Bos Freeport Indonesia: Perbaikan Smelter Butuh US$ 120 Juta

1 day ago 6

TEMPO.CO, Banjarbaru - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan perbaikan atas kebakaran salah satu unit peleburan tembaga atau smelter Freeport Indonesia di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menghabiskan dana US$ 120 juta.

“Perbaikan smelter yang terbakar itu perbaikannya sekitar US$ 120 juta, tapi itu kan dicover oleh asuransi,” kata Tony Wenas kepada Tempo saat menghadiri Seminar Nasional Hari Lingkungan Hidup bertema 'Menata Masa Depan Mangrove Indonesia: Kolaborasi Ilmu, Aksi, dan Kebijakan untuk Mengakhiri Sampah Plastik' di kampus Universitas Lambung Mangkurat, Kota Banjarbaru, pada Senin, 2 Juni 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Smelter Freeport Indonesia mulai memproduksi katoda tembaga pada akhir Juni 2025, setelah kebakaran hebat salah satu unitnya pada Oktober 2024. Untuk tahap awal ini, menurut Tony, produksi katoda tembaga ditargetkan sebesar 40 persen. Setelah itu, Tony Wenas memproyeksikan peningkatan produksi 10 persen setiap bulan sampai akhir tahun 2025.

“Smelter di Gresik sudah mulai beroperasi lagi, sudah dua minggu yang lalu beroperasi. Smelter mulai menghasilkan katoda tembaga sekitar dua minggu lagi,” lanjut Tony Wenas.

Ia menargetkan smelter beroperasi penuh pada Desember 2025. “Mulai produksi lagi bulan Juni sebesar 40 persen, setiap bulan naik 10 persen. Di bulan November naik 20 persen, sehingga 100 persen di bulan Desember 2025,” kata Tony Wenas.

Smelter Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik, kebakaran pukul 17.45 WIB, pada Senin 14 Oktober 2024. Lokasi kebakaran berada di Fasilitas Pemisahan Gas Bersih, yang berfungsi sebagai rangkaian proses pembersihan gas buang dari zat berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2), agar udara yang dibuang bebas dari kontaminasi gas berbahaya.

“Fasilitas ini juga menyediakan gas bersih untuk proses konversi menjadi asam sulfat, mencegah korosi dan kerusakan pada peralatan akibat gas korosif,” kata Tony Wenas, dikutip dari siaran pers Freeport Indonesia pada 15 Oktober 2024.

"Secara umum, fasilitas Pemisahan Gas Bersih ini berperan penting untuk operasional yang ramah lingkungan," kata Tony Wenas.

Tony Wenas menjelaskan, pada awal 2024, Freeport Indonesia telah melakukan semua tahapan commissioning, menjalankan beberapa kali tahapan pengujian dan sudah melewati tahapan trial and error selama beberapa bulan dari mulai bulan Juni.

Ia menyebut sebagai musibah. "Kami mereview kembali seluruh proses agar tidak terulang lagi di seluruh area smelter. Kami terus bekerja sama dengan Chiyoda sebagai Engineering, Procurement and Construction Contractor untuk mereview semua hal secara detil dengan melibatkan para ahli baik dari Freeport Indonesia, Freeport-McMoRan dan beberapa konsultan kami," kata Tony Wenas.

Kebakaran ini terjadi beberapa pekan setelah Presiden Joko Widodo meresmikan smelter Freeport Indonesia pada Senin, 23 September 2024. Freeport Indonesia merogoh duit Rp 56 triliun untuk membangun smelter di Gresik tersebut. Pabrik bakal mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga dari Papua. Hasilnya 900 ribu ton katoda tembaga, dan kurang lebih 50 ton emas dan 210 ton perak.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |