TEMPO.CO, Jakarta – Selain aksesibilitas bangunan, tempat ibadah yang ramah dan terakses penyandang disabilitas memerlukan akses terhadap ilmu agama, seperti khutbah Jumat, khutbah Idulfitri maupun kajian keislaman. Inilah yang disediakan oleh Masjid Izzatul Islam, Grand Wisata, Kabupaten Bekasi.
Tak hanya sebagai rumah ibadah, Masjid Izzatul Islam aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Majelis taklim rutin digelar untuk membimbing jemaah dalam memperdalam ilmu agama. Masjid ini juga memiliki program dakwah khusus bagi kelompok disabilitas untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat memiliki akses yang sama terhadap ajaran Islam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Izzatul Islam Aris Heriyadi mengatakan inisiatif ini bertujuan menciptakan lingkungan ibadah yang lebih inklusif. "Yang datang ke sini dari berbagai kalangan. Kebetulan ada kawan dari Majelis Tuli Bekasi yang sedang beritikaf di sini, dan kami fasilitasi mereka untuk berceramah menggunakan bahasa isyarat," ujar Aris dari laman resmi Kementerian Agama, Senin 24 Maret 2025.
Langkah ini mendapat apresiasi dari Direktur Urusan Agama Islam Kementerian Agama Arsad Hidayat. Ia berharap program ini bisa menjadi contoh bagi masjid-masjid lain agar lebih ramah terhadap kelompok difabel.
"Kami sangat mendukung program ini karena merupakan wujud nyata dari Islam yang ramah dan inklusif. Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pembelajaran dan pembinaan umat yang harus bisa diakses oleh semua kalangan," ujar Arsad.
Masjid Izzatul Islam didirikan pada 2012 atas inisiatif warga di atas lahan seluas 2000 meter persegi. Masjid dengan kubah utama berwarna emas dan dikelilingi enam kubah kecil ini merupakan pusat kajian keislaman bagi warga di sekitarnya, termasuk untuk kelompok difabel dengan menghadirkan program inklusif berupa ceramah berbahasa isyarat bagi jemaah tuli.
Selain masjid Izzatul Islam, Kementerian Agama mencatat beberapa masjid yang terakses penyandang disabilitas. Salah satunya masjid Asy Syifa yang berdiri di dalam komplek RSUD Simpang Lima Gumul, Kediri. Bahkan masjid Asy Syifa menjadi masjid terbaik versi Kemenag tahun 2004 lantaran aksesibilitasnya yang cukup lengkap. Mulai adanya ram hidrolik ari parkiran ke lobi masjid, lantai pemandu hingga tempat wudhu dan toilet yang tersedia bagi jamaah dengan disabilitas fisik seperti pengguna kursi roda.
Di Jakarta, terdapat masjid El Syifa Jagakarsa dan Masjid Istiqlal yang sudah direnovasi menjadi masjid terakses penyandang disabilitas. Pada kedua masjid tersebut terdapat toilet dan tempat wudu yang terakses jamaah dengan disabilitas. Kedua masjid di Jakarta ini juga memiliki kajian dengan Bahasa isyarat untuk jamaah dengan disabilitas pendengaran.