Rupiah Diprediksi Kembali Melemah Hari Ini

6 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah diprediksi akan melemah di rentang Rp 16.870 hingga Rp 16.930 per Dolar Amerika Serikat pada Jumat, 25 April 2025. Pada perdagangan Kamis sore kemarin, rupiah ditutup melemah 1 poin di level Rp 16.872,5 per Dolar AS.

“Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah,” kata Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 April 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,7 persen pada 2025 dan 2026. Angka ini menurun dari proyeksi pada Januari 2025 yaitu sebesar 5,1 persen. “Proyeksi ini tertuang dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2025 yang menganalisa dampak penyesuaian tarif Amerika Serikat,” kata Ibrahim. 

Angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak berbeda jauh dari negara Asia berkembang lainnya. Malaysia, misalnya, diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 4,1 persen pada 2025 dan 3,8 persen pada 2026. Kemudian Vietnam diprediksi mengalami pertumbuhan sebesar 5,2 persen pada 2025 dan 4,0 persen pada 2026. 

Sementara itu, ekonomi Tiongkok diprediksi tumbuh sebesar 4 persen pada 2025 dan 2026.Tidak hanya Indonesia, penerapan tarif resiprokal AS juga berdampak secara global. “Pertumbuhan ekonomi global pada 2025 diprediksi turun menjadi 2,8 persen dari proyeksi Januari 2025 yaitu 3,3 persen,” kata Ibrahim. 

Selain peningkatan tarif, meningkatnya ketidakpastian kebijakan juga memiliki peran besar dalam proyeksi ekonomi. Jika terus berlanjut, meningkatnya tensi perdagangan dan ketidakpastian akan memperlambat pertumbuhan ekonomi secara signifikan.

Sedangkan, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7-5,5 persen. Sampai dengan triwulan I 2025, kata Ibrahim, ekonomi tergolong bagus. “Tapi ke depan, dinamika-dinamika itu perlu diantisipasi lebih baik. Oleh karena itu, BI berkomitmen memperkuat dan menyempurnakan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial,” kata Ibrahim. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |