ardi dalam keterangan tertulis, Senin, 21 April 2025.
Ardi mengingatkan kembali kepada DPR dan Pemerintah bahwa militer memiliki tugas dan fungsi pertahanan, tidak memiliki kewenangan untuk mengawasi dan ikut campur dalam urusan akademis.
Novali Panji Nugroho dan Jamal Abdun Nashr berkontribusi dalam penulisan artikel ini.