TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto telah mengusulkan dua bakal calon Wakil Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (DK LPS) ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Nama-nama tersebut tertuang dalam surat dengan nomor R28/Pres/05/2025 tertanggal 20 Mei 2025.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir dalam rapat paripurna, Senin, 27 Mei 2025. “R28/Pres/05/2025 tanggal 20 Mei 2025 hal calon anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan,” kata Adies.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan salinan surat yang dilihat Tempo, dua nama calon Wakil Ketua DK LPS adalah Doddy Zulverdi dan Farid Azhar Nasution. Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun membenarkan dua nama itu.
Misbakhun mengatakan bahwa uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test para calon belum dijadwalkan. “Menunggu masa sidang,” ucapnya kepada Tempo, pada Kamis, 29 Mei 2025.
Lantas, seperti apa sosok Doddy Zulverdi dan Farid Azhar Nasution?
Profil Doddy Zulverdi
Melansir laman resmi Bank Indonesia (BI), Doddy Zulverdi merupakan Direktur Eksekutif - Kepala Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola BI. Dia lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 1969.
Doddy menyelesaikan studi jenjang sarjana (S1) bidang Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di Universitas Padjadjaran (Unpad) pada 1991. Dia lalu melanjutkan pendidikan di Columbia University, Amerika Serikat, dan meraih gelar master (S2) di bidang Economics Policy Management pada 1997.
Doddy mengawali kariernya di BI sejak 1993. Di bank sentral Indonesia itu, dia pernah bertugas sebagai Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (2015-2018), Kepala Departemen Internasional (2018-2022), Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sumatera Utara (2022-2023), dan Kepala KPwBI Provinsi Jawa Timur (2023).
Profil Farid Azhar Nasution
Sementara itu, Farid Azhar Nasution merupakan Anggota Badan Supervisi LPS yang menjabat sejak Desember 2023. Dilihat dari akun LinkedIn pribadinya, dia menempuh pendidikan Diploma Akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (sekarang Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara atau PKN STAN) dan tamat pada 1992.
Farid juga menamatkan studi Postgraduate Diploma di Universitas Prasetiya Mulya pada 2004 dan S2 di bidang manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) University pada 2016. Dia juga mengikuti Program Eksekutif di London Business School sebanyak dua kali pada bidang Merger dan Akuisisi (2017) serta Keuangan Perusahaan Lanjutan (2018).
Farid memulai perjalanan kariernya sebagai Auditor di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada 1992-1995. Dia juga pernah bekerja sebagai Konsultan Pajak dan Manajemen di KPMG Indonesia (1995-1999), serta Manajer Keuangan di dentsu Indonesia (1996-1999).
Farid juga pernah bergabung dengan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia atau Indonesia Financial Group (IFG) sebagai Manajer - Pengawas Anak Perusahaan (2000-2004), Asisten Wakil Presiden - Pengawas Anak Perusahaan (2004-2006), Asisten Wakil Presiden - Pendapatan Tetap (2006-2012), dan Kepala Bersama Pasar Modal Utang (2012-2014).
Di LPS, Farid sempat menjadi Kepala Divisi Investasi (2014-2017), Direktur Perbendaharaan (2017-2020), dan Direktur Hubungan Internasional (2020). Dia juga pernah memegang jabatan Direktur Keuangan dan Investasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) (2020-2021), Direktur Keuangan dan Investasi IFG Life (2021-2022), serta Anggota Komite Audit & GCG PT Bina Karya (Persero) (2023-2024).
Farid tercatat pernah berperan sebagai Direktur Konsultasi dan Operasional Kelembagaan di Henan Asset Management pada 2022-2024, serta sebagai Penasihat Senior sejak 2024 hingga sekarang. Dia juga masih menjabat sebagai Anggota Komite GCG Terpadu IFG sejak 2024.