Liputan6.com, Jakarta -- Human Pneumometavirus (HMPV) adalah virus yang sudah lama ada di dunia, meskipun namanya masih asing bagi banyak orang. Virus tersebut belakangan ini menjadi sorotan karena menjadi salah satu pemicu radang pernafasan.
Dr. RA. Adaninggar Primadia Nariswari, Spesialis Penyakit Dalam, menjelaskan bahwa virus ini pertama kali ditemukan di Belanda pada tahun 2001. Namun, berdasarkan penelitian serologi, antibodi terhadap HMPV sudah ada jauh sebelum penemuannya, menandakan bahwa virus ini telah beredar selama puluhan tahun.
“Jadi HMPV ini adalah suatu infeksi virus, virus Human Pneumometavirus, yang menyebabkan infeksi saluran pernafasan bisa atas, bisa bawah. Kalau atas itu ISPA, infeksi saluran pernafasan atas, misalnya pilek-pilek kayak gitu, atau infeksi saluran pernafasan bawah, atau pneumonia,” kata Spesialis Penyakit Dalam, dr. RA. Adaninggar Primadia Nariswari dalam Virtual Class Liputan6.com, Jum’at (31/1/2025).
Gejala dan Kelompok Rentan
HMPV merupakan virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan, baik bagian atas seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang ditandai dengan gejala pilek, maupun infeksi saluran pernapasan bawah seperti pneumonia yang lebih serius.
Menurut Dr. Adaninggar, virus ini umumnya tidak berbahaya bagi orang yang sehat, tetapi dapat menjadi serius bagi kelompok rentan, seperti:
1. Anak-anak, terutama yang memiliki penyakit bawaan.
2. Lansia, yang sistem imunnya melemah seiring usia.
3. Penderita penyakit kronis, seperti diabetes atau hipertensi, yang daya tahan tubuhnya lebih rendah.
Pada kelompok ini, infeksi HMPV bisa berkembang menjadi komplikasi berat seperti pneumonia atau bronchiolitis, bahkan berujung pada kematian.
Pola Penularan dan Kesamaan dengan Flu
Dr. Adaninggar menjelaskan bahwa HMPV menular seperti flu, melalui droplet dari batuk atau bersin. Flu sendiri bukanlah nama penyakit spesifik, melainkan kumpulan gejala seperti batuk, pilek, demam, nyeri otot, dan kelelahan. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari virus seperti rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV), coronavirus, hingga bakteri seperti Mycoplasma pneumoniae.
Karena gejala HMPV mirip dengan flu lainnya, sulit membedakan penyakit ini tanpa pemeriksaan laboratorium. Saat ini, rumah sakit sudah memiliki tes multiplex PCR, yang dapat mendeteksi berbagai virus sekaligus dalam satu kali pemeriksaan.
Dampak HMPV pada Anak-anak
Selain menyebabkan infeksi paru, HMPV juga berpotensi menimbulkan komplikasi serius pada anak-anak, seperti meningitis atau encefalitis (radang otak). Risiko ini lebih besar pada anak dengan daya tahan tubuh lemah, misalnya yang menderita kanker, diabetes, atau menjalani pengobatan imunosupresif.
Namun, Dr. Adaninggar menegaskan bahwa virus apa pun, termasuk HMPV, dapat menyebar ke berbagai organ jika sistem kekebalan tubuh tidak mampu melawannya. Inilah yang menyebabkan komplikasi berat, termasuk gangguan otak, yang lebih sulit ditangani dan memiliki tingkat fatalitas lebih tinggi.
Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Saat terkena infeksi virus, pengobatan utama bukanlah obat khusus, melainkan bagaimana tubuh kita melawan virus secara alami. Dr. RA. Adaninggar Primadia Nariswari, Spesialis Penyakit Dalam, menegaskan bahwa daya tahan tubuh yang kuat menjadi faktor utama dalam proses penyembuhan.
Agar tubuh mampu melawan virus dengan efektif, ada beberapa langkah yang harus dilakukan:
1. Istirahat yang cukup, karena tidur yang berkualitas membantu tubuh memulihkan diri.
2. Konsumsi air putih yang cukup, untuk menjaga hidrasi dan membantu proses pemulihan.
3. Makan makanan bergizi, yang kaya akan vitamin dan mineral untuk memperkuat sistem imun.
4. Melakukan aktivitas fisik ringan, jika kondisi tubuh memungkinkan, guna menjaga kebugaran.
5. Mengonsumsi suplemen vitamin, terutama vitamin C dan vitamin D dosis tinggi, untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email [email protected].
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.