Lembaga Bimbel Diduga Terlibat Skema Kecurangan Sistemik di UTBK 2025

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) menyampaikan dugaan keterlibatan sebuah lembaga bimbingan belajar (LBB) dalam skema kecurangan sistemik pada pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua SNPMB Eduart Wolok menyebut LBB yang berbasis di Yogyakarta itu diduga berperan aktif dalam memobilisasi peserta ujian untuk mengikuti UTBK pada sesi-sesi awal.  

Skema ini diduga bertujuan untuk memperoleh dan mempelajari pola soal ujian, yang kemudian akan digunakan untuk membekali peserta lain yang mengikuti ujian di sesi-sesi akhir.

“Disinyalir, mereka memotret atau mengingat soal sebanyak mungkin di sesi awal. Lalu peserta bimbingan yang didaftarkan di sesi-sesi akhir, masuk ujian dengan informasi yang sudah dimiliki,” kata Eduart dalam konferensi pers tentang kecurangan UTBK 2025 di Gedung Kemendiktisaintek, Jakarta, pada Selasa 29 April 2025. 

Eduart tidak menyebutkan nama LBB yang dimaksud karena kasus ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Namun ia menegaskan dugaan tersebut diperkuat oleh pengakuan sejumlah peserta yang telah diinterogasi di berbagai pusat UTBK. 

Panitia SNPMB telah mengidentifikasi lebih dari 4.000 peserta dengan respons jawaban anomali dan menyebarkan nama-nama tersebut ke seluruh pusat UTBK. Mereka menemukan indikasi kuat bahwa distribusi peserta dalam skema tersebut terorganisasi dan melibatkan jaringan luas, termasuk dugaan adanya peran pihak internal dari beberapa pusat UTBK. 

“Ini bukan lagi sekadar kecurangan, tapi masuk ke dalam ranah kriminal. Apakah nanti ada pidananya, kami serahkan kepada penyelidikan aparat,” ujar Eduart. 

Ia juga menyebut bahwa salah satu pusat UTBK di Jember berhasil membongkar dugaan ini lebih awal, sehingga membuat peserta-peserta dengan anomali menghilang dari sesi-sesi berikutnya. Di Bandung, misalnya, seorang peserta yang namanya dipanggil panitia tiba-tiba kabur sebelum masuk ruang ujian. 

Tak hanya itu, panitia juga mendapati praktik perjokian dengan teknologi canggih, termasuk penggunaan kamera tersembunyi dalam behel gigi dan kacamata. Dalam satu kasus, panitia dan kepolisian bahkan sempat menggerebek sebuah hotel yang diduga digunakan sebagai pusat operasi kecurangan. Namun para pelaku keburu kabur, meninggalkan perlengkapan yang sudah dirusak. 

Sebagai bentuk efek jera, peserta yang terbukti curang akan diblokir dari seluruh jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri tahun ini. Panitia juga tengah mempertimbangkan sanksi lanjutan, termasuk pelarangan ikut seleksi selama beberapa tahun. Selain itu, data mahasiswa tahun-tahun sebelumnya yang diduga masuk lewat praktik serupa akan ditelusuri ulang. 

“Kami sangat kecewa. UTBK selama ini kami banggakan karena bersih dari intervensi. Ini adalah seleksi murni berdasarkan nilai,” kata Eduart.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |