Mengenal Diego Garcia Pulau Terpencil di Samudra Hindia Pangkalan Militer Amerika

7 hours ago 2

AMERIKA Serikat mengirimkan enam pesawat pengebom siluman B-2 ke Diego Garcia pulau terpencil di Samudra Hindia. Pulau ini dikenal sebagai pangkalan militer Amerika. Dikutip dari Times of India, citra satelit dari Planet Labs pada Selasa, 1 April 2025 menunjukkan pesawat-pesawat B-2 yang mencakup 30 persen dari total armada pengebom siluman militer Amerika tersebut berada di landasan pangkalan udara. Dalam gambar itu terlihat pula pesawat tanker, pesawat kargo, serta hanggar yang kemungkinan menyembunyikan pesawat lainnya.

Tentang Pulau Diego Garcia

Dikutip dari situs web Britannica, Diego Garcia pulau paling selatan di Kepulauan Chagos, yang terletak di tengah Samudra Hindia dan termasuk dalam Wilayah Samudra Hindia Britania. Atol ini memiliki luas sekitar 44 kilometer persegi terdiri atas pulau kecil berbentuk huruf V yang dikelilingi pasir dengan panjang sekitar 24 kilometer dan lebar maksimal sekitar 11 kilometer. 

Pulau yang berjarak sekitar 3.862 kilometer dari garis pantai selatan Iran ini pertama kali ditemukan oleh bangsa Portugis pada awal abad ke-16. Diego Garcia menjadi wilayah yang bergantung dengan Mauritius  negara kepulauan di Samudra Hindia yang dulunya merupakan koloni Inggris. Pada 1965, Diego Garcia dipisahkan dari Mauritius dan dimasukkan ke dalam Wilayah Samudra Hindia Britania yang baru dibentuk.

Selama bertahun-tahun kegiatan ekonomi di pulau ini adalah produksi kopra. Pada awal 1970-an seluruh pekerja perkebunan beserta keluarganya dipindahkan. Adapun sebagian besar ke Mauritius. Sebagian kecil lainnya ke Seychelles negara kepulauan kecil lainnya di Samudra Hindia. Pemindahan ini dilakukan untuk memberi ruang bagi pembangunan fasilitas militer Amerika Serikat berdasarkan kesepakatan dengan Inggris.

Pangkalan militer mulai berkembang pada akhir 1970-an hingga 1980-an sebagai pusat dukungan udara dan angkatan laut. Namun, pembangunan tersebut memicu protes dari negara-negara di sekitar Samudra Hindia yang ingin menjaga kawasan tersebut tetap bebas dari militer. Pada akhirnya, Diego Garcia menjadi area peluncuran berbagai operasi militer udara, termasuk selama Perang Teluk (1990–1991), serangan yang dipimpin Amerika ke Afghanistan (2001), dan tahap awal Perang Irak pada  2003.

Pada akhir 1990-an, penduduk Kepulauan Chagos, termasuk Diego Garcia mengajukan gugatan untuk mendapat kembali haku ntuk memiliki tanah kelahiran mereka. Pada 2000, pengadilan Inggris memutuskan bahwa peraturan pada 1971 yang melarang mereka tinggal di pulau-pulau tersebut adalah tidak sah. Meski begitu, para pejabat Amerika Serikat dan Inggris menentang rencana pemulangan tersebut dan hingga 2006, pengadilan tetap mempertahankan keputusannya.

Setahun kemudian, pemerintah Inggris kalah di pengdilan banding. Meski begitu, mereka menyatakan akan mengajukan banding ke House of Lords. Pada tahun berikutnya, mayoritas dari lima hakim di panel Law Lords memutuskan untuk menolak gugatan para penduduk Chagos, meskipun pemerintah menyatakan penyesalan atas pengusiran yang terjadi di masa lalu.

Pada 2017, Majelis Umum PBB meminta Mahkamah Internasional (ICJ) untuk meninjau proses dekolonisasi Mauritius, terutama pemisahan Kepulauan Chagos dari wilayahnya, telah dilakukan secara sah, serta apa dampak dari kekuasaan Inggris atas kepulauan tersebut.

Putusan ICJ yang keluar pada Februari 2019 menyatakan bahwa proses dekolonisasi tersebut tidak sah dan merekomendasikan agar Inggris segera mengembalikan Kepulauan Chagos kepada Mauritius. Meskipun bersifat tidak mengikat, keputusan ini tetap memberi pengaruh.

Sampai sekarang tidak ada penduduk tetap yang tercatat di Diego Garcia. Namun, sekitar 4 ribu militer dan sipil dari Amerika Serikat dan Inggris ditempatkan di pulau tersebut.

Pilihan Editor: Misi Cina untuk ASEAN Kecam Kebijakan Tarif Trump

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |