TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan arahan tegas kepada Badan Gizi Nasional (BGN) dan seluruh jajaran terkait untuk meningkatkan ketelitian dan ketepatan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Arahan tersebut disampaikan menyusul sejumlah laporan mengenai kasus dugaan keracunan makanan yang terjadi di berbagai daerah sejak program ini mulai dijalankan pada awal tahun 2025.
Arahan tersebut disampaikan Prabowo dalam sebuah rapat koordinasi terbatas yang digelar pada Sabtu, 3 Mei 2025, di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala BGN, Dadan Hindayana menyampaikan kembali pernyataan Presiden, mengatakan bahwa Prabowo meminta seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program MBG untuk bekerja lebih terarah, dengan target mencegah terjadinya kembali insiden yang membahayakan kesehatan para penerima manfaat program.
“Target kami adalah zero accident. Tidak ada kejadian keracunan di lapangan,” ujar Dadan, mengutip pernyataan Presiden dalam keterangan resmi Sekretariat Presiden.
Dalam penjelasannya, Dadan menyebut bahwa salah satu kendala utama dalam pelaksanaan program MBG saat ini adalah pengawasan terhadap mutu makanan serta kesiapan infrastruktur yang disediakan oleh mitra penyedia. Untuk menjawab tantangan tersebut, BGN saat ini tengah melakukan penyusunan dan penajaman standar operasional prosedur (SOP), terutama dalam hal seleksi mitra dan sistem supervisi pelaksanaan di lapangan.
“Oleh sebab itu, kami berkumpul sekarang ini untuk mempertajam SOP terkait penyeleksian mitra dan infrastruktur yang disiapkan oleh mereka,” tutur Dadan.
Sejalan dengan upaya peningkatan pengawasan, BGN juga menggandeng Universitas Pertahanan (Unhan) untuk menyelenggarakan pendidikan bagi calon Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Hingga saat ini, sebanyak 2.000 orang telah menyelesaikan pelatihan, meskipun enam orang di antaranya kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri. Dengan demikian, jumlah tenaga yang tersedia saat ini sebanyak 1.994 orang.
Dadan menambahkan bahwa proses pendidikan akan dilanjutkan dengan target mendidik hingga 30.000 calon Kepala SPPG pada gelombang berikutnya, yang dijadwalkan rampung pada akhir Juli 2025.
Mengenai aspek pendanaan, Dadan menyebut bahwa persoalan anggaran telah diselesaikan secara politis, sebagaimana telah disampaikan oleh Presiden. Namun, ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai rincian anggaran tersebut.
Sementara itu, dari segi infrastruktur, Dadan menekankan perlunya peningkatan jumlah fasilitas SPPG agar program ini dapat berjalan secara merata dan tepat sasaran. Oleh karena itu, menurutnya, BGN akan terus memperluas kemitraan dengan berbagai pihak untuk mendukung keberhasilan program ini.
“Artinya kita harus bermitra seluas-luasnya dengan berbagai pihak,” ujarnya.
Sejak program Makan Bergizi Gratis mulai diterapkan, beberapa kasus dugaan keracunan makanan telah dilaporkan terjadi di sejumlah daerah. Berikut ini adalah daftar wilayah yang melaporkan insiden tersebut:
1. Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara
Insiden terjadi pada Rabu, 23 April 2025, di SDN 33 Kasipute. Sejumlah siswa mengalami muntah setelah mencium aroma amis dari paket makanan MBG yang terdiri atas nasi, chicken karage, tahu goreng, dan sayur sop. Kepala sekolah menyebut bau tak sedap berasal dari ayam yang diduga tidak layak konsumsi. Kepolisian setempat mencatat bahwa dari 1.026 paket makanan, sebanyak 53 di antaranya diketahui tidak dalam kondisi segar.
2. Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Pada Senin, 21 April 2025, dilaporkan adanya kasus keracunan makanan massal yang melibatkan 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur. Insiden tersebut kemudian ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh pemerintah daerah, setelah total 176 warga dilaporkan mengalami gejala serupa. Peristiwa ini terjadi setelah konsumsi makanan yang disediakan dalam sebuah acara hajatan warga.
3. Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur
Sebanyak 29 siswa SD Katolik Andaluri dilaporkan mengalami gejala keracunan makanan berupa mual dan muntah setelah mengonsumsi makanan dari program MBG pada Selasa, 18 Februari 2025. Para siswa tersebut kemudian dirujuk ke fasilitas kesehatan setempat untuk mendapat penanganan medis.