Wajah Lelah Meski Tidur Cukup? Mungkin Kolagen Kamu Mulai Menipis

9 hours ago 2

CANTIKA.COM, Jakarta -  Pernah merasakan wajah lelah, padahal tidur cukup semalaman? Atau mulai muncul garis halus, pipi sedikit melorot meski kamu baru memasuki usia 30-an? Bisa jadi itu bukan sekadar stres, tapi karena produksi kolagen di kulit mulai menurun.

Menurut Dermatologist, Dr Dikky Prawiratama kolagen adalah protein penting yang menjaga struktur kulit tetap kencang dan elastis. Sayangnya, seiring bertambahnya usia, apalagi dengan gaya hidup seperti begadang, minum kopi berlebihan, dan paparan stres, kolagen bisa mengalami degradasi lebih cepat.

“Biasanya vitalitas berkurang, wajah lelah, kelihatan capek, kusam, dan mulai kehilangan ‘sinar’-nya,” ungkap dr. Dikky di peluncuran Ultracol, PDO Microsphere Bio-Stimulation di Jakarta, Minggu, 15 Juni 2025.

Biostimulator: Teknologi Pintar Perangsang Kolagen

Ketika skincare tidak cukup, banyak orang mulai beralih ke biostimulator—perawatan injeksi yang merangsang tubuh untuk memproduksi kolagen baru secara alami. Tidak seperti filler yang langsung “mengisi” bagian wajah, biostimulator bekerja secara bertahap, memberikan hasil yang lebih natural dan bertahan lama.

Namun, penggunaannya tidak bisa sembarangan. Biostimulator tidak boleh masuk ke pembuluh darah, karena bisa berakibat fatal. Karena itu, penempatan suntikan harus dilakukan oleh dokter yang paham anatomi wajah dan tahu persis “di mana dan berapa banyak” produk disuntikkan. Kalau nyuntiknya benar, enggak masalah. Tapi kalau salah, bisa berbahaya,” kata dr. Dikky.

Salah satu keunggulan dari perawatan ini adalah pendekatan personal. Sebelum menyuntik, dokter akan mendesain wajah pasien untuk menentukan area mana yang harus distimulasi agar hasilnya tampak menyeluruh.

Misalnya, menyuntik hanya di pipi bisa otomatis memperbaiki tampilan garis senyum atau bawah mata, karena wajah tertarik ke atas secara alami. Ini menunjukkan bahwa biostimulator bekerja tidak hanya secara lokal, tetapi juga menciptakan efek domino pada struktur wajah.

Peluncuran Ultracol, PDO Microsphere Bio-Stimulation di Jakarta, Minggu, 15 Juni 2025 yang dihadiri Dr Dikky Prawiratama, Dermatologist dan dr. Mathelda Weni Hayanti, M.Kes /Foto: Cantika: Ecka Pramita

Perbedaan dengan Filler dan Botox

Banyak yang bertanya: apakah biostimulator bisa menggantikan botox? tidak sepenuhnya. Botox bekerja untuk melemahkan otot penyebab kerutan, sementara biostimulator memperbaiki kualitas kulit. Keduanya justru bisa saling melengkapi. “Kalau kerutannya dalam karena otot, ya botox. Tapi kalau kulitnya udah kendur dan kusam, biostimulator yang jalan,” ujar dr. Dikky.

Jadi, dokter estetik sejati adalah seperti “chef”, yang tahu kapan harus menambahkan botox, kapan pakai biostimulator, bahkan kapan tidak perlu menyuntik sama sekali.

Ada banyak jenis biostimulator di pasaran. Beberapa bekerja cepat tapi bisa menimbulkan reaksi bengkak atau nyeri. Lainnya, seperti Ultracol, menggunakan bahan polimer generasi pertama yang dulunya bahkan digunakan untuk benang jahit medis. Meski termasuk generasi lama, produk seperti ini dinilai lebih stabil dan aman, serta minim risiko pembentukan granuloma atau reaksi berlebihan di kulit.

Kolagen Bukan Sekadar Tren, Tapi Kunci Awet Muda

Mengembalikan kolagen bukan hanya soal estetika, tapi soal mengembalikan kepercayaan diri. Di usia 30-an, tubuh masih kuat, tapi tanda-tanda kelelahan sering tampak di wajah. Perawatan seperti biostimulator bisa menjadi solusi jangka panjang yang aman dan natural asal dilakukan oleh tangan yang ahli.

Kalau kamu tertarik, pastikan konsultasi dulu dengan dokter estetika yang tersertifikasi dan paham prinsip-prinsip anatomi wajah. Karena perawatan estetik bukan cuma tentang “kelihatan bagus hari ini”, tapi juga tentang hasil yang sehat dan berkelanjutan.

Pilihan Editor: 5 Minuman Kolagen Terbaik untuk Kulit Awet Muda

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |