TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap Komisaris Utama PT Inti Alasindo Energy Arso Sadewo pada Selasa, 22 April 2025. Juru bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan pemeriksaan tersebut terkait dugaan tindak pidana korupsi kerja sama jual beli gas antara PT IAE dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN).
"KPK menjadwalkan pemeriksaan dugaan tindak pidana korupsi terkait kerja sama jual beli gas antara PT PGN dan PT IAE," ujar Tessa dalam keterangan tertulis pada Selasa, 22 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tessa mengatakan pemeriksaan akan dilaksanakan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan. Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan dua tersangka, yaitu mantan Komisaris PT Inti Alasindo Energy (IAE) Iswan Ibrahim dan Direktur PT PGN Danny Praditya.
Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu mengatakan lembaganya menjerat kedua tersangka dengan Pasal 2 ayat 1 dan/atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
"Dilakukan penahanan terhadap tersangka ISW dan tersangka DP di cabang rumah tahanan dari Rumah Tahanan Negara Kelas 1 Jakarta Timur selama 20 hari terhitung mulai tanggal 11 April 2025 sampai dengan tanggal 30 April 2025," kata Asep di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Pusat, Jumat, 11 April 2025.
KPK menduga kasus ini menyebabkan kerugian negara sebesar US$ 15 juta atau setara Rp 252,2 miliar. Kasus ini bermula pada Agustus 2017, ketika Danny menawarkan ke sejumlah trader gas menjadi local distributor company (LDC) untuk perusahaannya. PT Isar Gas, induk dari PT IAE, menjadi salah satu trader gas tersebut. Iswan Ibrahim juga merangkap sebagai Direktur Utama PT Isar Gas.
"Melakukan paparan kepada beberapa trader gas, antara lain PT Isar Gas, guna menawari trader-trader gas tersebut untuk menjadi local distributor company (LDC) PT PGN," kata Asep.
KPK juga telah memeriksa sebanyak 75 orang sebagai saksi pada kasus tersebut. Dia mengatakan instansinya turut menyita barang bukti berupa dokumen, barang bukti elektronik, serta uang sebesar US$ 1 juta.
"Telah dilakukan penggeledahan atas delapan lokasi rumah atau kantor atau ruang atau pekarangan atau tempat tertutup lainnya," kata Asep.
M. Raihan Muzzaki berkontribusi dalam tulisan ini.