Saat Umat Katolik Mengenang Paus Fransiskus di Kedubes Vatikan

2 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Selasa pagi, di pelataran Kedutaan Besar Vatikan di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Menuq, 53 tahun, berdiri dengan mata sembap. Produser iklan televisi ini datang seorang diri untuk berdoa seraya mengenang sosok yang baginya bukan hanya pemimpin umat Katolik, tapi figur kemanusiaan universal: Paus Fransiskus.

"Secara pribadi, saya sangat sedih. Saya merasa punya ikatan spiritual sejak beliau datang ke Jakarta," ujar Menuq saat ditemui Tempo, Selasa, 22 April 2025. Ia mengenakan pakaian sederhana dan memegang rosario kecil di tangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menuq, warga Cirendeu, Tangerang Selatan, telah mengikuti lebih dekat perjalanan Paus sejak kunjungannya ke Jakarta pada September tahun lalu. Menurut dia, kehadiran Paus yang tetap menyapa umat meski dalam kondisi sakit menunjukkan ketulusan dan kekuatan spiritual yang besar. Ia menyebut Paus sebagai teladan kerendahan hati dan dedikasi yang melampaui sekat agama. "Timing beliau berpulang itu luar biasa. Saya tidak akan heran kalau beberapa tahun lagi beliau dikanonisasi jadi santo," ujar perempuan yang berkarya di industri kreatif periklanan.

Menuq juga sempat mengikuti misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) saat kunjungan Paus. Ia menyebut momen itu sebagai salah satu pengalaman paling emosional dalam hidupnya. “Saya berdiri dekat pagar. Tidak bisa bersalaman memang, tapi rasanya dekat sekali,” ujarnya. “Bahkan melihat beliau dari kejauhan saja, sudah cukup memberi kekuatan.”

Ia juga pernah menulis tentang kunjungan Paus ke Katedral Jakarta dan menyebut keterlibatan sahabat Paus, Jose Maria, dalam mendirikan lembaga pendidikan di Indonesia sebagai hal yang menginspirasi. “Itu bukan sekadar acara keagamaan, tapi misi kemanusiaan yang nyata,” katanya.

Bagi Menuq, sosok Paus adalah jembatan antariman yang mampu menyentuh semua kalangan. “Saya rasa, siapa pun yang punya hati nurani akan merasa kehilangan. Bukan soal Katolik atau bukan. Ini soal kemanusiaan.”

Di bawah langit Jakarta yang mendung, doa-doa lirih Menuq menggema di halaman kedutaan. Tak ada liturgi formal, tak ada misa. Hanya seorang umat, seutas rosario, dan kerinduan akan seorang pemimpin yang telah kembali ke Rumah Bapa.

Sejak Selasa pagi, suasana di Nunsiatura Apostolik atau Duta Besar Vatikan di Jl. Medan Merdeka Timur dipadati oleh warga yang datang silih berganti dalam antrean tertib dan penuh hormat. Mereka mengenakan pakaian duka, sebagian membawa lilin, rosario atau mengenakan kaus bergambar Paus Fransiskus, menciptakan suasana khusyuk di tengah keramaian yang terkendali.

Sebagai bagian dari penghormatan terakhir, Nunsiatura membuka kesempatan untuk menyampaikan doa dan dukacita pada 22-24 April 2025, dengan jadwal khusus yang diatur demi menjaga kenyamanan dan ketertiban. Puncaknya, Misa Arwah akan dipersembahkan oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, pada Kamis, 24 April di Gereja Katedral Jakarta pukul 18.00 WIB.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |