TEMPO.CO, Yogyakarta - Pendiri restoran ikonik House of Raminten yang juga pemilik gerai cendera mata Mirota Batik, Hamzah Sulaiman, tutup usia di Yogyakarta pada Rabu malam, 23 April 2025. Pria yang menyandang nama gelar Keraton Yogyakarta sebagai Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Tanaya Hamidjinindyo itu meninggal di usia 75 tahun di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta pukul 22.34 WIB.
Jenazah Hamzah kini disemayamkan di Perkumpulan Urusan Kematian Jogjakarta (PUKJ) Yogyakarta. Pantauan Tempo, ratusan pelayat terutama dari karyawan gerai-gerai Raminten dan Mirota di Yogyakarta terus berdatangan untuk memberikan ucapan duka cita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Semua toko (Raminten-Mirota) libur hari ini karena semua karyawan melayat," ujar Upi, salah satu karyawan Mirota Batik ditemui di rumah duka.
Penerima tamu ruang duka Hamsah menuturkan, belum mengetahui persis kapan jenazah akan dikubur atau dikremasikan. "Akan disemayamkan dulu selama tiga hari di sini (PUKJ) sampai Sabtu (26 April), menunggu relasi dan keluarga jauh datang melayat," kata dia.
Pelayat menyambangi rumah duka PUKJ Yogyakarta untuk memberikan ungkapan duka cita atas meninggalnya pendiri House of Raminten dan Mirota Batik, Hamzah Sulaiman yang meninggal dunia pada Rabu malam (23/4). Tempo/Pribadi Wicaksono
Bisnis Mirota
Hamzah yang dikenal piawai dengan aksi seni teaterikalnya itu diketahui merupakan putra bungsu dari lima bersaudara dalam keluarga pendiri Grup Mirota. Selain merintis Raminten dan membuka butik Mirota Batik atau Hamzah Batik, ia dikenal sebagai tokoh yang getol bermain ketoprak humor di panggung seni Yogyakarta.
Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta melalui laman resminya menyebut House Of Raminten Yogyakarta belum lahir di saat toko Mirota, cikal bakal Hamzah Batik saat ini, mulai dibuka pada tahun 1979.
Awal mulanya, Hamzah Sulaiman meneruskan toko santapan Mirota yang dijalankan oleh orang tuanya. Tetapi, kecintaannya terhadap batik membuat Hamzah berniat buat melanggengkan peninggalan budaya ini dengan meningkatkan toko tersebut jadi toko batik. Nama Mirota setelah itu ditukar jadi Hamzah Batik buat menjadikannya sebagai pengingat.
Walaupun pernah habis dilalap api, Hamzah Batik kembali bangkit dan merevitalisasi bangunannya sampai tiga lantai, lengkap dengan House Of Raminten resto dan studio gambar Raminten Photography. Usaha peninggalan orang tua Hamzah ini saat ini sudah tumbuh jadi tempat wisata belanja harus di Yogyakarta.
Di lantai dasar, wisatawan hendak dimanjakan oleh bermacam tipe kerajinan batik, mulai dari kain, baju, sampai pernak- pernik. Di lantai 2, wisatawan leluasa berbelanja aneka souvenir dan kerajinan khas Yogyakarta yang sesuai buat oleh-oleh. Sedangkan di lantai 3 terdapat restoran, kabaret dan studio gambar.