Salat Idul Adha Dilaksanakan pada Pagi Hari Tanggal 6 Juni 2025 untuk Muhammadiyah

5 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Adha 1446 H menurut Muhammadiyah jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Salat Idul Adha akan dilaksanakan pada pagi hari. Penetapan ini berdasarkan metode hisab yang digunakan Muhammadiyah. Keputusan ini penting bagi umat Islam di Indonesia, khususnya bagi anggota Muhammadiyah, untuk mempersiapkan ibadah kurban dan kegiatan lainnya.

Pemerintah juga memprediksi tanggal yang sama, tetapi penetapan resmi masih menunggu hasil sidang isbat. Meskipun ada perbedaan metode penetapan, baik Muhammadiyah maupun pemerintah sepakat Idul Adha 2025 dirayakan pada 6 Juni 2025. Tanggal ini bertepatan dengan libur nasional dan cuti bersama, sehingga ada libur panjang empat hari (6-9 Juni 2025).

Bagi yang mengikuti penetapan Muhammadiyah, dapat mempersiapkan hewan kurban, mengatur waktu cuti, dan mempersiapkan berbagai hal lainnya. Namun, penting untuk tetap menunggu pengumuman resmi pemerintah melalui sidang isbat bagi yang menunggu ketetapan resmi pemerintah.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Rabu (14/5/2025).

Menyambut Idul Adha, klub sepakbola asal Inggris, Blackburn Rovers, kembali mengizinkan warga muslim di Inggris untuk menggelar sholat Idul Adha di stadion mereka, Ewood Park.

Salat Idul Adha Dilaksanakan pada Pagi Hari Tanggal 6 Juni 2025 untuk Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan salat Idul Adha dilaksanakan pada pagi hari tanggal 6 Juni 2025. Penetapan ini berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang menunjukkan 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. 

Dengan demikian, Idul Adha (10 Zulhijjah) jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. salat Idul Adha dilaksanakan pada pagi hari tanggal tersebut. Informasi ini disampaikan melalui Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2025.

Salat Idul Adha dianjurkan untuk dilaksanakan lebih awal setelah matahari terbit. Rasulullah SAW sendiri mengajarkan untuk menyegerakan sholat Idul Adha agar memperluas waktu untuk menyembelih hewan kurban. Di Indonesia, khususnya Jakarta, sholat Idul Adha umumnya dilaksanakan sekitar pukul 06.30 WIB. Hal ini sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Menyegerakan sholat Idul Adha memungkinkan umat Islam untuk segera melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Ketentuan waktu sholat Idul Adha ini penting dipahami agar ibadah yang dilakukan sah dan sesuai dengan syariat, dilansir dari buku Panduan Shalat Sunah & Shalat Khusus oleh Dr. Sa'id bin Ali bin Wahaf Al-Qahthani.

Metode hisab yang digunakan Muhammadiyah merupakan perhitungan astronomis posisi bulan dan matahari tanpa memerlukan pengamatan langsung (rukyat). Hal ini berbeda dengan metode yang digunakan pemerintah yang mempertimbangkan baik hisab maupun rukyat.

Keputusan Muhammadiyah ini penting bagi umat Islam yang mengikuti organisasi tersebut. Mereka dapat mempersiapkan diri dengan lebih matang, baik dari segi spiritual maupun praktis. Penetapan ini juga memberikan gambaran awal mengenai jadwal libur dan cuti bersama yang akan diumumkan pemerintah.

Prediksi Salat Idul Adha 2025 Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama (Kemenag), memprediksi Idul Adha 1446 H jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Prediksi ini mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025, di mana 1 Zulhijah diperkirakan bertepatan dengan Rabu, 28 Mei 2025. Oleh karena itu, 10 Zulhijjah atau Idul Adha diproyeksikan pada 6 Juni 2025.

Muhammadiyah telah menetapkan Idul Adha pada tanggal yang sama, yaitu 6 Juni 2025, berdasarkan metode hisab. Penetapan ini telah diumumkan melalui maklumat resmi.

Nahdlatul Ulama (NU), yang menggunakan metode rukyat, akan menetapkan tanggal Idul Adha setelah pengamatan hilal. Hasil pengamatan hilal akan dipertimbangkan dalam menentukan tanggal pasti Idul Adha.

Berikut rinciannya:

  1. Kementerian Agama memprediksi Idul Adha 2025 pada 6 Juni 2025.
  2. Muhammadiyah menetapkan Idul Adha 2025 pada 6 Juni 2025.
  3. NU memprediksi Idul Adha 2025 pada 6 Juni 2025, menunggu konfirmasi sidang isbat.
  4. Penetapan resmi menunggu hasil sidang isbat pemerintah.

Meskipun terdapat prediksi yang sama dari berbagai pihak, penetapan resmi pemerintah masih menunggu hasil sidang isbat. Sidang isbat akan mempertimbangkan hasil rukyatul hilal dan hisab untuk menentukan tanggal Idul Adha secara resmi.

Perbedaan metode perhitungan antara hisab dan rukyat seringkali menyebabkan perbedaan penetapan tanggal Idul Adha. Metode hisab menggunakan perhitungan astronomis, sementara rukyat mengandalkan pengamatan langsung hilal. Meskipun demikian, tujuan utama dari kedua metode tersebut adalah untuk memastikan umat Islam dapat merayakan Idul Adha dengan khusyuk dan khidmat.

Sunnah-Sunnah Salat Idul Adha dan Penjelasannya

Berikut beberapa amalan sunah sebelum dan sesudah Salat Idul Adha yang dianjurkan untuk dijalankan. Amalan-amalan ini menambah keutamaan dan pahala ibadah Idul Adha. Mengutip buku Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah oleh Hanif Luthfi, Lc., MA (2019: 21))

  1. Mandi Sebelum Salat Idul Adha: Mandi sebelum salat Idul Adha merupakan amalan sunah untuk menyucikan diri sebelum beribadah. Nawaitul ghusla liyaumi 'iidil Adha sunnatan lillahi ta'ala. (Artinya: “Saya niat mandi pada hari raya Idul Adha sunnah karena Allah Ta’ala.”)

    Membersihkan diri secara fisik juga mencerminkan kesiapan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan mandi, kita merasa lebih segar dan khusyuk dalam menjalankan ibadah.

  2. Berangkat Pagi-Pagi: Rasulullah SAW menganjurkan untuk menyegerakan salat Idul Adha. Hal ini memberikan kesempatan lebih luas untuk melaksanakan ibadah kurban setelah salat.

    Dengan berangkat pagi, kita dapat memperoleh tempat yang baik dan tenang untuk beribadah. Selain itu, kita juga dapat memanfaatkan waktu sebelum salat untuk berzikir dan berdoa.

  3. Memakai Pakaian Terbaik: Memakai pakaian terbaik merupakan bentuk penghormatan kepada Allah SWT dan hari raya Idul Adha. Pakaian terbaik tidak harus baru atau mahal, tetapi yang bersih dan rapi.

    Rasulullah SAW sendiri selalu mengenakan pakaian terbaik saat hari raya. Hal ini menunjukkan pentingnya memperhatikan penampilan fisik saat beribadah.

  4. Memakai Wewangian: Memakai wewangian merupakan sunah yang dianjurkan untuk menambah kesempurnaan ibadah. Wewangian yang harum dapat meningkatkan kekhusyukan dan kenyamanan saat beribadah.

    Rasulullah SAW juga menganjurkan penggunaan wewangian saat hari raya. Hal ini menunjukkan pentingnya memperhatikan kebersihan dan kerapian diri saat beribadah.

  5. Melaksanakan Salat Idul Adha: Salat Idul Adha merupakan ibadah wajib bagi umat Islam yang mampu. Salat ini dilaksanakan secara berjamaah di lapangan terbuka atau masjid.

    Salat Idul Adha memiliki keutamaan yang besar. Dengan melaksanakan salat Idul Adha, kita mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT.

  6. Melewati Jalan yang Berbeda: Melewati jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang salat Idul Adha merupakan sunah yang dianjurkan.

    Hal ini sebagai bentuk perubahan dan penyegaran dalam menjalankan ibadah. Tidak ada dalil khusus yang menjelaskan alasan sunnah ini, tetapi sebagai bentuk pengamalan sunnah Nabi.

  7. Tidak Makan Sebelum Salat Idul Adha: Berbeda dengan Idul Fitri, Idul Adha disunahkan untuk tidak makan sebelum salat. Makan dilakukan setelah salat dan penyembelihan hewan kurban.

    Hal ini menunjukkan pentingnya fokus dan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah salat Idul Adha. Makan setelah salat sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.

Setelah Salat Idul Adha:

  1. Makan Setelah Salat: Makan setelah salat Idul Adha merupakan sunah yang dianjurkan. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat dan keberkahan yang telah diberikan Allah SWT.

    Makan bersama keluarga dan kerabat setelah salat Idul Adha dapat mempererat silaturahmi. Hidangan yang disajikan dapat berupa makanan khas hari raya.

  2. Ibadah Kurban: Ibadah kurban merupakan amalan utama dalam Idul Adha. Hewan kurban disembelih dan dagingnya dibagikan kepada fakir miskin dan kerabat.

    Ibadah kurban memiliki banyak keutamaan, diantaranya mendekatkan diri kepada Allah SWT, membantu sesama, dan mendapatkan pahala yang besar.

  3. Ibadah Haji: Bagi yang mampu, mengerjakan ibadah haji merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima.

    Ibadah haji memiliki keutamaan yang sangat besar. Dengan melaksanakan ibadah haji, kita mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan pengampunan dosa.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |