TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menunggu arahan Presiden Prabowo Subianto soal penyaluran stok beras yang kini mencapai 3,5 juta ton. Stok itu kini menumpuk di gudang-gudang Perum Bulog lantaran pemerintah masih menunggu momentum panen raya usai.
“Kalau untuk mengeluarkan stok yang ada, itu bisa dalam bentuk bansos, juga ekspor. Dua solusi itu. Kami tunggu perintah,” ujar Amran Sulaiman dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Senin; 5 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amran Sulaiman mengatakan, kapan saja ada perintah Prabowo ia akan langsung menindaklanjuti, termasuk untuk ekspor beras. Tapi ia enggan mengungkap apakah telah berlangsung pembicaraan dengan Presiden soal ini.
Ihwal kepastian tindak lanjut ekspor beras, ia mengatakan akan menyampaikan di pertemuan berikutnya dengan awak media. "Sekarang kita bersyukur stok kita di saat kondisi beberapa negara agak kesulitan,” ujar Amran Sulaiman.
Adapun Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkap, stok beras sebanyak 3,1 juta ton akan disalurkan melalui program bantuan pangan. Tapi penyaluran itu masih ditunda hingga panen raya selesai.
“Sekarang lagi bicara serap. Kalau sekarang lagi nyerap, kemudian dikirim lagi, nanti beras-beras itu juga yang kembali ke Bulog,” ujar Arief saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa, 29 April 2025.
Ihwal kepastian beras akan disalurkan kepada masyarakat, Arief tak menjawab pasti. Ia mengatakan, pemerintah saat ini menunda penyaluran bantuan pangan. Program ini akan bergulir kembali setelah panen raya selesai.
Prabowo sebelumnya mengizinkan Indonesia menjual beras ke beberapa negara mengingat produksi nasional yang kini melimpah. Ia tak merinci negara-negara mana saja yang menjadi tujuan ekspor beras dari Indonesia. Tapi belum lama ini, pemerintah Malaysia telah menyampaikan minat mengimpor beras dari Indonesia.
“Saya dapat laporan dari Menteri Pertanian, Menko Pangan, beberapa negara minta agar kita kirim beras ke mereka. Saya izinkan, dan saya perintahkan kirim beras ke mereka,” kata Prabowo dalam sambutannya saat acara peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu, 23 April 2025.
Kepala Negara menambahkan jika perlu beras yang diekspor ke beberapa negara itu tak perlu dipatok dengan harga tinggi. Ekspor beras, menurut dia, tak perlu dilakukan atas dasar mencari keuntungan sebesar-besarnya.
"Kalau perlu, atas dasar kemanusiaan, kita jangan terlalu cari untung besar. Yang penting, ongkos produksi, plus angkutan (distribusi), administrasi kembali. Kita buktikan bangsa Indonesia sekarang bukan menjadi bangsa yang minta-minta, tetapi bangsa yang bisa membantu, dan memberi (kepada) bangsa lain,” ucap Prabowo.
Yuni Rohmawati berkontribusi dalam penulisan artikel ini.