Liputan6.com, Jakarta Idul Adha merupakan hari raya kurban yang penuh berkah. Sama halnya seperti idul Fitri, di hari raya Idul Adha, umat Islam juga dianjurkan untuk melaksanakan shalat Id secara berjamaah. Bahkan ada sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan, salah satunya adalah anjuran untuk tidak makan sebelum melaksanakan shalat Id. Lalu apakah sebelum shalat Idul Adha harus puasa?
Perlu dipahami bahwa Idul Adha merupakan hari raya besar bagi umat Islam yang diperingati setiap tahunnya. Hari ini dimaknai sebagai perwujudan ketaatan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, kepada Allah SWT. Selain melaksanakan shalat Idul Adha dan berkurban, terdapat berbagai amalan sunnah yang dianjurkan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keberkahan di hari yang mulia ini. Salah satu amalan yang sering dipertanyakan adalah mengenai puasa sebelum shalat Idul Adha.
Penting untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang hukum dan keutamaan puasa sebelum Idul Adha, serta amalan-amalan sunnah lainnya yang dianjurkan. Dengan memahami hal ini, diharapkan umat Muslim dapat lebih khusyuk dan bermakna dalam menjalankan ibadah di hari raya Idul Adha. Penjelasan akan didasarkan pada hadits, pendapat para ulama, dan referensi terpercaya lainnya.
Terkait apakah sebelum shalat idul adha harus puasa, berikut jawaban selengkapnya seperti yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (14/5/2025).
Hari Raya Idul Adha tiba, berbagai rencana memasak daging kurban dipersiapkan. Mengolah daging, terutama daging kambing perlu dilakukan dengan benar agar masakan tidak muncul bau prengus. Simak tipsnya dalam video berikut ini.
Hukum Puasa Sebelum Shalat Idul Adha
Secara tegas, puasa sebelum shalat Idul Adha bukanlah kewajiban. Anjuran untuk tidak makan sebelum shalat Idul Adha lebih tepat disebut sebagai sunnah, bukan wajib. Dalam Islam, terdapat perbedaan yang jelas antara hukum wajib dan sunnah. Wajib berarti suatu amalan yang harus dilakukan, sedangkan sunnah merupakan amalan yang dianjurkan dan mendapatkan pahala jika dikerjakan, namun tidak berdosa jika ditinggalkan.
Pendapat ulama berbeda mengenai hal ini. Ulama Syafi'iyah, misalnya, menganjurkan untuk tidak makan sebelum shalat Idul Adha bagi semua orang, baik yang berkurban maupun tidak. Namun, ulama Hanafiyah dan Hanabilah mengaitkan anjuran ini dengan niat berkurban. Jika seseorang tidak berkurban, maka diperbolehkan untuk makan sebelum shalat. Hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Buraidah menyebutkan bahwa Rasulullah SAW tidak makan pada hari Idul Adha sebelum shalat, dan baru setelah itu beliau menyantap hasil kurban.
Kesimpulannya, tidak ada dalil yang mewajibkan puasa sebelum shalat Idul Adha. Anjuran ini lebih tepat dipahami sebagai sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan sebagai bentuk ketaatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Mengamalkan sunnah ini akan mendapatkan pahala, namun tidak berdosa jika tidak dikerjakan.
Larangan Puasa di Hari Idul Adha
Penting untuk diingat bahwa berpuasa di hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah) adalah haram. Hal ini telah disepakati oleh para ulama. Hari raya Idul Adha merupakan hari untuk bergembira dan bersyukur atas nikmat Allah SWT. Berpuasa di hari raya justru akan mengurangi rasa syukur dan kegembiraan tersebut. Larangan ini berlaku bagi semua orang, tanpa terkecuali.
Hadits-hadits yang menerangkan larangan berpuasa di hari raya menekankan pentingnya bergembira dan menikmati hari raya. Puasa di hari raya akan mengurangi rasa syukur dan menghambat pelaksanaan ibadah lainnya. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk menghindari puasa di hari Idul Adha, tetapi disarankan untuk tidak makan sebelum shalat Idul Adha jika berniat berkurban.
Hikmah di balik larangan berpuasa pada hari raya adalah untuk menunjukkan rasa syukur dan kegembiraan atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Hari raya merupakan waktu untuk mempererat silaturahmi dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Puasa Sunnah yang Dianjurkan Sebelum Idul Adha
Selain anjuran untuk tidak makan sebelum shalat Idul Adha, terdapat beberapa puasa sunnah yang dianjurkan sebelum Idul Adha, yaitu puasa di 9 hari pertama bulan Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah. Puasa-puasa ini memiliki keutamaan yang luar biasa.
Puasa Sunnah 9 Hari Pertama Dzulhijjah
Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan waktu yang sangat mulia. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada amal yang lebih dicintai Allah SWT daripada amal yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” Puasa tujuh hari pertama Dzulhijjah termasuk di dalamnya, sehingga memiliki keutamaan yang besar. Puasa ini dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan ketakwaan.
Niat puasa Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah):
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺻَﻮْﻡَ ﺷَﻬْﺮِ ﺫِى ﺍﻟْﺤِﺠَّﺔِ ﺳُﻨَّﺔً ﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ
Nawaitu shauma syahri Dzil Hijjah sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala.”
Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum wukuf di Arafah. Nama 'Tarwiyah' berasal dari kata 'tarwiyah' yang berarti memberi minum atau mempersiapkan diri. Hadits menyebutkan bahwa puasa Tarwiyah memiliki pahala yang besar.
Niat puasa Tarwiyah:
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺻَﻮْﻡَ ﺗَﺮْﻭِيَﺔَ ﺳُﻨَّﺔً ﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ
Nawaitu shauma Tarwiyah sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”
Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
Puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang paling utama di antara puasa sunnah Idul Adha. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang.” Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi yang tidak menunaikan ibadah haji.
Niat puasa Arafah:
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺻَﻮْﻡَ ﻋَﺮَﻓَﺔَ ﺳُﻨَّﺔً ﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟﻰ
Nawaitu shauma Arafah sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala.”
Jadwal Puasa Sunnah Idul Adha 2025
Bulan Dzulhijjah 1446 H diperkirakan dimulai pada tanggal 28 Mei 2025. Berdasarkan perkiraan ini, berikut jadwal puasa sunnah Idul Adha 2025:
- Puasa Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah): 28 Mei - 3 Juni 2025
- Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah): 4 Juni 2025
- Puasa Arafah (9 Dzulhijjah): 5 Juni 2025
Catatan: Jadwal ini masih berupa perkiraan dan dapat berubah sesuai dengan penetapan awal bulan Dzulhijjah oleh pemerintah Indonesia.
Amalan Sunnah Sebelum Shalat Idul Adha
Selain puasa sunnah, terdapat amalan sunnah lainnya yang dianjurkan sebelum shalat Idul Adha, antara lain:
- Menghidupkan malam Idul Adha dengan takbiran: Perbanyak takbir, dzikir, dan doa di malam takbiran.
- Persiapan fisik: Mandi, memakai wewangian, dan mengenakan pakaian terbaik.
- Berangkat ke tempat shalat dengan berjalan kaki: Rasulullah SAW menganjurkan untuk berjalan kaki menuju tempat shalat Id.
Dengan memahami dan mengamalkan amalan-amalan sunnah ini, diharapkan kita dapat meraih keberkahan dan ampunan dari Allah SWT di hari raya Idul Adha.
Kesimpulannya, puasa sebelum shalat Idul Adha bukanlah kewajiban, melainkan sunnah yang dianjurkan. Mengamalkan puasa sunnah Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah, serta amalan sunnah lainnya sebelum shalat Idul Adha akan semakin menambah keberkahan dan ketaatan kita kepada Allah SWT. Semoga penjelasan ini dapat menjawab pertanyaan “apakah sebelum shalat Idul Adha harus puasa?” dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang amalan sunnah di hari raya Idul Adha.
Ingatlah untuk selalu berpedoman pada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW dalam menjalankan ibadah. Semoga Idul Adha kita dipenuhi dengan keberkahan dan keimanan.