Anthony Albanese, Perdana Menteri Australia yang Mencatat Sejarah

3 hours ago 1

ANTHONY Albanese mencatat sejarah baru. Perdana Menteri Australia saat ini berhasil memperpanjang masa jabatannya setelah meraih keunggulan telak dalam pemilihan Sabtu, 3 Mei 2025. Kemenangan ini menjadikannya sebagai perdana menteri pertama dari Partai Buruh yang menjabat untuk kedua kalinya berturut-turut dalam dua dekade terakhir.

Dalam kemenangan yang menentukan, Partai Buruh mengalahkan koalisi konservatif Partai Liberal dan Partai Nasional, menandai masa pemerintahan berturut-turut yang jarang terjadi bagi partai tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Al Jazeera, beberapa orang di dalam Partai Liberal berspekulasi bahwa pengaruh Presiden AS Donald Trump - yang dijuluki "faktor Trump" - mungkin telah menentukan sentimen pemilih selama kampanye, yang menarik perhatian dunia internasional karena kekhawatiran atas perdagangan dan tarif.

Lebih dari 18 juta warga Australia memenuhi syarat untuk memberikan suara mereka dalam pemilu federal ini, yang sangat dipengaruhi oleh masalah ekonomi yang mendesak dan perdebatan kebijakan luar negeri, terutama di tengah pergeseran politik global yang dipicu oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Anadolu melaporkan.

Pemilu ini memperebutkan 190 kursi di parlemen, termasuk 150 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat dan 40 kursi di Senat. Khususnya, pemilihan ini menandai pertama kalinya pemimpin oposisi Peter Dutton, yang dikenal karena pandangan anti-Muslimnya yang kontroversial, kehilangan kursi parlemennya sendiri. 

Pada usia 62 tahun, Albanese bersumpah untuk menghormati kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh para pemilih "setiap hari" ketika ia bersiap untuk memulai masa jabatan keduanya setelah komisi pemilihan menyelesaikan hasil resmi.

Dalam pidato kemenangannya, ia menekannya pentingnya menghormati kepercayaan yang diberikan kepada partainya, dengan menyatakan, "Karena bersama-sama kita akan berbelok ke arah yang lebih baik... tanpa ada yang menahan diri dan tanpa ada yang tertinggal."

Kehidupan Awal dan Karier Politik

Anthony Albanese lahir pada 1963 dari seorang ibu tunggal keturunan Irlandia. Ia dibesarkan di perumahan umum di Camperdown, pinggiran kota di bagian barat Sydney, Albanese bersekolah di Sekolah Dasar Santo Yosef dan Sekolah Tinggi Katedral St Mary. Ia meraih gelar sarjana ekonomi dari University of Sydney, seperti dilansir Indian Express. Sebelum terjun ke dunia politik secara penuh waktu, ia sempat bekerja di Commonwealth Bank.

Albanese sering menggambarkan masa kecilnya yang dibentuk oleh tiga pengaruh besar: Gereja Katolik, tim liga rugbi South Sydney Rabbitohs, dan Partai Buruh Australia. Di masa mudanya, dia percaya bahwa ayahnya telah meninggal sebelum dia lahir, hanya untuk kemudian mengetahui bahwa dia dikandung dalam sebuah hubungan asmara singkat di kapal pesiar. Puluhan tahun kemudian, setelah ibunya meninggal dunia, ia terhubung kembali dengan ayahnya.

Perjalanan politiknya dimulai pada awal tahun 1980-an, terinspirasi oleh keterlibatan ibunya dalam Partai Buruh. Albanese memulai sebagai petugas penelitian untuk Tom Uren, seorang politisi yang menjadi mentor utamanya.

Ia memenangi pemilu pertamanya pada usia 33 tahun pada 1996. Dia terus mempertahankan kursinya, yang berpuncak pada penunjukannya sebagai perdana menteri ke-31 Australia pada Mei 2022.

Dia adalah pemimpin Partai Buruh pertama yang membentuk pemerintahan sejak 2013.

Pencapaian dan Tantangan Masa Jabatan Pertama

Naik ke tampuk kekuasaan pada 2022, Albanese berkampanye dengan janji-janji untuk memerangi perubahan iklim, membangun kembali aliansi internasional, dan memberikan bantuan ekonomi setelah pandemi COVID-19. Di awal masa jabatannya, ia memperkenalkan kebijakan iklim yang lebih ambisius dan berupaya memperbaiki hubungan diplomatik dengan Cina dan Prancis-dua keberhasilan kebijakan luar negeri yang signifikan.

Di sisi domestik, Albanese mengatasi krisis keterjangkauan perumahan di Australia dengan berjanji untuk membangun 1,2 juta rumah baru dan meluncurkan inisiatif seperti bantuan sewa, pemotongan pajak, dan potongan harga yang bertujuan untuk membantu warga Australia yang berpenghasilan rendah. Namun, para pengkritik berpendapat bahwa langkah-langkah ini tidak cukup.

Meskipun pada awalnya menikmati peringkat persetujuan yang kuat, pemerintahannya segera menghadapi tantangan yang meningkat karena inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang lambat, yang meningkatkan biaya hidup.

Kemunduran politik terbesar adalah referendum Suara Pribumi 2023, yang berusaha untuk mengakui secara konstitusional masyarakat Aborigin dan Kepulauan Selat Torres dan membentuk badan penasihat. Meskipun pemerintah tidak memimpin kampanye ini, Albanese adalah pendukung yang paling menonjol. Usulan tersebut ditolak mentah-mentah oleh para pemilih.

Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi

Albanese berhasil menstabilkan hubungan dengan Cina, mengakhiri ketegangan perdagangan selama bertahun-tahun dan membangun dialog tingkat tinggi. Dia juga memperbaiki hubungan dengan Prancis setelah pembatalan kontrak kapal selam pada masa pemerintahan Scott Morrison.

Konflik Israel-Gaza menjadi tantangan diplomatik bagi pemerintahannya. Awalnya, Albanese mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri, namun kemudian menyerukan gencatan senjata permanen dan mengakui perlunya kenegaraan Palestina setelah kekalahan Hamas. Posisi yang bernuansa ini menarik kritik dari faksi konservatif dan kelompok pro-Palestina.

Saat memulai masa jabatannya yang kedua, Albanese telah berjanji untuk memperluas Medicare dengan menggratiskan sebagian besar kunjungan dokter umum, memberikan keringanan utang mahasiswa, dan terus memajukan aksi iklim. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa tidak ada warga Australia yang tertinggal seiring dengan kemajuan bangsa.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |