Info Event - Auditorium Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran terasa lebih hidup dari biasanya pada 12 Juni 2025. Di sanalah ratusan mahasiswa berkumpul, bukan hanya untuk menyimak seminar, tetapi juga merayakan semangat wirausaha muda dalam gelaran Youthpreneur 2025. Acara tahunan yang diinisiasi oleh Departemen Ekonomi Kreatif BEM Fikom Unpad ini hadir dengan napas baru, lebih segar, lebih meriah, dan tentu saja lebih relevan.
Mengusung tema “Surf the Market: Riding the Tides of Branding and Market Positioning”, Youthpreneur 2025 menghadirkan dua sosok inspiratif dari dunia branding dan industri kreatif: Naomi Yura, pendiri brand analog photography Poser Girl, dan R. Riski Ramadhan Aris, Branding Manager dari brand lifestyle kenamaan Paddy.
Namun bukan hanya panggung seminar yang jadi pusat perhatian. Untuk pertama kalinya, Youthpreneur membuka ruang bagi para mahasiswa untuk unjuk gigi lewat mini bazar kreatif. Tenant-tenant seperti Bazaar Bizarre, Coffeeight, Barbeadsque, hingga Nailed It Nite memadati selasar auditorium dengan produk-produk mulai dari makanan, minuman, aksesoris, hingga barang preloved. Paddy pun turut serta, membuka booth DIY keychain yang tak kalah menarik.
“Bazar ini jadi bentuk konkret bahwa wirausaha tak melulu soal teori. Di sini, mahasiswa bisa langsung merasakan atmosfer jual-beli, berinteraksi dengan calon pelanggan, dan mengasah insting dagang mereka,” ujar salah satu panitia.
Cerita di Balik Brand
Dalam sesi talkshow, Naomi Yura menekankan pentingnya cerita dan komunitas dalam membangun merek. “Brand yang kuat bukan cuma soal desain, tapi soal narasi yang menyentuh,” ujarnya. Poser Girl, brand yang ia bangun dari kecintaan pada fotografi analog dan self-expression, kini menjadi komunitas bagi mereka yang ingin tampil apa adanya.
Menurut Naomi, kunci keberhasilan brand ada pada:
- Konsistensi dalam membangun narasi dan visual
- Keberanian mengambil risiko
- Kedekatan emosional dengan komunitas
- Otentisitas, bukan kesempurnaan
Ia juga membagikan tantangan sebagai pelaku industri kreatif muda: dari keterbatasan modal hingga tuntutan untuk selalu relevan. Namun dengan niat yang jujur dan nilai personal yang kuat, Naomi membuktikan bahwa brand lokal pun bisa punya tempat di hati banyak orang.
Iklan
Strategi yang Terukur
Sementara itu, Riski Ramadhan Aris mengajak peserta melihat branding dari sisi yang lebih terukur. Dari yang awalnya hanya menjual casing ponsel secara online, Paddy kini menjelma menjadi brand lifestyle yang punya experience store di berbagai kota. Dengan karakter lucu seperti Flo dan Kiko, Paddy menyasar segmen usia 15–24 tahun yang lekat dengan visual ceria dan pengalaman menyenangkan.
“Kunci dari semua ini adalah konsistensi. Kami punya visual identity yang kuat, selalu beradaptasi dengan tren, tapi tetap menjaga karakter brand,” tutur Riski.
Dengan ekspansi ke delapan flagship store dan sepuluh mini store di berbagai kota, Riski menunjukkan bahwa brand lokal juga bisa bermain di liga besar—asal tahu medan dan siapa targetnya.
Bukan Sekadar Seminar
Youthpreneur Unpad 2025 bukan sekadar forum duduk dan mencatat. Ia tumbuh menjadi ruang eksperimen dan pembuktian diri bagi wirausahawan muda. Lewat tema besar “Surf the Market”, mahasiswa diajak tidak hanya ‘mengikuti arus’ tren, tetapi belajar menungganginya—memahami pasar, memposisikan brand secara strategis, dan menciptakan sesuatu yang orisinal di tengah tren yang cepat berganti.
Karena di dunia wirausaha, yang bertahan bukan yang paling ramai, tapi yang paling dikenali dan diingat. (*)