Respons atas Pertemuan Prabowo dan Megawati di Peringatan Hari Lahir Pancasila

1 day ago 6

KETUA Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menghadiri peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, Senin, 2 Juni 2025. Upacara di kawasan kantor Kementerian Luar Negeri itu dipimpin Presiden Prabowo Subianto.

Putri Presiden Pertama RI Sukarno ini datang langsung dalam acara pemerintah itu. Sehari sebelumnya, Megawati hadir secara daring dalam peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar oleh PDIP di halaman parkir Masjid At Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Ahad pagi, 1 Juni 2025.

Politikus PDIP, Guntur Romli, mengatakan kehadiran Megawati dalam peringatan Hari Lahir Pancasila itu adalah sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP). Guntur menepis ada makna politis dalam kehadiran Megawati tersebut.

Guntur mengatakan kehadiran Megawati di Gedung Pancasila untuk terus memperkuat Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa. Menurutnya, hari lahir Pancasila merupakan momen penting sebagai kelahiran dasar negara yang disampaikan oleh Bung Karno pada sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan pada 1 Juni 1945.

“Ini sangat mendasar, jauh dari masalah politik praktis. Apalagi soal peta koalisi,” kata Guntur melalui pesan pendek pada Senin, 2 Juni 2025.

Mantan politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini mengatakan Megawati dan Prabowo tentu bertemu dalam acara tersebut. “Terkait pertemuan khusus, kami belum ada informasi,” ujarnya.

Dalam acara tersebut, Prabowo terlihat berjalan bersama Megawati menuju beranda depan Gedung Pancasila. Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengikuti keduanya dari belakang sebelum upacara.

Kehadiran Megawati dan pertemuannya dengan Prabowo di acara tersebut mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan.

Pertemuan Prabowo dan Megawati Penuh Kekeluargaan

Ketua MPR Ahmad Muzani mengatakan suasana pertemuan Prabowo dan Megawati berlangsung penuh kekeluargaan. Keduanya bertemu di ruang tunggu Gedung Pancasila, Kemlu, sebelum upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di lapangan Kemlu dimulai.

“Suasana pertemuan di antara Presiden Prabowo dan Presiden Kelima Republik Indonesia Ibu Megawati Soekarnoputri berlangsung sangat akrab. Penuh kekeluargaan dan saling banyak bercanda,” kata Muzani dalam keterangannya kepada media setelah menghadiri upacara, Senin, 2 Juni 2025, seperti dikutip dari Antara.

Muzani yang berada di ruang tunggu yang sama menjadi saksi pertemuan itu. Dia bercerita Prabowo dan Megawati saling berbisik, sehingga dia tidak mengetahui isi pembicaraan itu. Namun dia menekankan keakraban dan kekeluargaan sangat terlihat ketika Prabowo dan Megawati bertemu.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra itu merasa bersyukur para pemimpin bangsa tersebut saling bertegur sapa, bersalaman, dan berdiskusi.

“Keakraban, kekeluargaan penuh mewarnai dan menjadi pemandangan di depan mata kami. Sekarang itu kami bersyukur, bergembira, dan bersenang karena pemimpin-pemimpin bangsa semuanya saling tegur sapa, saling bersalaman, dan saling ngobrol,” kata Muzani.

Upaya untuk Merawat Hubungan Baik

Sekjen Partai Golkar Muhammad Sarmuji menilai pertemuan Prabowo dan Megawati adalah upaya merawat hubungan baik. Menurut dia, pertemuan antara sesama tokoh yang pernah menjadi presiden adalah hal yang bagus.

“Bagus dong. Selain ini adalah peringatan penting," kata Sarmuji saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Dia pun berharap pertemuan Prabowo dan Megawati bisa kembali terjadi dengan kehadiran presiden terdahulu lainnya, yakni Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). “Kalau itu terjadi, Indonesia jadi tambah asrep (sejuk),” kata Ketua Fraksi Golkar DPR itu.

Pertemuan Prabowo dan Megawati Gambarkan Persatuan

Adapun Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menilai pertemuan Prabowo dan Megawati menggambarkan persatuan sesuai dengan sila ketiga Pancasila. Dia menuturkan pertemuan tersebut sudah lama dinantikan oleh publik. Apalagi, kedua tokoh tersebut bertemu dalam momen perayaan Hari Lahir Pancasila.

“Saya kira mudah-mudahan ini adalah sebuah isyarat yang baik untuk persatuan bangsa, untuk komitmen melaksanakan seluruh butir-butir Pancasila,” kata Hidayat saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menuturkan momen Prabowo yang berjalan beriringan dengan Megawati dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila itu adalah bukti Prabowo mengedepankan persatuan sebagai kekuatan bangsa.

Dia mengatakan semangat yang dibawa Prabowo itu adalah hal baik di tengah kekhawatiran publik terhadap situasi global yang penuh konflik. Hidayat juga menilai situasi Indonesia saat ini memerlukan semangat kebersamaan.

Selain itu, kata dia, kehadiran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam acara yang juga dihadiri Megawati akan menyelesaikan beragam spekulasi dinamika hubungan politik yang terjadi akhir-akhir ini.

Menurut dia, pertemuan kedua sosok itu juga betul-betul merupakan sikap kenegarawanan untuk bisa menghadirkan Indonesia yang lebih solid di masa depan.

Momen Pertemuan Prabowo, Gibran, dan Megawati Cairkan Suasana Politik

Sementara itu, dosen ilmu politik Universitas Islam Negeri Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan pertemuan Prabowo, Mega, dan Gibran itu adalah momen langka. “Minimal ini bisa mencairkan suasana politik yang ada, khususnya Mega dan Gibran. Kalau Prabowo dan Mega sebenarnya sohib lama,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Senin.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) itu menuturkan salah satu faktor penting yang bisa mempersatukan Gibran dan Megawati adalah Prabowo. Dia mengatakan Hari Lahir Pancasila juga memuat nilai persatuan. 

“Semua elite bisa bersatu di Hari Pancasila,” katanya. Adi memberi contoh kehadiran mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, yang belakangan menyuarakan pencopotan Gibran, menjadi tanda persatuan lain dalam acara tersebut.

Daniel Ahmad Fajri, Eka Yudha Saputra, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Sikap Politikus Senayan soal Peluang Hubungan Diplomatik dengan Israel

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |