4 Fakta Kemenyan yang Diinginkan Luhut untuk Dihilirisasi

1 day ago 5

Selain bernilai ekonomi, kemenyan memiliki fakta menarik.

29 Mei 2025 | 15.03 WIB

Panen kemenyan di Hutan Adat Tano Batak. (FOTO/EDWARD TIGOR)

Panen kemenyan di Hutan Adat Tano Batak. (FOTO/EDWARD TIGOR)

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan ingin mendorong hilirisasi kemenyan untuk memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani kemenyan di Sumatera Utara.

Hilirisasi bukan hanya soal menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam, tetapi juga bagaimana manfaat ekonominya bisa mengalir hingga ke desa-desa tempat sumber daya tersebut berasal,” kata Luhut dikutip dari Antara, Kamis, 29 Mei 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, kemenyan merupakan komoditas yang sering terabaikan meskipun memiliki nilai besar dan dampak yang nyata bagi masyarakat, khususnya di Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan. Padahal, kata dia, kemenyan alami dari Sumatera Utara adalah yang terbaik di dunia dan sudah diekspor ke banyak negara di Asia dan Eropa.

“Resin dari pohon Styrax benzoin ini dibutuhkan di berbagai industri, seperti parfum, aromaterapi, makanan, hingga farmasi. Namun, harga yang diterima petani masih sangat rendah, padahal ekspor kemenyan kita pada 2024 mencapai 43 ribu ton dengan nilai lebih dari 52 juta dolar AS,” ujarnya.

Fakta-fakta Kemenyan

Selain bernilai ekonomi, kemenyan memiliki fakta menarik. Berikut sederet fakta tentang kemenyan yang tidak banyak orang ketahui.

1. Asal-usul Kemenyan

Dilansir dari Britannica, kemenyan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai frankincense. Kemenyan adalah resin aromatik yang berasal dari pohon-pohon genus Boswellia, terutama dari spesies Boswellia sacra, Boswellia frereana, Boswellia papyrifera, dan Boswellia serrata.

Tumbuhan ini tumbuh subur di wilayah kering dan berbatu di Timur Tengah dan Afrika Timur seperti Oman, Yaman, Somalia, serta beberapa daerah di India dan Ethiopia. Pohon Boswellia memiliki kemampuan unik untuk bertahan hidup di lingkungan yang sangat keras dan gersang, bahkan di celah-celah batu karang yang minim tanah.

2. Sejarah Penggunaan

Sejak zaman kuno, kemenyan memiliki nilai ekonomi, spiritual, dan medis yang sangat tinggi. Di era Mesir kuno, kemenyan digunakan dalam upacara keagamaan dan proses pembalseman jenazah. Dalam tradisi Yahudi, kemenyan merupakan bagian dari ramuan dupa suci yang dibakar di Bait Suci Yerusalem.

Di dalam agama Kristen, kemenyan digunakan dalam liturgi dan misa sebagai simbol doa yang naik ke surga. Bahkan dalam kisah kelahiran Yesus, kemenyan disebut sebagai salah satu persembahan dari orang Majus, menandakan statusnya yang sakral dan berharga.

Di dunia Islam, kemenyan juga digunakan dalam praktik spiritual dan budaya, seperti untuk membakar dupa di rumah atau masjid, yang dipercaya dapat membersihkan energi negatif. Bahkan hingga kini, di berbagai budaya Timur dan Afrika, kemenyan tetap menjadi elemen penting dalam ritual, pengobatan tradisional, dan acara keagamaan.

3. Proses Panen 

Dikutip dari Owlcation, proses mendapatkan resin kemenyan melibatkan teknik tradisional yang telah digunakan selama ribuan tahun. Para petani membuat sayatan kecil pada kulit batang pohon Boswellia untuk mengeluarkan getah berwarna putih susu. Getah ini kemudian mengeras karena paparan udara, membentuk kristal kecil yang disebut “tear” atau "air mata".

Proses ini bisa dilakukan beberapa kali dalam setahun, tetapi jika dilakukan secara berlebihan, pohon akan mengalami tekanan yang besar dan dapat mati. Karena itu, panen kemenyan membutuhkan keseimbangan dan kearifan lokal dalam melestarikan pohon.

4. Fungsi Relaksasi

Dalam dunia modern, kemenyan tidak hanya digunakan untuk keperluan ritual, tetapi juga telah merambah ke bidang kesehatan, kecantikan, dan aromaterapi. Minyak esensial dari resin kemenyan digunakan untuk mengurangi stres, meningkatkan konsentrasi, dan menciptakan suasana meditatif yang tenang.

Secara medis, ekstrak kemenyan mengandung senyawa anti-inflamasi dan antiseptik, sehingga sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi peradangan sendi, luka ringan, dan gangguan pernapasan.

Kandungan aktif seperti Boswellic acid bahkan telah diteliti secara ilmiah karena potensinya dalam menangani kondisi kronis seperti osteoartritis dan asma. Di industri kecantikan, kemenyan juga populer dalam krim wajah, serum, dan lotion karena kemampuannya mempercepat regenerasi kulit dan mengurangi kerutan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |