Belum Punya Rumah, Utamakan Beli Hunian atau Hewan Kurban?

4 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Berkurban merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, pada momen Hari Raya Idul Adha 2025. Namun, bagaimana jika seseorang memiliki dana yang cukup tetapi ingin menggunakannya untuk kebutuhan mendesak seperti membeli rumah?

Hal ini menjadi pertanyaan bagi banyak umat Islam, terutama mereka yang belum mampu beribadah qurban setiap tahun.

Seorang jamaah mengajukan pertanyaan ini kepada KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya dalam sebuah kajian Al Bahjah, seperti dikutip Liputan6.com, Sabtu (17/05/2025) melalui melalui kanal YouTube @buyayahyaofficial.

Jamaah tersebut menyatakan bahwa dirinya memiliki dana yang cukup untuk berkurban namun ingin menggunakannya untuk membeli tempat tinggal. Dana yang ada belum mencukupi, karena merupakan hasil tabungan dari pekerjaan yang belum mencapai target.

Buya Yahya menanggapi pertanyaan tersebut dengan penuh kebijaksanaan dan pemahaman mendalam. Menurut Buya Yahya, yang harus dipahami pertama kali adalah hukum kurban itu sendiri. Berdasarkan pandangan jumhur ulama dari mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hambali, kurban merupakan sunnah yang sangat ditekankan. Namun, menurut mazhab Hanafi, kurban menjadi wajib bagi mereka yang mampu.

Buya Yahya menekankan bahwa qurban tidak wajib bagi orang yang tidak mampu. Bahkan, bagi yang mampu tetapi tidak melakukannya, tidak dihukumi berdosa.

Namun, hal tersebut tetap dianggap sebagai bentuk kurangnya rasa syukur. Dalam pandangan Mazhab Syafi'i, kurban termasuk ibadah sunnah yang sangat dianjurkan setiap tahun.

Buya Yahya juga meluruskan pemahaman keliru yang sering terjadi di tengah masyarakat, yakni anggapan bahwa ibadah kurban cukup dilakukan sekali seumur hidup.

Simak Video Pilihan Ini:

Banjir Lahar Dingin Gunung Lewotobi Terjang Permukiman, Warga Mengungsi ke Hutan

Jangan Salah Paham Soal Hukum Qurban

Buya Yahya menyayangkan adanya pandangan seperti itu karena setiap kali bulan haji tiba, sunnah berkurban tetap berlaku, meskipun seseorang sudah melakukannya pada tahun sebelumnya.

Buya Yahya mengkritik fenomena di kampung-kampung yang penduduknya banyak tetapi hanya sedikit yang berkurban.

Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah adanya salah paham mengenai kurban yang dianggap cukup dilakukan sekali saja. Padahal, jika pemahaman benar ditanamkan, maka ibadah kurban akan lebih merata di kalangan masyarakat.

"Jangan sampai hanya karena salah paham, sebuah kampung yang penduduknya ribuan hanya menyembelih 20 kambing," tegas Buya Yahya dalam ceramahnya.

Dalam kasus orang yang memiliki dana namun ingin menggunakannya untuk kebutuhan mendesak seperti membeli rumah, Buya Yahya menyarankan agar lebih mengutamakan kebutuhan pokok. Apabila dana yang dimiliki masih belum cukup untuk membeli rumah, maka tidak ada kewajiban kurban bagi mereka.

Meningkatnya Kesadaran Berkurban

Buya Yahya juga menambahkan bahwa dalam mazhab Hanafi sekalipun, jika seseorang tidak mampu, maka kewajiban kurban menjadi gugur. Kebutuhan rumah atau tempat tinggal dianggap lebih mendesak dan penting daripada melaksanakan ibadah kurban yang sunnah.

Selain itu, Buya Yahya juga mengingatkan agar tetap membudayakan ibadah kurban di masyarakat. Jika belum mampu berkurban lebih dari satu ekor, maka cukup satu ekor kambing sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.

Buya Yahya berharap, umat Islam dapat meningkatkan kesadaran berkurban dengan pemahaman yang benar. Dengan demikian, pada saat Hari Raya Idul Adha, umat dapat merasakan kebahagiaan bersama dengan hewan kurban yang disembelih.

Lebih lanjut, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk mempersiapkan dana kurban sejak jauh hari. Hal ini agar tidak merasa terbebani ketika mendekati waktu berkurban. Dengan perencanaan yang baik, kurban dapat terlaksana setiap tahun tanpa mengorbankan kebutuhan pokok.

Pentingnya Niat Kurban

Buya Yahya juga menyampaikan bahwa niat ikhlas dalam berkurban sangat penting. Jangan sampai kurban dilakukan hanya karena tuntutan sosial atau pamer kekayaan. Kurban yang diterima Allah SWT adalah kurban yang dilakukan dengan hati yang tulus.

Sebagai penutup, Buya Yahya mendoakan agar umat Islam diberikan kelapangan rezeki dan kemudahan dalam menjalankan ibadah kurban. Ia juga mengajak umat untuk tetap bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan.

"Semoga Allah mudahkan kita untuk terus meningkatkan kualitas ibadah, termasuk dalam hal berkurban. Jangan sampai kita terjebak dalam pemahaman keliru yang justru menghambat ibadah kita," ujar Buya Yahya.

Buya Yahya juga berpesan agar umat tidak memaksakan diri dalam berkurban jika memang tidak mampu. Mengutamakan kebutuhan pokok adalah bagian dari tanggung jawab sebagai kepala keluarga.

Dengan adanya penjelasan ini, diharapkan umat Islam dapat lebih bijak dalam memahami hukum kurban dan tidak terjebak dalam pandangan yang keliru. Kurban bukanlah beban, melainkan wujud rasa syukur kepada Allah SWT.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |