Prangko Bertema Khusus Jadi Tradisi Lebaran dan Idul Adha di Kanada

7 hours ago 4

Liputan6.com, Edmonton - Idul Fitri atau Lebaran adalah perayaan dari masa puasa Ramadan yang berlangsung selama 30 hari.

Tradisi Lebaran di setiap negara pun berbeda-beda. Di Kanada, salah satunya adalah dengan meluncurkan prangko edisi khusus.

Canada Post merilis prangko edisi khusus untuk memperingati dua hari raya besar dalam Islam, Idul Fitri dan Idul Adha.

Prangko Idul Fitri dan Idul Adha ini merupakan edisi ketujuh yang diterbitkan oleh Canada Post untuk memperingati hari raya umat Muslim. Adapun tradisi perayaan hari raya umat Muslim itu di Kanada melibatkan berbagai tradisi, seperti shalat berjamaah, jamuan keluarga, pemberian hadiah, serta kegiatan amal yang bisa berlangsung selama beberapa hari.

Edisi perangko ini dirancang oleh Kristine Do dengan ilustrasi oleh Kit Craven dan fotografi dari Maya Visnyei. Dicetak oleh Colour Innovations, edisi ini mencakup buklet berisi enam perangko dengan Permanent™ domestic rate stamps dan Official First Day Cover yang dibatalkan di Edmonton, Alberta.

Mengutip dari laman newswire.ca pada Sabtu (15/3/2025), Canada Post juga diketahui secara rutin menerbitkan prangko untuk merayakan peristiwa penting bagi masyarakat multikultural di Kanada, seperti Diwali, Hanukkah, dan Natal. Jadi tak hanya edisi Idul Fitri dan Idul Adha saja.

Pada prangko edisi Idul Fitri dan Idul Adha, menampilkan desain sajadah yang melambangkan hubungan erat antara masyarakat Muslim dan non-Muslim di Kanada, serta kolaborasi lintas agama yang berperan dalam pembangunan masjid pertama di negara tersebut. 

Desain ini tidak hanya menggambarkan sejarah panjang interaksi antara kedua komunitas, tetapi juga mencerminkan nilai kebersamaan dan penghormatan terhadap keberagaman budaya di Kanada.

Sajadah yang diabadikan dalam prangko ini pertama kali dibuat pada tahun 2016 sebagai bagian dari proyek The Green Room, sebuah program pendukung pemuda yang dijalankan oleh organisasi nirlaba IslamicFamily di Edmonton.

Desainnya merupakan hasil kerja sama antara seniman Métis lokal, Kit Craven, dan perajin Muslim, Noor Iqbal. Proses pembuatannya melibatkan penelitian dan wawancara dengan tetua Pribumi serta keturunan para pemukim Muslim awal di Kanada.

Desain sajadah itu menggambarkan keindahan lanskap serta musim yang beragam di Alberta. Di bagian tengahnya, terdapat lengkungan dan pohon pinus lodgepole, yang tidak hanya menjadi simbol penting bagi tempat tinggal pribumi tetapi juga mengingatkan pada pohon cemara yang umum di tanah air para pemukiman Muslim.

Ditenun menggunakan wol, pewarna, dan bahan-bahan lokal lainnya, sajadah ini mencerminkan sejarah budaya dan geografi wilayah tersebut. Lebih dari sekadar karya seni, sajadah ini melambangkan persatuan dan multikulturalisme di Wilayah Perjanjian 6, yang mencakup Edmonton. 

Simbol ini juga mengingatkan akan hubungan erat antara komunitas pribumi dan Muslim yang berkontribusi pada berdirinya Masjid Al-Rashid pada tahun 1938, menjadikannya masjid pertama di Kanada. Masjid Al-Rashid merupakan bukti nyata dari tekad, ketahanan, serta kerja sama antara Muslim dan non-Muslim di Edmonton. Lebih dari sekadar tempat ibadah, masjid ini menjadi simbol persatuan dan keberagaman yang telah lama menjadi bagian dari sejarah Kanada. Warisan sejarah inilah yang menjadi inspirasi dalam penciptaan sajadah yang kini diabadikan dalam prangko edisi khusus ini.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |