Elon Musk Pamitan ke Trump dengan Mata Lebam, Diisukan Narkoba

1 day ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Miliarder Elon Musk berpamitan kepada Presiden Donald Trump di Ruang Oval pada Jumat, 30 Mei 2025. Ia muncul dengan mata lebam hingga memunculkan isu tentang penyalahgunaan narkoba. Saat berpamitan, Elon Musk bersumpah untuk tetap menjadi teman dan penasihat Trump.

Elon Musk mengenakan kaus oblong hitam dengan tulisan “Dogefather” berwarna putih dan topi bisbol DOGE berwarna hitam. Ia mengatakan bahwa sebagian besar dari satu triliun dolar yang dihematnya akan membutuhkan waktu untuk membuahkan hasil. “Saya berharap dapat terus menjadi teman dan penasihat presiden,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyak orang yang lebih tertarik pada memar hitam pekat di sekitar mata kanan Musk. Spekulasi tentang penyebab mata hitam Elon Musk semakin kuat. Pada Jumat, The New York Times menuduh bahwa Elon Musk menggunakan begitu banyak obat ketamin pada kampanye 2024 hingga ia mengalami masalah kandung kemih.

Namun Elon Musk membantah. Taipan SpaceX dan Tesla itu mengatakan bahwa penyebab mata lebamnya karena putranya yang masih kecil.

"Saya hanya bercanda dengan si kecil X, dan saya berkata, 'Silakan, pukul saya di wajah,'" kata Musk yang berusia 53 tahun. "Dan dia melakukannya. Ternyata bahkan anak berusia lima tahun yang meninju wajah Anda sebenarnya," ujar Musk, sebelum berhenti bicara, seperti dilansir dari Al Arabiya.

Elon Musk menghindari pertanyaan tentang tuduhan narkoba.

The New York Times mengatakan Musk, donor terbesar untuk kampanye pemilihan Trump tahun 2024, juga mengonsumsi ekstasi dan jamur psikoaktif serta bepergian dengan kotak pil tahun lalu. Elon Musk malah membelokan soal tersebut.

"Apakah itu publikasi yang sama yang mendapat Penghargaan Pulitzer karena pelaporan palsu tentang Russiagate?" kata Musk. Ia merujuk pada klaim bahwa kampanye pemilihan Trump tahun 2016 berkolusi dengan Moskow. "Mari kita lanjutkan. Oke. Pertanyaan berikutnya."

Kemudian pada hari itu, ketika seorang reporter bertanya kepada Trump apakah dia mengetahui penggunaan narkoba rutin oleh Elon Musk. Trump hanya menjawab, “Tidak. Saya pikir Elon adalah pria yang fantastis,” kata Trump.

Gedung Putih sebelumnya telah mengecilkan laporan tersebut. “Narkoba yang kami khawatirkan adalah narkoba yang melintasi perbatasan selatan dari Meksiko," kata Wakil Kepala Staf Trump, Stephen Miller, yang istrinya bekerja untuk Musk.

Elon Musk sebelumnya telah mengakui mengonsumsi ketamin. Ia mengatakan bahwa ia diresepkan obat tersebut untuk mengobati kondisi pikiran negatif. Ia menyatakan bahwa penggunaan obat tersebut menguntungkan pekerjaannya.

Musk meninggalkan pemerintahan Trump dalam keadaan tertekan. Ia mengaku kecewa terhadap perannya dan mengkritik rencana pengeluaran presiden dari Partai Republik itu.

Saat berpamitan, Trump mengatakan memuji layanan luar biasa Elon Musk. Trump bersikeras bahwa Musk "benar-benar tidak akan pergi" setelah empat bulan penuh gejolak. Selama empat bulan terakhir, Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) memangkas puluhan ribu pekerjaan, menutup seluruh lembaga, dan memangkas bantuan asing.

"Dia akan maju mundur," kata Trump. Ia memuji taipan teknologi tersebut atas apa yang disebutnya sebagai program reformasi pemerintah yang paling menyeluruh dan berdampak dalam beberapa generasi.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |