Liputan6.com, Jakarta - Sholawat bukan sekadar ucapan, tetapi tanda cinta kepada Rasulullah. Seseorang yang bisa bersholawat adalah orang yang mendapatkan karunia besar dari Allah.
Pendakwah KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya mengatakan, bahwa tidak semua orang memiliki keistimewaan untuk bersholawat. Ada orang yang lisannya ringan untuk bersholawat, dan ada juga yang tidak pernah mengucapkannya.
"Orang yang bersholawat atau tidak, itu juga pilihan Allah. Kalau memang ada cinta di hatinya kepada Rasulullah, Allah akan menggiring lisannya untuk bersholawat sebanyak-banyaknya," ujar Buya Yahya dalam ceramahnya.
Sholawat menjadi bukti nyata kecintaan kepada Nabi Muhammad. Tanpa cinta, seseorang tidak akan terbiasa mengucapkan sholawat dalam kesehariannya.
Dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @suasvideos, Buya Yahya mengajak setiap Muslim untuk introspeksi. Seberapa sering seseorang membaca sholawat dalam sehari?
"Jangan hanya mengaku cinta Nabi. Berapa kali Anda membaca sholawat? Teman Anda bisa 1.000 kali, Anda berapa kali? Teman Anda bisa 5.000 kali, Anda berapa kali?" tanyanya.
Setiap manusia diberikan waktu yang sama, yakni 24 jam sehari. Namun, perbedaan terletak pada bagaimana seseorang mengisi waktunya.
Terlebih kini adalah bulan Ramadhan, di mana umat Islam memperbanyak amal dan ibadah, termasuk sholat.
Simak Video Pilihan Ini:
Detik-Detik Pembubaran Paksa Demo Tolak Omnibus Law di Alun-alun Purwokerto
Anjuran Baca Sholawat, Dalam Sehari Baca Segini
Menurut Buya Yahya, orang yang benar-benar mencintai Rasulullah pasti akan meluangkan waktu untuk bersholawat. Tidak ada alasan untuk melupakan amalan yang begitu istimewa ini.
Sebagai solusi, ia menyarankan agar setiap Muslim membiasakan diri membaca sholawat setiap saat. Minimal 300 kali sehari.
Salah satu cara agar tidak lupa adalah dengan menggunakan tasbih atau alat pencetan tasbih digital. Dengan begitu, seseorang akan lebih mudah menghitung dan membiasakan diri dalam bersholawat.
"Biasakan dengan Nabi, dikit-dikit sholawat," pesannya.
Sholawat bukan hanya bentuk cinta, tetapi juga merupakan karunia dari Allah. Jika Allah tidak memberikan izin, seseorang tidak akan mampu bersholawat.
"Ini masalah sholawat saja karunia Allah. Orang bisa bersholawat itu pilihan Allah. Kalau Allah tidak sayang, tidak bisa bersholawat dia," tambahnya.
Buya Yahya menegaskan bahwa sholawat memiliki nilai yang mahal. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk menjadikan sholawat sebagai bagian dari hidupnya.
Orang yang merasa sulit untuk bersholawat harus mulai bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia benar-benar mencintai Rasulullah?
Sering Bersholawat Semakin Dekat dengan Nabi
Semakin sering seseorang bersholawat, semakin dekat pula hatinya dengan Nabi Muhammad.
Sholawat juga menjadi amalan yang mudah dilakukan di berbagai keadaan, baik dalam perjalanan, saat bekerja, maupun dalam waktu senggang.
Selain itu, sholawat menjadi bentuk penghormatan kepada Rasulullah yang selalu mengingat umatnya dalam setiap doa.
Allah sendiri telah memerintahkan umat Islam untuk bersholawat kepada Nabi. Bahkan, Allah dan para malaikat pun bersholawat kepadanya.
Maka, siapa pun yang ingin mendapatkan syafaat Rasulullah di akhirat kelak harus membiasakan sholawat dalam kehidupannya.
"Jangan sampai seharian berlalu tanpa bersholawat. Pastikan setiap harinya diisi dengan sholawat kepada Rasulullah," pesan Buya Yahya.
Sholawat adalah amalan ringan di lisan, tetapi berat pahalanya di sisi Allah. Orang yang membiasakan diri bersholawat akan mendapatkan ketenangan dan keberkahan dalam hidupnya.
Mengakhiri ceramahnya, Buya Yahya mengajak semua Muslim untuk menjadikan sholawat sebagai kebiasaan yang tidak terlewatkan setiap harinya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul