Top 3 Islami: Tata Cara Sholat Tahajud usai Witir, Tips agar Tubuh Tidak Lemas selama Puasa Ramadhan: Penjelasa Buya Yahya - dr Zaidul Akbar

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta Ada berbagai amalan dan ibadah sunnah yang dianjurkan diperbanyak pada bulan Ramadhan. Salah satunya adalah sholat Tahajud.

Masalahnya, seringkali usai Tarawih segera melakukan sholat Witir, alias sholat penutup. Lantas, bolehkah seseorang sholat Tahajud setelah Witir dan Tarawih?

Penjelasan Buya Yahya mengenai tata cara sholat Tahajud setelah melaksanakan sholat Tarawih dan Witir di Bulan Ramadhan menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Sabtu (1/3/2025).

Artikel kedua yang juga populer yaitu tips agar tubuh tidak lemas selama puasa Ramadhan dari dr Zaidul Akbar.

Sementara, artikel ketiga yang juga menyita perhatian adalah hukum mencicipi makanan siang hari, apakah membatalkan puasa Ramadan? Simak penjelasan Buya Yahya.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

Simak Video Pilihan Ini:

Tim Gabungan Pemalang Cek Barang Kedaluwarsa Jelang Lebaran Idul Fitri 2024

1. Tata Cara Sholat Tahajud di Bulan Ramadhan, Bolehkah Dikerjakan setelah Witir? Buya Yahya Menjawab

Ramadan adalah bulan momentum meningkatkan dan memperbanyak ibadah. Pada bulan Ramadhan ini, ibadah yang dikerjakan seorang muslim akan diganjar dengan pahala yang berlipat ganda.

Pada dasarnya, ibadah-ibadah yang dilakukan di hari-hari biasa dapat diamalkan pada bulan Ramadhan. Misalnya, membaca Al-Qur’an, sedekah, atau sholat sunnah.

Salah satu sholat sunnah yang perlu ditingkatkan pengamalannya selama Ramadhan adalah Tahajud. Sayang jika waktu senggang setelah bangun tidur untuk sahur tidak dimanfaatkan dengan sholat Tahajud.

Namun yang sering menjadi pertanyaan tahunan ialah soal pelaksanaan sholat Tahajud di bulan Ramadhan setelah Witir. Sebagaimana diketahui, sholat Witir biasanya dilakukan secara beruntun setelah sholat Tarawih.

Lantas, bolehkah jika sholat Tahajud dikerjakan setelah Witir? Simak berikut penjelasan Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.

Selengkapnya baca di sini

2. Tips agar Tubuh Tidak Lemas saat Puasa dari dr Zaidul Akbar, Tak Cukup Konsumsi Kurma

Umat Islam akan melaksanakan puasa selama sebulan penuh saat Ramadhan. Puasa di bulan Ramadhan merupakan ibadah wajib. Jika ditinggalkan -misalnya karena ada udzur syar’i, maka wajib menggantinya di bulan lain sebelum memasuki Ramadhan berikutnya. 

Penting bagi muslim menjaga pola makan agar tubuh selalu sehat selama puasa Ramadhan. Termasuk juga memperhatikan asupan makanan sehingga aktivitas sehari-hari dapat dilakukan seperti biasanya.

Hal yang sering terjadi ketika berpuasa adalah tubuh lemas. Kondisi ini wajar karena seharian harus menahan diri dari makanan dan minuman. Baru kembali boleh makan dan minum ketika sudah memasuki waktu Maghrib.

Kendati demikian, tubuh yang sering lemas saat berpuasa akan mengganggu produktivitas seorang muslim. Oleh karenanya, muslim perlu mencari solusi bagaimana cara mengatasi lemas selama berpuasa.

Pakar obat herbal, dr. Zaidul Akbar membagikan tips agar tubuh tidak mudah lemas saat berpuasa. Kiat yang dibagikan dokter Zaidul Akbar adalah mengonsumsi makanan penambah tenaga saat berpuasa. 

Apa saja makanan yang direkomendasikan dr. Zaidul Akbar? Simak penjelasannya di halaman berikutnya.

Selengkapnya baca di sini

3. Mencicipi Masakan Apakah Membatalkan Puasa? Buya Yahya Beri Penjelasan Begini

Menjelang waktu berbuka puasa Ramadhan, ibu-ibu sering kali disibukkan dengan menyiapkan hidangan terbaik untuk keluarga. Salah satu hal yang kerap menjadi pertanyaan adalah apakah mencicipi masakan saat memasak bisa membatalkan puasa atau tidak.

Ulama Kharismatik KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang lebih dikenal dengan Buya Yahya, memberikan penjelasan mengenai hal ini.

"Ibu cicipi sayur biarpun satu timba tidak batal, asalkan jangan ditelan," ujar Buya Yahya dalam tayangan video di kanal YouTube @kataustadzTv.

Menurutnya, mencicipi masakan saat berpuasa diperbolehkan, selama tidak ada yang masuk ke dalam tenggorokan.

"Ibu waktu masak boleh mencicipi sayur biar tahu ini asin atau tidak, tapi ingat jangan ditelan," tambah pengasuh Ponpes Al bahjah ini.

Buya Yahya menekankan bahwa mencicipi masakan hanya boleh sampai di lidah, lalu harus segera dilepeh atau dibuang.

"Kalau ditelan, batal. Jangan salah paham," tegasnya.

Selengkapnya baca di sini

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |