Riwayat Penyakit yang Diderita Paus Fransiskus Sebelum Wafat

1 hour ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus wafat pada Senin, 21 April 2025, di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan. Pemimpin Gereja Katolik Roma itu dilaporkan meninggal akibat penyakit pneumonia ganda. Penyakit ini merupakan infeksi serius yang menyerang kedua paru-paru dan dapat berakibat fatal jika tak segera ditangani.

Apa Itu Pneumonia Ganda?

Dikutip dari Verywell Health, pneumonia ganda secara teknis bukan istilah medis resmi. Pneumonia ganda biasanya dikenal pneumonia bilateral. Istilah ini dipakai hanya sebagai cara untuk menggambarkan infeksi pada kedua paru-paru seca. 

Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang menyebabkan kantung udara di dalam paru-paru terisi cairan atau nanah. Kebanyakan orang yang terserang pneumonia kemungkinan besar telah terpapar bakteri pneumokokus atau virus flu .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika seseorang terserang pneumonia, penyakit ini dapat menyerang mulai dari sebagian kecil dari satu paru-paru hingga sebagian besar dari kedua paru-paru. Ketika pneumonia menyerang kedua paru-paru, penyakit ini jauh lebih parah daripada pneumonia yang hanya menyerang satu paru-paru. 

Riwayat Penyakit Paus Fransiskus

Menurut laporan Vatican News, pada Februari lalu, diketahui Paus Fransiskus mengalami gangguan pernapasan yang digambarkan sebagai krisis pernapasan mirip asma (asthma-like respiratory crisis).

Menurut pakar kesehatan Tjandra Yoga Aditama, kondisi tersebut memerlukan penanganan dengan oksigen aliran tinggi (high-flow oxygen). Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya penurunan kadar trombosit (trombositopenia) serta anemia.

Sementara itu, media The Conversation menyebut istilah pneumonia ganda juga dapat merujuk pada kondisi radang paru-paru yang disebabkan oleh lebih dari satu jenis mikroorganisme.

"Kondisi ini dikenal sebagai infeksi polimikrobial, yang bisa melibatkan kombinasi bakteri, virus, jamur, atau organisme lainnya," kata Tjandra dikutip dari Antara, Senin, 21 April 2025.

Dilansir dari The Times of India, Paus Fransiskus telah mengalami berbagai masalah kesehatan sejak muda. Pada 1957, Paus yang berusia awal 20-an mengalami infeksi pernapasan yang cukup serius saat masih berada di Argentina. Akibat kondisi tersebut, ia harus menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya. Sejak saat itu, ia menjadi lebih rentan terhadap penyakit pernapasan.

Pada akhir 2020, ia mengalami skiatika, kondisi yang menyebabkan nyeri hebat akibat saraf skiatik yang terjepit. Laporan mengenai kesulitannya untuk berdiri juga sempat mencuat. Kondisi ini berlangsung hingga awal 2021. Aa beberapa kali absen dari acara resmi karena rasa sakit yang tak kunjung mereda.

Pada Juli 2021, ia kembali menjalani operasi akibat stenosis divertikular, kondisi yang menyebabkan penyempitan usus besar. Dalam prosedur tersebut, sebanyak 13 inci usus besarnya diangkat, dan ia harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Universitas Gemelli selama 10 hari.

Selama 2022, Paus Fransiskus mengalami nyeri lutut yang mengganggu mobilitasnya, sehingga ia harus menggunakan alat bantu jalan dan kursi roda. Beberapa jadwal kegiatannya pun dibatalkan. 

Memasuki 2023, ia kembali dirawat di rumah sakit karena bronkitis, yang kemudian diikuti dengan operasi perut akibat hernia insisional. Operasi ini melibatkan prosedur laparotomi serta perbaikan dinding perut, dan ia harus menjalani perawatan intensif selama sembilan hari di rumah sakit. 

Pada akhir tahun itu, ia mengalami gejala flu dan menjalani CT scan paru-paru untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pada awal Desember 2024, Paus Fransiskus mengalami insiden jatuh dan membenturkan dagunya ke meja, menyebabkan hematoma besar di bagian bawah dagunya.

Defara Dhanya dan Dewi Rina Cahyani berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |