Liputan6.com, Jakarta Sholat sunnah Idul Adha merupakan ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam sebagai puncak perayaan Hari Raya Kurban. Dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, sholat sunnah Idul Adha menjadi momentum spiritual yang memiliki makna mendalam bagi umat Muslim di seluruh dunia. Ibadah ini tidak hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai simbol pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Sebagai bagian dari rangkaian ibadah Hari Raya Kurban, sholat sunnah Idul Adha memiliki keistimewaan tersendiri. Pelaksanaan sholat sunnah Idul Adha berbeda dengan sholat fardhu lima waktu, baik dari segi waktu pelaksanaan, jumlah takbir, maupun tata caranya. Oleh karena itu, pemahaman yang benar mengenai tata cara pelaksanaannya sangat penting untuk memastikan ibadah ini dilakukan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Pelaksanaan sholat sunnah Idul Adha akan menjadi bagian penting dari perayaan hari tersebut. Untuk membantu umat Islam dalam menjalankan ibadah ini dengan baik, berikut akan dibahas secara lengkap mengenai tata cara sholat sunnah Idul Adha beserta bacaan-bacaan yang dianjurkan sesuai dengan tuntunan sunnah.
Berikut rangkuman lengkapnya, yang telah Liputan6.com rangkum pada Senin (19/5).
3 Jamaah Sholat Idul Fitri di Alun-Alun Pemalang Meninggal Tertimpa Pohon Tumbang
Niat Sholat Idul Adha
Niat merupakan rukun penting dalam setiap ibadah, termasuk sholat Idul Adha. Perbedaan niat antara imam dan makmum perlu diperhatikan agar sholat sah sesuai syariat. Berikut adalah lafal niat sholat sunnah Idul Adha:
- Imam: "Ushalli sunnatan li 'Idil adha rak'ataini mustaqbilal qiblati imaman lillahi ta'ala" (Saya shalat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta'ala).
- Makmum: "Ushalli sunnatan li 'Idil adha rak'ataini mustaqbilal qiblati ma'a imami lillahi ta'ala" (Saya shalat sunnah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat bersama imam karena Allah Ta'ala).
Niat ini diucapkan dalam hati sebelum takbiratul ihram. Dengan niat yang benar, ibadah sholat Idul Adha akan menjadi lebih bermakna dan diterima oleh Allah SWT.
Tata Cara Sholat Idul Adha
Sholat sunnah Idul Adha terdiri dari dua rakaat dengan tata cara yang sedikit berbeda dari sholat sunnah lainnya. Perbedaan utama terletak pada jumlah takbir tambahan di setiap rakaat. Berikut adalah tata cara lengkapnya:
- Takbiratul Ihram: Dimulai dengan mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan "Allahu Akbar."
- Takbir Tambahan Rakaat Pertama: Setelah takbiratul ihram, dilakukan takbir tambahan sebanyak 7 kali. Di antara setiap takbir, dianjurkan membaca tasbih: "Subhanallah walhamdulillah walaa ilaha illallah wallahu akbar" atau "Allahu akbar kabira walhamdu lillahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila."
- Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Pendek: Setelah takbir tambahan, imam dan makmum membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek lainnya. Dianjurkan membaca surat Al-A'la pada rakaat pertama.
- Rukuk, I'tidal, Sujud, dan Duduk di Antara Dua Sujud: Sholat dilanjutkan dengan rukun-rukun sholat lainnya seperti rukuk, i'tidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud.
- Takbir Tambahan Rakaat Kedua: Setelah bangkit dari sujud pada rakaat kedua, dilakukan takbir tambahan sebanyak 5 kali sebelum membaca Al-Fatihah dan surat pendek lainnya. Dianjurkan membaca surat Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua.
- Salam: Sholat diakhiri dengan salam.
Sunnah Sebelum dan Sesudah Sholat Idul Adha
Selain tata cara sholat, terdapat beberapa amalan sunnah yang dianjurkan sebelum dan sesudah sholat sunnah Idul Adha. Amalan-amalan ini bertujuan untuk menambah keberkahan dan pahala dalam merayakan hari raya kurban:
- Sebelum Sholat:
- Shalat Subuh berjamaah.
- Mandi dan membersihkan diri.
- Memakai wewangian (bagi laki-laki).
- Memakai pakaian terbaik.
- Tidak makan dan minum hingga shalat Id selesai.
- Memperbanyak takbir dan dzikir dalam perjalanan menuju tempat shalat.
- Berangkat ke tempat shalat lebih awal.
- Mengambil jalan yang berbeda saat pulang.
- Setelah Sholat:
- Mendengarkan khutbah (khususnya jika shalat berjamaah).
Hukum Sholat Idul Adha: Wajib atau Sunnah?
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum sholat sunnah Idul Adha. Sebagian besar ulama berpendapat bahwa sholat Idul Adha adalah sunnah muakkadah, yang berarti sangat dianjurkan dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Pendapat ini didukung oleh mayoritas ulama, termasuk Imam Malik dan Imam Syafi'i.
Namun, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa sholat Idul Adha adalah fardu kifayah, yang berarti bahwa jika sebagian umat Islam telah melaksanakan, maka kewajiban ini dianggap terlaksana bagi komunitas. Beberapa ulama juga berpendapat bahwa sholat Idul Adha bisa diwajibkan bagi setiap individu, terutama laki-laki, dan mereka yang meninggalkannya tanpa alasan yang sah dianggap berdosa. Pendapat ini lebih ditekankan oleh Imam Abu Hanifah dan riwayat dari Imam Ahmad.
Dengan memahami perbedaan pendapat ini, umat Islam diharapkan bisa mengambil langkah sesuai dengan ajaran yang diyakini, serta menghargai setiap pandangan yang ada dalam mazhab Islam.