Mau Cari Celah Makan Siang di Bulan Ramadhan tapi Tidak Dosa? Jawaban Menohok Buya Yahya

14 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadhan merupakan momen penuh berkah yang di dalamnya terdapat kewajiban bagi setiap muslim untuk menjalankan ibadah puasa. Namun, masih ada saja orang yang mencari-cari alasan agar bisa terbebas dari kewajiban ini.

Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan juga bentuk ketaatan kepada Allah. Orang yang menghindari puasa dengan alasan yang tidak dibenarkan tentu saja melewatkan kesempatan mendapatkan pahala besar yang dijanjikan.

KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya, dalam berbagai ceramahnya, sering mengingatkan betapa pentingnya menjalankan puasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Ia menegaskan bahwa puasa adalah bagian dari kewajiban yang tidak boleh diabaikan tanpa alasan yang sah.

Ada sebagian orang yang berusaha mencari celah agar bisa makan siang di bulan Ramadhan tanpa terkena dosa. Mereka ingin menikmati makanan dan minuman tanpa harus menanggung konsekuensi atas perbuatannya.

Dalam tayangan video di kanal YouTube @albahjah-tv, Buya Yahya menyampaikan jawaban yang menohok bagi mereka yang ingin mencari jalan keluar agar bisa makan siang hari di bulan Ramadhan tanpa menanggung dosa.

"Kalau Anda pengin siang hari enggak puasa, enak makan ke mana-mana boleh, tapi Anda jadi gila dulu," ujar Buya Yahya dengan nada tegas.

Simak Video Pilihan Ini:

Setiap momen peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, hampirLomba seluruh daerah di Indonesia menggelar beragam perlombaan. Tak terkecuali warga di Kampung Long Bagun Ilir, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Setiap...

Promosi 1

Orang Seperti Ini Boleh Makan Siang di Bulan Ramadhan

Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Dalam Islam, orang yang hilang akalnya atau gila memang tidak dibebani kewajiban syariat, termasuk puasa. Jika seseorang benar-benar gila, maka ia tidak memiliki tanggung jawab hukum dan tidak akan dihitung dosa maupun pahala atas perbuatannya.

Namun, gila yang dimaksud bukanlah sesuatu yang dibuat-buat. Orang yang benar-benar kehilangan akal karena gangguan jiwa secara medis memang tidak diwajibkan berpuasa. Sedangkan seseorang yang dengan sengaja berpura-pura gila hanya agar terbebas dari kewajiban puasa, tentu saja ini merupakan perbuatan yang terlarang.

"Maka orang gila itu bukan boleh makan di siang hari Ramadhan, tapi memang tidak ada dosa baginya karena dia sudah tidak bisa memahami kewajiban syariat," lanjut Buya Yahya.

Orang yang mengalami gangguan jiwa sejak lahir dan tidak pernah mengalami kondisi sadar akan dianggap sebagai ahli surga. Sebab, mereka tidak memiliki kewajiban ibadah seperti manusia normal.

Namun, bagi orang yang sehat akalnya tetapi sengaja meninggalkan puasa tanpa alasan yang dibenarkan, mereka telah melakukan dosa besar. Puasa adalah salah satu rukun Islam yang tidak boleh ditinggalkan tanpa alasan syar'i.

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa banyak orang mengaku berat menjalankan puasa, padahal mereka masih bisa menahan lapar jika ada kepentingan lain yang lebih besar. Ketika harus bekerja keras atau mengejar sesuatu yang diinginkan, mereka mampu bertahan tanpa makan dan minum selama berjam-jam.

"Orang kalau niatnya benar, puasanya akan terasa ringan. Tapi kalau dari awal sudah malas, maka pasti akan terasa berat," ujar Buya Yahya.

Islam Tidak Memberatkan

Puasa bukan sekadar kewajiban, tetapi juga latihan bagi jiwa untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Melalui puasa, seseorang belajar untuk menahan hawa nafsu dan meningkatkan kesabaran.

Jika seseorang merasa berat menjalankan puasa, maka yang perlu diperbaiki adalah niat dan cara pandangnya terhadap ibadah ini. Mereka harus memahami bahwa puasa adalah anugerah yang diberikan oleh Allah sebagai sarana mendekatkan diri kepada-Nya.

Orang yang menjalankan puasa dengan baik akan merasakan manfaatnya, baik dari segi spiritual maupun kesehatan. Puasa juga menjadi sarana untuk meningkatkan rasa empati terhadap mereka yang kurang beruntung dan sering merasakan lapar dalam kehidupan sehari-hari.

Sebaliknya, mereka yang meremehkan puasa dan mencari cara untuk menghindarinya justru sedang menutup pintu keberkahan dalam hidupnya. Mereka mengorbankan pahala besar hanya demi kesenangan sesaat yang tidak berarti di akhirat kelak.

Buya Yahya menekankan bahwa Islam bukanlah agama yang memberatkan. Jika seseorang memiliki uzur syar'i seperti sakit atau dalam perjalanan jauh, maka Islam memberikan keringanan berupa rukhsah untuk tidak berpuasa dan menggantinya di lain waktu.

Namun, bagi mereka yang sehat dan mampu, tidak ada alasan untuk meninggalkan puasa. Justru, menjalankan puasa dengan penuh kesadaran akan membawa manfaat besar dalam kehidupan.

Sebagai umat Islam, sudah seharusnya kita memahami bahwa ibadah puasa adalah kewajiban yang harus dijalankan dengan penuh keimanan. Mencari-cari alasan untuk menghindarinya hanya akan merugikan diri sendiri di dunia dan akhirat.

Dengan memahami hakikat puasa dan keutamaannya, seseorang akan lebih mudah menjalankannya dengan penuh keikhlasan. Tidak ada alasan untuk merasa terbebani, karena setiap ibadah yang dilakukan dengan niat yang tulus akan mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan.

Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan bulan Ramadhan sebagai momen untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Jangan sampai kita termasuk golongan orang-orang yang menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |