TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia memastikan proyek pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik tetap berjalan meski tanpa kehadiran LG Energy Solution. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa konsorsium asal Korea Selatan itu mundur dari proyek strategis tersebut dan telah resmi digantikan oleh perusahaan asal Cina, Huayou.
Konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin oleh LG mengumumkan pembatalan proyek rantai pasokan baterai kendaraan listrik di Indonesia pada Jumat, 18 April 2025. Proyek tersebut bernilai 11 triliun won atau sekitar US$ 7,7 miliar (sekitar Rp 129 triliun, dengan asumsi kurs Rp 16.841 per dolar AS).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Secara konsep, pembangunan dari grand package ini tidak ada yang berubah. Infrastruktur dan rencana produksi tetap sesuai dengan peta jalan awal. LG tidak lagi melanjutkan keterlibatannya dan telah digantikan oleh Huayou,” ujar Bahlil dalam keterangan tertulis pada Rabu, 23 April 2025.
Lantas, siapa Huayou yang menggantikan posisi LG Energy Solution sebagai mitra strategis Indonesia di sektor kendaraan listrik atau EV?
Perusahaan Teknologi Baterai Berbasis di Zhejiang
Huayou Cobalt, atau secara resmi Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd., merupakan perusahaan teknologi yang berbasis di Tongxiang, Zhejiang, Cina. Didirikan pada 1994, Huayou berfokus pada penelitian, pengembangan, dan manufaktur material baterai lithium-ion serta material kobalt.
Perusahaan ini mengusung lima pilar utama bisnis: industri energi baru, material baru, industri nikel di Indonesia, sumber daya di Afrika, dan industri daur ulang. Lingkup usahanya mencakup seluruh rantai pasok baterai lithium-ion, mulai dari eksplorasi hingga daur ulang, dengan fokus pada nikel, kobalt, lithium, tembaga, dan fosfor.
Jejak di Indonesia
Sebagai bagian dari ekspansi globalnya, Huayou membentuk Huayou Indonesia yang kini bermarkas di Jakarta dan mempekerjakan lebih dari 17.000 orang. Sejumlah proyek strategis telah digarap Huayou di Indonesia, antara lain:
Indonesia Pomalaa Industry Park (IPIP) di Sulawesi Tenggara
1. Proyek Huayue HPAL di Morowali, Sulawesi Tengah
2. Proyek Huafei HPAL dan Huake RKEF di Weda Bay, Halmahera, Maluku Utara
3. Proyek KNI HPAL di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara
4. Proyek Sorowako di Luwu Timur, Sulawesi Selatan
Sosok di Balik Ekspansi Huayou
Huayou dipimpin oleh pendirinya, Chen Xuehua, yang menjabat sebagai Ketua Dewan Direksi Huayou Holding Group. Ia adalah salah satu penerima pertama Penghargaan Insinyur Berprestasi dari Departemen Ekonomi dan Teknologi Informasi Provinsi Zhejiang pada tahun 2024.
Chen dikenal sebagai pemimpin dengan visi inovatif. Di bawah kepemimpinannya selama lima tahun terakhir, Huayou telah menginvestasikan lebih dari 5 miliar yuan dalam riset dan pengembangan teknologi. Perusahaan juga tercatat memiliki 459 paten nasional dan 218 standar resmi, menjadikannya salah satu pelaku industri paling aktif dalam inovasi teknologi baterai.
Menurut daftar Forbes per April 2023, kekayaan bersih Chen diperkirakan mencapai US$1,3 miliar atau sekitar Rp19,5 triliun. Ia menempati posisi ke-2.133 dalam daftar orang terkaya dunia tahun itu.
Di jajaran eksekutif, terdapat juga Gao Baojun yang kini menjabat sebagai Senior Vice President Huayou Holding Group sekaligus Presiden Huayou Indonesia Nickel Industry Group.