LG Batal Investasi Baterai EV, Ini Respons Pemerintah dan Asosiasi

8 hours ago 4

GOOTO.COM, Jakarta - LG Energy Solution (LGES) membatalkan investasi baterai kendaraan listrik mereka senilai 11 triliun won atau sekitar Rp 129 triliun di Indonesia pada Jumat, 18 April 2025.

Iklan

Menanggapi hal tersebut, Presiden Prabowo Subianto tidak ambil pusing dengan hengkangnya LG dari Indonesia dan mengatakan akan ada investasi besar serupa di Tanah Air ke depannya.

"Ya, pasti ada. Tunggu saja. Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah," kata Prabowo di Istana Merdeka, Selasa, 22 April 2025.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa mundurnya LG dari investasi baterai kendaraan listrik di Indonesia tidak memengaruhi proyek kendaraan listrik di Tanah Air.

Dia menilai, batalnya investasi perusahaan asal Korea Selatan tersebut tidak mengubah kerangka dasar proyek, melainkan hanya menyesuaikan mitra investasi dalam struktur joint venture (JV).

"Secara konsep, pembangunan dari Grand Package ini tidak ada yang berubah. Infrastruktur dan rencana produksi tetap sesuai dengan peta jalan awal," kata Bahlil, dikutip dari Tempo.co pada hari ini, Kamis, 24 April 2025.

Asosiasi pun mengatakan hal senada dengan pemerintah. Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mengatakan bahwa pembatalan investasi itu merupakan kebijakan internal perusahaan dengan memperhitungan berbagai faktor.

Dia menegaskan bahwa mundurnya LG dari investasi di Indonesia ini tidak memengaruhi industri kendaraan listrik di Tanah Air secara keseluruhan. 

"Secara keseluruhan di Indonesia tidak (terpengaruh), mungkin justru malah ada yang senang. Ini kan berkaitan dengan persaingan bisnis, mungkin ada pabrikan yang senang karena (LG) tidak jadi masuk, yang akhirnya mengurangi persaingan," kata Moeldoko di Jakarta, Selasa, 22 April 2025.

Namun, menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo) Fathul Nugroho, mundurnya LG dari investasi di Indonesia menjadi pengingat bagi Indonesia untuk tidak bergantung pada satu mitra investasi. Dia menekankan pentingnya memperkuat kebijakan hilirisasi dan memperluas kerja sama strategis dengan negara mitra lainnya.

"Keputusan LGES mundur dari Proyek Titan ini menjadi pengingat bahwa Indonesia tak boleh bergantung pada satu mitra. Daya tawar dan kebijakan hilirisasi harus diperkuat dengan kemandirian investasi dari dalam negeri dan menggandeng negara mitra lainnya seperti AS dan Eropa," ujar Fathul, dikutip dari Tempo.co.

Menurut Fathul, batalnya investasi LG ini tidak hanya menghambat target produksi baterai kendaraan listrik dalam negeti, tetapi juga berpotensi menunda transfer teknologi strategis. Sebab menurut dia, kemampuan mengolah prekursor dan katoda sebagai elemen kunci dalam meningkatkan nilai tambah mineral nasional.

Selain itu, Fathul juga menuturkan bahwa mundurnya LG dari Indonesia bisa memengaruhi persepsi investor asing terhadap Indonesia, yang saat ini harus bersaing dengan Thailand dan Vietnam dalam menarik investasi di sektor kendaraan listrik. Kemudian, berbagai kebijakan di Amerika Serikat juga turut menjadi faktor pengalihan investasi karena menawarkan insentif besar kepada produsen baterai di wilayah mereka.

"Ini menggeser peta persaingan global. Oleh karena itu, Kementerian Investasi dan Hilirisasi bersama Satgas Hilirisasi perlu memperkuat diplomasi ekonomi dengan negara-negara target, serta menyiapkan infrastruktur pendukung yang kompetitif," kata Fathul.

Pilihan Editor: Mobil Cina Serbu Indonesia, Mercedes-Benz: Kami Tak Anggap sebagai Pesaing

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |