DELAPAN orang ditangkap oleh Kepolisian Gyeonggi Utara (NGPPA) Korea Selatan karena diduga membuat dan menyebarkan video deepfake yang menargetkan artis naungan Hybe. “Hybe akan menanggapi secara tegas kejahatan yang melanggar hak potret dan reputasi artis kami. Kami akan terus memantau dan mengambil tindakan hukum untuk memberantas kejahatan serius semacam ini,” kata CEO Hybe Jason Jaesang Lee dikutip dari Billboard.
Kepala Distrik NGPPA Ho Seung Kim menyatakan komitmennya dalam menindaklanjuti kasus-kasus deepfake yang makin marak. Menurut dia para korban termasuk selebritas sering merasa kesulitan untuk melaporkannya. "Deepfake bentuk kejahatan serius yang dapat menghancurkan kehidupan korban," katanya.
Dikutip dari Music Business Worldwide, ditangkapnya delapan orang tersebut di tengah meningkatnya kekhawatiran di industri musik global atas maraknya materi deepfake buatan. Teknologi AI yang menggambarkan artis dan individu lain tanpa persetujuan. Pekan ini, label rekaman milik Hybe, Ador sedang meningkatkan tindakan hukum untuk melindungi NewJeans dari pelecehan daring termasuk deepfake.
Agensi Menghadapi Ancaman Deepfake
Agensi JYP Entertainment, YG Entertainment, dan Cube Entertainment baru-baru ini menyatakan perlawanan terhadap penggunaan lancung deepfake terhadap gambar artis mereka. Pada Jumat, 11 April 2025, Hybe menjelaskan melalui inisiatif anti-deepfake yang didukung oleh kepolisian bahwa perusahaan tersebut memberikan informasi tentang dugaan pelaku secara cepat.
Menurut Hybe penggemar juga berperan penting dalam penyelidikan, khususnya melalui laporan yang dikirim melalui Pusat Laporan Pelanggaran Hak Artis Hybe, saluran yang dibuat pada September 2024. "Laporan proaktif [penggemar] tentang unggahan sintetis yang mencemarkan nama baik telah berkontribusi dalam mengidentifikasi aktivitas kriminal," keterangan tertulis Hybe.
Apa Itu Deepfake?
Deepfake adalah teknologi yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat konten visual palsu, seperti video atau gambar yang sangat realistis. Istilah ini berasal dari gabungan kata deep learning dan fake. Teknologi in disalahgunakan untuk menyebarkan informasi palsu, pencemaran nama baik, dan penipuan.
Deepfake bekerja menggunakan metode Generative Adversarial Networks (GAN) yang terdiri atas generator dan discriminator. Generator membuat konten palsu. Adapun discriminator berusaha membedakan antara konten asli dan yang dipalsukan. Keduanya terus bersaing sampai hasil akhir yang sangat sulit dibedakan dari konten asli.
Rizki Dewi Ayu turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Orang Tua Anggota NewJeans Tuduh HYBE Gunakan Masalah Keluarga untuk Manipulasi Media
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini