TEMPO.CO, Jakarta - Atlet tunggal putri Indonesia Putri Kusuma Wardani berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 saat menghadapi tim Thailand dalam perempat final kompetisi beregu Piala Sudirman 2025. Putri KW berhasil menang dua game sekaligus dengan skor 21-18, 21-14 dalam durasi permainan 48 menit atas Pornpawee Chochuwong.
Bermain di Lapangan 1 Xiamen Fenghuang Gymnasium pada Jumat, 2 Mei 2025, Putri KW mampu bermain cepat dan unggul hingga interval dengan skor 11-3. Namun setelah Putri KW mampu mengumpulkan poin 16-4, Pornpawee mampu memperkecil ketertinggalan 18-17, dan berhasil menutup game dengan skor 21-18.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada game kedua, permainan justru sengit hingga interval Putri KW berhasil unggul 11-8. Setelah jeda, perlahan tapi Putri bisa pelan-pelan memastikan kemenangan dengan skor 21-14. Putri KW mengatakan tidak ada perubahan signifikan dari gaya main sejak pertemuan terakhir di Thailand Masters 2025.
Menurut dia, Pornpawee gagal masuk dalam tempo permainannya. Wakil Thailand itu pun masuk dalam jebakan permainan Putri. “Jadi dia mengikuti apa yang saya mainkan. Sebenarnya saat bermain cepat dia banyak dapat poin tapi tidak berkelanjutan jadi saya coba bermain sabar, diolah dulu, saat yang tepat baru mematikan,” kata dia dikutip dari PBSI.
Putri mengakui sempat tegang pada saat masuk ke dalam arena. Ketegangan itu bertambah saat Pornpawee sempat mengejar dan menimbulkan kepanikan. “Tapi Mas Imam (Tohari) dan Ci Shendy (Puspa Irawati) di belakang selalu mengingatkan untuk tidak memikirkan poin. Fokus saja pada permainan,” ujarnya.
Sementara itu, Putri juga telah mempersiapkan strategi permainannya baik ketika melawan Pornpawee atau Ratchanok (Intanon) karena Ratchanok baru saja mengalahkan Wang Zhi Yi (Cina). Selain lihat lagi video permainan, kemarin baru bertemu di awal tahun jadi masih ingat rasanya melawan dia. “Saya memang senang main beregu seperti ini jadi di lapangan bisa menikmati dan mengeluarkan semua kemampuan. Pola pikirnya nya tetap merasa bermain seperti perorangan sebagai kewajiban tapi lebih ada yang mendukung di belakang,” ujarnya.