Kisah 3 Ulama Nusantara yang Menjadi Imam Masjidil Haram, Salah Satunya Jarang Dibahas

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Tak banyak yang tahu bahwa Indonesia pernah melahirkan ulama-ulama besar yang namanya harum hingga ke Tanah Suci. Bahkan, sejarah mencatat ada tiga ulama asal Nusantara yang dipercaya menjadi imam Masjidil Haram, Makkah.

Kisah mereka adalah bukti bahwa ulama Indonesia telah lama mewarnai peradaban Islam dunia. Ketokohan mereka tak hanya diakui di tanah air, namun juga diakui oleh ulama-ulama besar di Timur Tengah.

Dari tanah Betawi, Minangkabau, hingga Banten, tiga nama besar itu adalah Syekh Junaid Al-Batawi, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, dan Syekh Nawawi Al-Bantani. Ketiganya bukan hanya imam, tetapi juga guru dan ilmuwan terkemuka di Masjidil Haram.

Perjalanan mereka menjadi imam besar tentu tidak mudah. Mereka melalui masa pendidikan yang ketat, belajar dari para ulama hebat, dan menunjukkan akhlak serta keilmuan yang luar biasa.

Pertama, Syekh Junaid Al-Batawi. Beliau merupakan tokoh besar yang berasal dari Betawi dan dikenal sebagai orang Indonesia pertama yang menjadi imam besar di Masjidil Haram.

Nama ini sosok yang begitu alim, tapi jarang dibahas. Berbeda dengan dua imam besar Masjidil Haram asal Indonesia lainnya.

Syekh Junaid tinggal di Makkah sejak tahun 1834 hingga akhir hayatnya. Di sana, beliau tidak hanya menjadi imam, tetapi juga menjadi guru bagi para pelajar dari berbagai penjuru dunia.

Simak Video Pilihan Ini:

Viral Pelajar Acungkan Celurit Ancam Pengendara di Pemalang, Buntutnya Nangis-Nangis..

Para Imam Besar Masjidil Haram asal Indonesia

Mengutip kanal YT @dakwahsunnahaswaja, Kamis (24/4/2025), sebagai imam besar, Syekh Junaid dikenal memiliki suara yang merdu dan pemahaman mendalam terhadap ilmu fikih dan tafsir. Namanya sangat masyhur di kalangan ulama Hijaz saat itu.

Yang kedua adalah Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Ia merupakan murid dari Syekh Junaid dan berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat.

Syekh Ahmad Khatib bukan hanya dikenal sebagai imam dan khatib Masjidil Haram, namun juga sebagai ilmuwan yang menguasai berbagai cabang ilmu seperti fikih, sejarah, falak, aljabar, hingga geometri.

Beliau memiliki banyak murid yang kemudian menjadi ulama besar di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Gaya berpikir dan penulisan ilmiahnya sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu keislaman di Asia Tenggara.

Yang ketiga adalah Syekh Nawawi Al-Bantani, seorang ulama besar yang berasal dari Banten dan juga murid dari Syekh Junaid.

Syekh Nawawi dikenal sangat produktif menulis kitab. Lebih dari 100 kitab telah beliau tulis dan digunakan di berbagai pesantren hingga hari ini.

Tidak hanya mengajar, Syekh Nawawi juga dipercaya menjadi imam Masjidil Haram, sebuah posisi yang sangat prestisius dan tidak sembarang orang bisa meraihnya.

Keilmuan Syekh Nawawi begitu luas dan mendalam, mulai dari tafsir, fikih, hingga tasawuf. Beliau menjadi rujukan ulama-ulama besar di masanya.

Anak Bangsa Bisa Memiliki Prestasi Tinggi

Ketiga ulama ini menunjukkan bahwa anak bangsa Indonesia mampu mencapai kedudukan tinggi dalam peradaban Islam global jika memiliki tekad dan ilmu yang mumpuni.

Kisah mereka menjadi inspirasi besar bagi generasi muda Muslim Indonesia agar terus mencintai ilmu dan meneladani akhlak para ulama terdahulu.

Keberadaan mereka juga membuktikan eratnya hubungan antara Nusantara dan Tanah Suci, yang telah terjalin selama berabad-abad melalui jalur pendidikan dan dakwah.

Saat ini, nama-nama mereka terus dikenang dalam sejarah, tidak hanya sebagai imam, tetapi sebagai peletak dasar keilmuan Islam di berbagai penjuru dunia.

Semoga lebih banyak generasi Indonesia yang meneladani jejak Syekh Junaid, Syekh Ahmad Khatib, dan Syekh Nawawi dalam menuntut ilmu dan menyebarkan Islam.

Dan semoga kisah ini menjadi penyemangat kita untuk terus memperdalam ilmu agama serta menjunjung tinggi akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |