TEMPO.CO, Jakarta - Produsen baterai kendaraan listrik asal Cina, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) ditargetkan memulai produksinya di Indonesia paling lambat Maret 2026. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan bahwa CATL sudah memiliki offtaker atau pembeli hasil produksi yang berasal dari Eropa dan Amerika Serikat
Investasi CATL menurut Yuliot berlanjut di Indonesia dengan kapasitas sebesar 15 GWh dan produksi perdana pada 2026 memiliki kapasitas separuh dari yang disepakati. “Ini tahap pertama sudah mendapatkan persetujuan (dari Pemerintah China) 7,5 GWh,” kata Yuliot seperti dikutip dari Antara, Ahad, 18 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, dana investasi untuk produksi 7,5 GWh selanjutnya didapat lewat penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Sehingga nantinya, kapasitas total 15 GWh bisa direalisasikan.
Yuliot juga mengungkapkan CATL sudah memiliki offtaker atau pembeli hasil produksi yang berasal dari Eropa dan Amerika Serikat. Namun CATL belum bisa menyampaikan siapa vendor yang akan menyerap produksi baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) tersebut.
Pernyataan Yuliot disampaikan seusai pertemuan antara Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dengan Menteri BUMN Erick Thohir yang membahas rencana kerja sama CATL dan Indonesia Battery Corporation (IBC) membangun pabrik sel baterai di Indonesia. Perjumpaan tersebut diunggah di akun instagram resmi Erick pada 14 Mei 2025.
Turut hadir dalam pertemuan itu Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Indonesia Todotua Pasaribu, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria, beserta para Direksi BUMN. Ada pula Representative of the Chairman CATL for Resource Affairs (CATL) Li Changdong. “Kerja sama ini merupakan upaya pemerintah untuk mengembangkan industri kendaraan listrik (EV) dan energi terbarukan di Indonesia serta menjadikan Indonesia sebagai pusat global untuk kendaraan listrik di Asia Tenggara,” tulis Erick di akun instagram @erickthohir.