Kapuspen Klaim Tak Ada Warga Sipil yang Jadi Korban dalam Operasi TNI Menghadapi OPM

8 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi mengklaim tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dari warga sipil dalam operasi penindakan militer di Distrik Sugapa dan Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Menurut dia, seluruh korban merupakan milisi dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"18 korban itu OPM semua dan sudah terkonfirmasi," kata Kristomei dalam keterangannya pada Senin, 19 Mei 2025. Namun, ia tidak menjelaskan rinci ihwal hasil identifikasi terhadap belasan jasad yang disebut dari OPM itu.

Sementara keterangan OPM menyebut hanya ada tiga milisinya yang menjadi korban tewas dalam operasi penindakan tersebut. Menurut Kristomei, bantahan OPM itu dilakukan untuk memutarbalikkan fakta.

"Saat OPM tertembak, mereka akan bilang itu masyarakat sipil. Saat mereka membunuh tenaga kesehatan dan guru yang memang masyarakat sipil dibilang sebagai anggota TNI," ujar jenderal bintang dua itu.

Kristomei mengatakan, penyebaran hoaks itu bagian dari propaganda yang kerap dilakukan OPM. Tujuannya, ujar dia, untuk menakut-nakuti serta mengintimidasi masyarakat.

"Supaya masyarakat takut untuk ke kebun, bekerja, dan meninggalkan kampungnya," ucap dia.

Adapun operasi penindakan TNI dilakukan di lima kampung yang ada di Distrik Sugapa dan Hitadipa pada Rabu dinihari, 14 Mei 2025. Lima kampung itu di antaranya Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba.

Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengklaim, hanya tiga anggota OPM yang tewas dalam operasi militer itu. Tiga orang dari kelompok separatis yang tewas dalam operasi TNI itu ialah Gus Kogoya, Notopinus Lawiya, dan Kanis Kogoya. Sementara dua anggota lainnya, Tinus Wonda dan Ndundu Mirip mengalami luka-luka.

Menurut Sebby, jumlah korban akibat operasi militer di Distrik Sugapa memang berjumlah 18 orang. Namun, kata dia, mayoritas berasal dari masyarakat sipil.

Dia mengatakan, ada tiga warga yang tewas akibat operasi penindakan militer tersebut. Menurut Sebby, ketiga korban tewas itu diculik oleh aparat militer pada dini hari.

Selain itu, menurut dia, ada enam warga sipil lainnya yang juga diculik militer. Namun, ujar dia, keenam warga itu melarikan diri dari pos militer ke hutan. Empat warga lainnya juga mengalami luka-luka akibat terkena tembakan dalam operasi penindakan TNI di Distrik Sugapa. Salah satu korban luka ialah seorang anak-anak.

Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) melaporkan adanya tiga warga sipil yang menjadi korban dalam kontak senjata antara personel TNI dan OPM. Kepala Biro Papua PGI Pendeta Ronald Rischard menyebutkan ketiga korban tersebut adalah Evangelis Elisa Wandagau, Mono Tapamina, dan Kepala Desa Hitadipa, Ruben Wandagau.

Informasi data korban ini diperoleh dari jaringan Gereja Kemah Injil yang berada di sekitar lokasi kejadian. Meski demikian, Ronald mengaku belum bisa memastikan apakah ketiga korban sipil itu termasuk dalam daftar 18 orang yang sebelumnya diklaim tewas oleh TNI dalam operasi militer tersebut.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |