Revisi Strategi Nasional Penanggulangan Dengue Perlu Fokus pada Pemberdayaan Masyarakat

1 day ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengapresiasi adanya diskusi lintas sektor yang tujuannya untuk memformulasikan Strategi Nasional Penanganan Dengue yang baru. “Revisi Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue menjadi langkah krusial untuk mencapai target nol kematian akibat dengue pada 2030," katanya dalam keternagan pers pada akhir Mei 2025. 

Menurutnya, diskusi tersebut mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk merumuskan strategi baru yang lebih responsif dan relevan terhadap tantangan saat ini. Strategi Nasional (Stranas) Dengue 2021–2025 telah menjadi landasan awal, namun kini perlu diperbarui dengan mempertimbangkan perkembangan lapangan. Beberapa perkembangan itu mulai dari penguatan kapasitas deteksi dini, respons cepat, dan manajemen kejadian luar biasa, hingga pemanfaatan pendekatan inovatif seperti vaksinasi dan teknologi wolbachia. "Kami juga mengamati bahwa beban dengue di masyarakat kemungkinan masih lebih besar daripada yang tercatat dalam sistem," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dante menambahkan, perlu adanya penguatan sistem surveilans yang lebih terpadu dan terkini menjadi bagian penting dari strategi ke depan. "Kami meyakini bahwa hanya melalui sinergi lintas sektor—pemerintah, DPR, akademisi, organisasi masyarakat, dan swasta—kita dapat menciptakan strategi yang lebih komprehensif, berkelanjutan, dan berdampak nyata. Kementerian Kesehatan selalu terbuka terhadap kolaborasi dan masukan konstruktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Bersama, mari kita percepat langkah menuju Indonesia bebas kematian akibat dengue,” katanya. 

Sebelumnya, Kaukus Kesehatan DPR bersama Kementerian Kesehatan didukung oleh Bio Farma, PT Takeda Innovative Medicines, dan World Mosquito Program, menyelenggarakan High Level Focus Group Discussion (FGD) dan peluncuran Presidium Kaukus Kesehatan DPR RI Periode 2026-2030, dalam rangka memperkuat sinergi lintas sektor untuk menanggulangi dengue sebagai ancaman kesehatan masyarakat nasional. Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif Koalisi Bersama Lawan Dengue (KOBAR Lawan Dengue) yang bertujuan mempercepat pencapaian target nol kematian akibat dengue di Indonesia pada tahun 2030.

Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal mengatakan timnya akan memperkuat kebijakan kesehatan nasional melalui pembentukan Presidium Kaukus Kesehatan. “Kehadiran presidium ini merupakan wujud nyata komitmen legislatif dalam mendorong agenda kesehatan prioritas nasional. Dalam konteks darurat dengue yang saat ini dihadapi Indonesia, sinergi lintas sektor menjadi keniscayaan,” ujar Cucun, sapaan akrabnya.

Data Kementerian Kesehatan mencatat 257.271 kasus dengue dengan 1.461 kematian pada tahun 2024. Bahkan hingga 16 Mei 2025, telah tercatat 56.269 kasus dan 250 kematian yang tersebar di 456 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan penularan dengue telah menjangkau lebih dari 87 persen wilayah Indonesia.

FGD  ini turut menggarisbawahi urgensi revisi Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (Stranas Dengue) guna menghadirkan kebijakan yang lebih adaptif dan responsif terhadap perkembangan situasi terkini. 

Beberapa rekomendasi utama yang mengemuka dalam FGD ini antara lain:

1. Penyusunan Stranas Dengue 2026–2030 yang inklusif dan berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui budaya 3M Plus dan pendekatan lintas sektor.
2. Pengusulan penerbitan Instruksi Presiden tentang Pengendalian Dengue sebagai dasar hukum untuk memperkuat kepemimpinan lintas sektor.
3. Reformasi sistem surveilans dan deteksi dini berbasis pelaporan real-time, pemanfaatan AI, dan integrasi data SATUSEHAT.
4. Penguatan layanan primer melalui pemerataan alat diagnostik cepat dan pendekatan Public-Private Mix (PPM).
5. Percepatan akses vaksinasi dan teknologi Wolbachia melalui kebijakan berbasis bukti.
6. Pembentukan dana khusus dan skema blended financing untuk mendukung pengendalian berkelanjutan.
7. Optimalisasi peran KOBAR sebagai penggerak advokasi dan kolaborasi lintas sektor.

FGD ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Putih Sari; Koordinator Presidium Kaukus Kesehatan DPR RI, Netty Prasetiyani Heryawan; perwakilan lintas kementerian dan lembaga; organisasi profesi; mitra swasta; serta unsur masyarakat sipil.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, mengingatkan bahwa dengue merupakan ancaman sepanjang tahun yang dapat menyerang siapa saja—tanpa memandang usia, tempat tinggal, maupun gaya hidup. Karena itu, pendekatan pencegahan yang komprehensif, berkelanjutan, dan inklusif menjadi semakin penting. "Kami menyambut baik inisiatif seperti KOBAR Lawan Dengue yang mendorong sinergi lintas sektor dalam membangun strategi pencegahan dengue yang lebih kuat. Upaya bersama seperti ini sangat penting untuk mempercepat pencapaian target nol kematian akibat dengue di Indonesia," kata Andreas yang mendukung penuh upaya pencegahan dengue di Indonesia. 

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bio Farma, Shadiq Akasya, menambahkan bahwa KOBAR mencerminkan semangat gotong royong dalam penanggulangan dengue. Shadiq melihat KOBAR Lawan Dengue sebagai langkah penting dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk bersama-sama menghadapi tantangan dengue di Indonesia. Inisiatif ini mencerminkan semangat gotong royong yang sangat dibutuhkan untuk menciptakan dampak nyata bagi kesehatan masyarakat. "Bio Farma berkomitmen untuk terus menjadi mitra aktif dalam mendukung upaya pencegahan dan pengendalian dengue—mulai dari peningkatan edukasi masyarakat hingga mendorong adopsi berbagai inovasi pencegahan yang relevan. Kami percaya bahwa kerja bersama seperti inilah yang akan mempercepat tercapainya target nol kematian akibat dengue pada tahun 2030,” katanya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |