Profil Simon Tahamata, Pemandu Bakat Baru Timnas Indonesia

9 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Kamis, 22 Mei 2025, menunjuk Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat Sepak Bola Nasional Indonesia (Head of Scouting).

Pria berdarah Maluku-Belanda itu mempunyai peran untuk mengidentifikasi dan merekrut talenta potensial baik dari dalam negeri maupun diaspora Indonesia di luar negeri, khususnya di Belanda. Simon Tahamata diharapkan mampu bekerja sama dengan pelatih timnas Indonesia baik di level senior maupun kelompok umur seperti Patrick Kluivert, Gerald Vanenburg, dan Nova Arianto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Simon Tahamata merupakan orang lama dalam pengembangan sepak bola di akademi dan junior khususnya bagi klub besar Belanda Ajax Amsterdam. Pria kelahiran Vught, Belanda pada 26 Mei 1956 itu telah berkecimpung di karir kepelatihan level junior sejak tahun 1996 hingga sekarang.

Simon Tahamata dulunya merupakan pemain sepak bola yang berposisi sebagai winger. Tercatat, ia memulai debut di karir senior pada 1976 ketika berseragam Ajax Amsterdam..

Selepas empat musim di Amsterdam, Simon Tahamata kemudian bergabung dengan Standar Leige hingga musim 1984. Pria dengan tinggi 1,64 meter tersebut kemudian sempat membela Feyenoord (1984-1987), Beerschot (1987-1990), dan Germinal Ekiren (1990-1996).

Saat bermain di Ajax Amsterdam disebut menjadi puncak karier dari Simon Tahamata. Ia mendulang tiga kali Liga Belanda, yakni pada 1976/1977, 1978/1979 dan 1979/1980. Ia juga menyumbangkan satu kali Piala KNVB pada 1978/1979 dan berhasil mencapai semifinal turnamen Piala Eropa I pada 1979–1980.

Di level internasional, Tahamata tampil 22 kali untuk tim nasional Belanda dan mencetak dua gol. Debutnya bersama Oranje terjadi pada 22 Mei 1979 melawan Argentina di Bern, Swiss. Ia kemudian mengambil kewarganegaraan Belgia pada tahun 1990.

Setelah pensiun sebagai pemain, Tahamata berkarier sebagai pelatih, terutama di bidang pengembangan pemain muda. Ia pernah menjadi pelatih di akademi Standard Liège, Germinal Beerschot, dan Ajax. Selain itu, ia juga mendirikan Simon Tahamata Soccer Academy dan pernah bekerja sebagai pelatih teknik untuk tim muda Al-Ahli di Arab Saudi. Sejak Oktober 2014, ia kembali bekerja di Ajax sebagai pelatih teknik untuk kelompok usia muda.

Tahamata dikenal sebagai salah satu pemain Belanda berdarah Maluku yang sukses di Eropa dan dihormati baik di Belanda maupun Belgia atas kontribusinya di dunia sepak bola Di Ajax, Tahamata dikenal sebagai pelatih teknik untuk tim-tim usia muda. Ia secara khusus melatih aspek teknis dan pengembangan individu pemain, terutama para pemain sayap, sehingga banyak lulusan akademi Ajax mendapat pondasi teknik yang kuat. Pendekatan ini sejalan dengan filosofi "Ajax DNA", yaitu menekankan teknik, kreativitas, dan pengembangan talenta sejak usia dini.

Ajax secara terbuka menyebut Tahamata sebagai ikon klub yang memiliki dampak besar, baik sebagai pemain maupun pelatih. Kontribusinya dalam membentuk generasi pemain muda mendapat penghargaan tinggi dari klub dan suporternya. Saat Tahamata meninggalkan Ajax pada 2024, klub memberikan penghormatan khusus dan menegaskan betapa besarnya pengaruhnya terhadap identitas dan filosofi klub.

Fans Ajax Amsterdam memberikan salam perpisahan dengan membentangkan banner bertuliskan "Oom (paman) Simon Terima Kasih" pada legendanya keturunan Indonesia tepatnya Maluku, Simon Tahamata sesaat sebelum laga melawan FC Utrecht dalam lanjutan Liga Belanda di Johan Cruyff Arena, Amsterdam, Belanda, Minggu WIB, 3 Maret 2024. (ANTARA/Ajax Amsterdam)

Selain Ajax, Tahamata juga berperan penting di Standard Liège dan Beerschot, baik sebagai pemain maupun pelatih akademi. Di Standard Liège, ia membantu klub menjuarai liga dan mencapai final Eropa, serta kemudian melatih pemain muda di sana. Di berbagai klub, ia dikenal membawa pendekatan teknik dan pengembangan karakter yang konsisten.

Tahamata juga mendirikan Simon Tahamata Soccer Academy, yang berfokus pada pengembangan teknik dan karakter pemain muda, khususnya mereka yang memiliki latar belakang budaya beragam atau dianggap "sulit". Filosofi ini memperkuat reputasinya sebagai pelatih yang peduli pada pembentukan pemain secara holistik.

Profil Simon Tahamata

Nama lengkap: Simon Melkianus Tahamata
Tanggal lahir: 26 Mei 1956
Tempat lahir: Vught, Belanda
Tinggi: 1,64 m

Karier Junior
1967 – 1971: TSV Theole
1971 – 1976: Ajax Amsterdam

Karier Senior
1976 – 1980: Ajax Amsterdam
1980 – 1984: Standar Liege
1984 – 1987: Feyenooord
1987-1990: Beerschot
1990 – 1996: Germinal Ekeren

Karier Timnas
1979-1986: Timnas Belanda

Karier Pelatih
1996-2000: Standard Liege (Academy dan Junior)
2000-2004: Germinal Beerschot (Academy dan Junior)
2004-2009: Ajax Amsterdam (Academy dan Junior)
2009-2014: Al Ahli Arab Saudi (Academy dan Junior)
2014-2024: Ajax Amsterdam (Academy dan Junior).


Pilihan Editor: 10 Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia: Cristiano Ronaldo Teratas

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |