Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah ruas tol mengalami peningkatan volume kendaraan saat mudik menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025. Pihak kepolisian pun memberlakukan rekayasa lalu linta yakni contraflow dan sistem satu arah atau one way untuk mengurai kepadatan.
Misalnya saja seperti yang dilakukan di ruas Tol Jakarta-Cikampek pada Sabtu (29/3/2025). PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) memberlakukan contraflow 1 lajur KM 36-KM 70 arah Cikampek Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada pukul 12.05 WIB.
Sementara sistem one way juga diterapkan beberapa kali untuk mengatasi kepadatan arus kendaraan di daerah rawan macet yang menjadi jalur mudik wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Jumat 28 Maret 2025. Meski sering diterapkan, masih banyak pemudik yang belum memahami perbedaan mendasar di antara keduanya.
Padahal, mengetahui perbedaan ini dapat membantu pengendara dalam merencanakan perjalanan dengan lebih baik serta meningkatkan keselamatan di jalan. Lalu, apa saja perbedaan antara sistem contraflow dan one way?
Sistem Contraflow
Dilansir dari Antara, contraflow merupakan sistem rekayasa lalu lintas yang memungkinkan kendaraan melaju berlawanan arah dari arus normalnya di jalur tertentu. Dengan sistem ini, sebagian ruas jalan yang biasanya digunakan untuk satu arah dialihkan sementara agar dapat dilewati kendaraan dari arah sebaliknya.
Misalnya, jalur yang umumnya mengarah dari utara ke selatan bisa dibuka untuk kendaraan yang bergerak dari selatan ke utara dalam kondisi tertentu. Penerapan contraflow umumnya didukung dengan rambu lalu lintas serta pengawasan langsung dari petugas di lapangan guna memastikan kelancaran dan keamanan pengendara.
Sistem Satu Arah atau One way
Sedangkan sistem one way yaitu mengatur lalu lintas dengan membatasi kendaraan hanya bergerak dalam satu arah tanpa adanya kemungkinan belok atau berputar balik ke arah yang berlawanan di ruas jalan yang telah ditentukan.
Sistem ini bisa diterapkan secara sementara pada waktu-waktu tertentu, terutama saat terjadi lonjakan kenaikan kendaraan, atau diterapkan secara permanen di beberapa ruas jalan guna menjaga kelancaran arus lalu lintas dan mencegah kemacetan, khususnya di titik-titik rawan kepadatan seperti persimpangan.
Perbedaan Contraflow dan One Way
Perbedaan antara sistem one way dan contraflow terletak pada cara penggunaan jalur, pengaturan arus kendaraan, tujuan penerapan, serta durasi dan tanda yang digunakan.
1. Penggunaan jalur jalan
One way menerapkan seluruh ruas jalan untuk kendaraan yang bergerak dalam satu arah, sehingga kendaraan dari arah berlawanan harus mencari rute alternatif.
Contraflow hanya menambah kapasitas jalur yang padat dengan mengambil sebagian ruas jalan dari arah sebaliknya tanpa menutup akses bagi kendaraan yang datang dari arah berlawanan.
2. Tujuan penerapan
One way bertujuan untuk meningkatkan efisiensi lalu lintas, terutama di jalur yang sering mengalami kepadatan tinggi. Contraflow digunakan sebagai solusi darurat untuk mengurai kemacetan atau mengakomodasi kondisi khusus, seperti saat ada perbaikan jalan.
3. Durasi dan waktu penetapan
Sistem one way umumnya dirancang berdasarkan analisis lalu lintas dan diberlakukan dalam jangka waktu yang lebih panjang, bahkan bisa bersifat permanen di beberapa ruas jalan.
Sementara itu, contraflow lebih bersifat situasional dan dapat diterapkan secara mendadak menyesuaikan dengan kondisi kepadatan di lapangan.
4. Tanda dan pengaturan di lapangan
One way ditandai dengan rambu-rambu permanen, seperti larangan masuk atau larangan berbelok, sehingga pengendara dapat dengan mudah mengidentifikasi aturan yang berlaku.
Contraflow memerlukan pengaturan lebih intensif dengan penanda sementara, seperti traffic cone, serta pengawasan langsung dari petugas untuk memastikan kelancaran arus kendaraan.
5. Manajemen lalu lintas
One way diterapkan dengan pendekatan proaktif untuk memastikan arus kendaraan bergerak dalam satu arah yang sama guna meningkatkan efisiensi lalu lintas.
Contraflow lebih bersifat reaktif, karena penyesuaiannya dilakukan berdasarkan kondisi lalu lintas yang terjadi secara real-time.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email [email protected].
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.