Deretan Bantahan OCI soal Eksploitasi Pemain Sirkus

2 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Oriental Circus Indonesia (OCI) dan Taman Safari Indonesia (TSI) menjadi sorotan karena diduga melakukan eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap mantan pemain sirkus. Tindakan tersebut dibongkar sejumlah mantan pekerja OCI saat mengadukan permasalahan tersebut ke Kementerian HAM.

Pemilik OCI dan TSI, Jansen Manansang, membantah tudingan eksploitasi dan kekerasan terhadap para pemain sirkus era 1970-1980-an. Dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi III DPR RI, Senin, 21 April 2025, Jansen meminta masalah ini dilihat dari berbagai sisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya mau klarifikasi dulu, tidak sepihak karena kita sekarang dirugikan dengan berita di media yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” kata Jansen di Gedung DPR RI.

Sebelumnya, delapan mantan pekerja sirkus OCI mengadukan tindakan kekerasan, perbudakan, dan eksploitasi anak yang diduga dilakukan oleh para pemilik OCI dan Taman Safari Indonesia sejak tahun 1970-an. 

Mereka menceritakan kronologi dugaan eksploitasi saat dipekerjakan sejak masih anak-anak. Mereka mengaku menerima berbagai bentuk penyiksaan, seperti dipukul, disetrum, dipisahkan dari anaknya, dipaksa bekerja dalam kondisi kurang sehat, hingga dipaksa makan kotoran hewan.

Menanggapi kabar tersebut, pihak OCI dan TSI memberikan sejumlah bantahan atas tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Lebih lanjut, berikut sejumlah poin bantahan dari pihak OCI dan TSI soal eksploitasi pekerja sirkus.

OCI Klaim Tanggung Jawab saat Pemain Sirkus Ida Kecelakaan Kerja

Pada kesempatan itu, Jansen membawa dua contoh kasus yang menurutnya menunjukkan OCI telah bertanggung jawab terhadap para pemain sirkus. Salah satunya menyangkut eks pemain sirkus bernama Ida yang mengalami kecelakaan kerja. Ia mengklaim, OCI langsung membawa Ida ke Rumah Sakit Sumber Waras untuk menjalani operasi.

“Saya sendiri sakit juga pinggang, saya main akrobat, Pak. Namun kami punya bukti waktu jatuh kami langsung pakai pesawat Garuda. Pada tanggal itu juga dibawa ke Rumah Sakit Sumber Waras. Ada juga buktinya, itu operasi Rp 39 juta, tentu berat sekali,” turur Jansen.

Sementara itu, kuasa hukum para eks pemain sirkus menyatakan Ida dipulangkan ke orang tua tanpa diberi santunan setelah dianggap tidak berguna karena cacat. “Ida dikembalikan ke orang tua setelah cacat, satu rupiah pun tak ada santunan,” ucap Muhammad Soleh.

Bantah Lakukan Kekerasan

Komisaris Taman Safari Indonesia sekaligus anak pendiri OCI dan adik Jansen Manansang, Tony Sumampau, telah menyangkal terjadinya bentuk kekerasan seperti pemukulan, penyetruman, dan pemisahan ibu dengan anak. 

Ia mengatakan hanya terjadi kekerasan dalam bentuk pukulan menggunakan rotan. Hal itu ia gambarkan sebagai hal “biasa” dan bentuk “pendisiplinan”. “Pemukulan biasa itu ada aja. Tapi kalau dengan alat, dengan besi, nggak mungkin lah,” ujar kepada sejumlah awak media di bilangan Melawai, Jakarta Selatan, Kamis, 17 April 2025.

Ia membenarkan dahulu OCI tidak membayar upah para anak pekerja sirkus, melainkan hanya memberi mereka uang saku. Meski begitu, dia mengatakan bahwa pihaknya telah menjamin semua kebutuhan pemain sirkus anak seperti pakaian, kebutuhan medis, dan uang saku tiap pekan untuk belanja keperluan lain.

Klaim Kirim Pemain Sirkus Cilik ke Sekolah

Masalah pendidikan formal, Tony Sumampau mengatakan pihaknya mengirimkan beberapa pemain sirkus cilik ke bangku sekolah formal. Hal ini dikatakan Tony untuk menanggapi tuduhan Butet terkait tidak dipenuhinya hak atas pendidikan para pemain sirkus cilik.

Tony juga mengatakan bahwa Butet memakan bukan salah satu anak yang dikirim ke sekolah. Menurutnya, hal itu karena Butet sudah terlebih dulu berhenti sebagai pemain sirkus di sana. “Ya, kan sudah keluar, jadi nggak bisa (disekolahkan),” kata dia.

Sebut Kabar Eksploitasi Mengada-ada

Sebelumnya, Tony menyebut kabar eksploitasi mantan pekerja OCI tersebut sebagai hal yang mengada-ada. “Apa yang disampaikan sama sekali mengada-ada,” ucap Tony ketika dihubungi melalui pesan singkat WhatsApp, Selasa, 15 April 2025.

Tony menjelaskan, OCI dan Taman Safari Indonesia merupakan dua badan hukum yang berbeda, sehingga tidak bisa disebut sama. Isu tersebut, lanjut dia, juga pernah mencuat pada 1997 dan ditangani oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), yang kala itu dipimpin Ali Said. 

Lebih jauh, Tony mengaku pernah dihubungi orang dengan tuduhan eksploitasi pekerja itu dan dimintai sejumlah imbalan. Menurut dia, apa yang disampaikan eks pekerja tidak berdasar dan tidak masuk akal. 


Intan Setiawanty berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |