250 Agen Mossad Minta Netanyahu Akhiri Perang Gaza

1 day ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 250 mantan pejabat badan intelijen Israel Mossad merilis petisi baru pada Minggu malam, 13 April 2025. Mereka menyerukan diakhirinya segera perang Gaza untuk memfasilitasi pembebasan semua sandera, menurut media Israel, Yedioth Ahronoth.

Petisi ini menambah gelombang perbedaan pendapat publik yang semakin meningkat di kalangan lembaga keamanan Israel. Sejak Kamis, sedikitnya enam petisi telah ditandatangani oleh para prajurit cadangan, perwira pensiunan, dan veteran dari berbagai cabang militer Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Surat tersebut, yang diprakarsai oleh mantan perwira senior Mossad Gail Shorsh, memuat tanda tangan tiga mantan kepala Mossad yaitu Danny Yatom, Ephraim Halevy dan Tamir Pardo serta puluhan kepala departemen dan wakil kepala departemen dalam lembaga tersebut," menurut harian Yedioth Ahronoth yang dilansir dari Anadolu.

Ini adalah petisi kedua dalam kurun waktu 24 jam yang ditandatangani oleh mantan atau anggota aktif pasukan keamanan Israel. Sebelumnya pada hari Minggu, sekitar 200 dokter cadangan militer aktif juga menandatangani petisi yang menuntut diakhirinya perang dan pengembalian para sandera yang ditawan di Gaza.

Pekan lalu, lebih dari 900 anggota cadangan dan pensiunan Angkatan Udara Israel juga meneken surat yang mendesak dikembalikannya tawanan di Gaza. Mereka menyatakan bahwa perang di Gaza didasari oleh kepentingan politik dan pribadi dibandingkan keamanan nasional. 

“Kelanjutan perang tidak akan memajukan tujuan perang yang telah dideklarasikan dan akan mengakibatkan kematian para sandera, tentara IDF (tentara Israel) dan warga sipil yang tidak bersalah,”  demikian bunyi surat tersebut yang dilansir dari Middle East Eye.

“Seperti yang telah terbukti di masa lalu, hanya kesepakatan yang dapat memulangkan sandera dengan aman, sementara tekanan militer terutama mengarah pada pembunuhan sandera dan membahayakan prajurit,” kata para pensiunan Angkatan Udara Israel. 

Menurut beberapa surat kabar Israel, 10 persen penandatangan adalah prajurit cadangan aktif, dengan mayoritas adalah sukarelawan, sedangkan sisanya adalah mantan atau anggota pensiunan. 

Surat itu menyerukan kepada setiap warga negara Israel untuk bergerak mengambil tindakan. "Hentikan pertempuran dan kembalikan semua sandera sekarang. Setiap hari yang berlalu menempatkan hidup mereka dalam risiko. Setiap momen keraguan tambahan adalah aib."

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menuduh para pensiunan dan prajurit cadangan Angkatan Udara sebagai kelompok pinggiran ekstremis. Para pensiunan itu mencoba menghancurkan masyarakat Israel dari dalam. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |