Kisah Nabi Musa Dikejar Firaun Hingga Berhasil Membelah Laut Merah: Pahami Hikmahnya

5 days ago 10

Liputan6.com, Jakarta Kisah nabi Musa dikejar Firaun merupakan salah satu peristiwa paling dramatis dalam sejarah kenabian yang sarat dengan mukjizat luar biasa. Peristiwa ini terjadi ketika Nabi Musa AS bersama pengikutnya dari Bani Israil berusaha meninggalkan Mesir untuk menghindari kekejaman Raja Firaun yang zalim.

Puncak dari kisah nabi Musa ini adalah mukjizat membelah Laut Merah yang menjadi jalan penyelamatan bagi kaum beriman. Kejadian ini menunjukkan kuasa Allah SWT yang Maha Agung dalam melindungi hamba-hamba-Nya yang bertawakal.

Melansir dari Al-Quran Surah Asy-Syu'ara ayat 63, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk memukul lautan dengan tongkatnya, kemudian terbelahlah lautan tersebut dengan setiap belahan seperti gunung yang besar.  Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (5/11/2025).

Latar Belakang Kisah Nabi Musa dan Firaun

Pada zaman dahulu, Mesir dipimpin oleh Raja Firaun yang terkenal sangat zalim dan sombong. Ia memperbudak penduduknya, terutama kaum Bani Israil, dan memperlakukan mereka dengan sewenang-wenang tanpa belas kasihan.

Suatu ketika, Firaun bermimpi bahwa Mesir terbakar kecuali rumah-rumah kaum Bani Israil. Mimpi ini membuatnya sangat resah dan ketakutan. Ia segera mengumpulkan para ahli sihir dan peramal untuk menafsirkan arti mimpi tersebut dengan harapan mendapatkan penjelasan yang memuaskan.

Para peramal memberikan interpretasi bahwa akan lahir seorang bayi laki-laki keturunan Bani Israil yang kelak akan membinasakan kekuasaan Firaun dan penduduk Mesir. Mendengar ramalan ini, Firaun sangat ketakutan dan segera memerintahkan pembunuhan massal terhadap semua bayi laki-laki keturunan Bani Israil yang baru lahir. Kebijakan kejam ini dilaksanakan dengan brutal oleh tentara Firaun di seluruh wilayah Mesir.

Musa lahir bertepatan dengan masa pembunuhan massal tersebut. Ibunya yang sangat khawatir mencari cara untuk menyelamatkan bayinya dari jangkauan tentara Firaun. Atas ilham dari Allah SWT, ibu Musa menyusui anaknya kemudian meletakkannya di dalam sebuah peti dan menaruhnya di sungai Nil dengan harapan Allah akan melindunginya.

Melansir dari kajian tafsir klasik, suatu hari ibu Musa lupa menarik peti tersebut, sehingga bayi Musa terbawa arus sungai hingga ke istana Firaun. Peti itu ditemukan oleh Asiyah, istri Firaun yang mandul dan sangat menginginkan seorang anak. Asiyah merasa kasihan melihat bayi tersebut dan membawanya ke hadapan Firaun untuk memohon izin merawatnya.

Asiyah menghadirkan beberapa ibu susu untuk menyusui bayi Musa, namun bayi tersebut menolak semuanya. Hingga suatu ketika, ibu kandung Musa mengetahui berita ini dan segera datang ke istana. Dengan kehendak Allah, bayi Musa mau menyusu dari ibunya sendiri, sehingga ibu Musa kemudian menjadi ibu susu di istana tanpa diketahui bahwa ia adalah ibu kandungnya.

Nabi Musa tumbuh menjadi pemuda yang berbudi luhur di istana Firaun. Selama bertahun-tahun, ia beserta kaum Bani Israil bersabar dalam menghadapi kekejaman dan penindasan Firaun. Ketika dewasa, Nabi Musa menerima wahyu dari Allah untuk menjadi rasul yang menyeru Firaun dan kaumnya agar beriman kepada Allah Maha Esa, namun Firaun justru semakin sombong dan mengakui dirinya sebagai tuhan.

Peristiwa Pengejaran Nabi Musa oleh Firaun

Puncak konfrontasi terjadi ketika Firaun mengakui dirinya sebagai tuhan dan menolak dakwah Nabi Musa. Atas seizin Allah, Nabi Musa memutuskan untuk membawa pengikutnya pergi dari Mesir menuju tanah Syam. Kepergian Nabi Musa bersama kaum Bani Israil ini dilakukan secara diam-diam di malam hari untuk menghindari pengejaran pasukan Firaun yang kejam.

Mendengar kabar kepergian Nabi Musa dan pengikutnya, Raja Firaun menjadi sangat murka dan merasa dikhianati. Ia segera mengumpulkan seluruh bala tentaranya lengkap dengan persenjataan dan kendaraan perang. Firaun memimpin langsung pengejaran dengan tekad kuat untuk menangkap dan membunuh Nabi Musa beserta seluruh pengikutnya yang berani meninggalkan Mesir.

Rombongan Nabi Musa bergerak dengan cepat menuju arah timur, namun pasukan Firaun yang berjumlah sangat besar berhasil menyusul dari belakang. Ketegangan mencapai puncaknya saat rombongan Nabi Musa tiba di tepi Laut Merah. Di depan mereka terbentang lautan luas yang tidak mungkin diseberangi, sementara di belakang terdengar derap langkah pasukan Firaun yang semakin mendekat dengan niat jahat.

Para pengikut Nabi Musa mulai panik dan ketakutan melihat situasi yang sangat genting ini. Mereka merasa terjebak antara lautan luas di depan dan pasukan musuh yang ganas di belakang. Namun Nabi Musa berusaha menenangkan kaumnya, meyakinkan mereka bahwa Allah SWT pasti akan memberikan jalan keluar dan pertolongan bagi orang-orang yang beriman.

Mukjizat Membelah Laut Merah

Mukjizat paling spektakuler dalam kisah nabi Musa dikejar Firaun adalah peristiwa terbelahnya Laut Merah. Saat pasukan Firaun hampir menyusul dan kaum Bani Israil terjebak di tepi lautan, turunlah wahyu Allah kepada Nabi Musa AS. Allah memerintahkan beliau untuk memukul lautan dengan tongkat mukjizat yang dimilikinya.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Asy-Syu'ara ayat 63, "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu, maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar." Nabi Musa pun mengangkat tongkatnya dan memukulkannya ke permukaan Laut Merah. Seketika itu juga, terjadilah mukjizat luar biasa yang menyaksikan kuasa Allah Yang Maha Kuasa.

Air laut yang semula menyatu mulai terbelah menjadi dua bagian dengan sempurna. Setiap belahan air berdiri tegak seperti dua gunung raksasa yang menjulang tinggi di kanan dan kiri. Di tengah-tengah kedua belahan air tersebut, muncul jalur daratan kering yang dapat dilalui oleh rombongan Nabi Musa dengan aman.

Nabi Musa dan seluruh pengikutnya segera bergegas melintasi jalur daratan di tengah lautan yang terbelah tersebut. Mereka berjalan dengan cepat namun penuh rasa syukur atas pertolongan Allah yang luar biasa. Pemandangan air laut yang berdiri tegak di kanan kiri mereka menjadi saksi bisu atas kekuasaan Allah yang tidak terbatas.

Melihat jalur daratan di tengah lautan, Firaun dan bala tentaranya yang angkuh tidak mau kalah dan ikut memasuki jalur tersebut. Mereka mengejar dengan kecepatan penuh, tidak menyadari bahwa ini adalah jebakan yang akan membawa mereka pada kehancuran. Kesombongan Firaun membuatnya buta terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah yang nyata di hadapannya.

Ketika Nabi Musa dan seluruh pengikutnya telah berhasil mencapai tepi seberang dengan selamat, Firaun beserta tentaranya masih berada di tengah-tengah lautan yang terbelah. Atas perintah Allah, Nabi Musa kembali memukulkan tongkatnya ke lautan. Seketika itu, kedua belahan air laut kembali menyatu dengan dahsyat, menenggelamkan Firaun dan seluruh bala tentaranya hingga tidak ada yang tersisa.

Melansir dari kitab Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab, peristiwa ini menunjukkan bahwa kesombongan dan keangkuhan manusia tidak ada artinya di hadapan kekuasaan Allah SWT. Firaun yang mengaku sebagai tuhan akhirnya binasa dengan cara yang sangat hina, tenggelam di lautan yang sebelumnya ia anggap remeh.

Hikmah dari Kisah Nabi Musa Dikejar Firaun

Dalam buku Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir disebutkan bahwa ketika Musa berkata kepada kaumnya, ‘Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku,’ maka itulah puncak keimanan sejati yang menyingkirkan rasa takut dan putus asa. Kutipan ini menegaskan bahwa keimanan kepada Allah harus tetap teguh bahkan di tengah situasi paling genting. Keyakinan seperti inilah yang membawa keselamatan bagi Musa dan umatnya.

Kisah nabi Musa dikejar Firaun hingga berhasil membelah Laut Merah mengandung banyak hikmah dan pelajaran berharga yang dapat kita ambil untuk kehidupan sehari-hari. Peristiwa dramatis ini bukan sekadar cerita masa lalu, tetapi memberikan inspirasi dan petunjuk bagi umat manusia dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.

1. Kekuasaan Allah Melebihi Segalanya

Hikmah pertama dan paling fundamental adalah pengakuan bahwa kekuasaan Allah SWT melebihi segala sesuatu di alam semesta ini. Firaun yang mengaku sebagai tuhan dan memiliki kekuatan besar dengan pasukan yang sangat banyak, akhirnya binasa dengan cara yang sangat hina. Mukjizat pembelahan Laut Merah menunjukkan bahwa tidak ada kekuatan apapun yang dapat menandingi kekuasaan Allah, betapapun besarnya kekuatan tersebut di mata manusia.

2. Kesabaran dan Keteguhan Iman

Nabi Musa dan pengikutnya menunjukkan kesabaran luar biasa dalam menghadapi penindasan Firaun selama bertahun-tahun. Mereka tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi tetap teguh dalam iman dan terus berdoa kepada Allah. Keteguhan iman ini yang akhirnya membawa mereka pada pertolongan Allah yang spektakuler.

3. Bertawakal kepada Allah

Ketika terjebak antara lautan luas dan pasukan musuh yang ganas, Nabi Musa tidak panik atau putus asa. Beliau tetap tenang dan bertawakal kepada Allah, yakin bahwa Allah pasti akan memberikan jalan keluar. Sikap tawakal ini mengajarkan kita untuk selalu berserah diri kepada Allah dalam setiap kesulitan, karena Allah pasti memiliki rencana terbaik untuk hamba-Nya.

4. Kesombongan Membawa Kehancuran

Kisah ini juga memberikan pelajaran tentang bahaya kesombongan dan keangkuhan. Firaun yang sombong dan mengaku sebagai tuhan akhirnya binasa dengan cara yang sangat memalukan. Kesombongannya membuatnya buta terhadap kebenaran dan menolak untuk tunduk kepada Allah. Ini mengingatkan kita untuk selalu rendah hati dan tidak sombong dengan apa yang kita miliki.

5. Keadilan Allah Pasti Tegak

Meskipun keadilan kadang terasa lambat datangnya, kisah ini membuktikan bahwa keadilan Allah pasti akan tegak. Para penindas dan orang-orang zalim seperti Firaun akan mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatan jahat mereka. Sementara orang-orang yang tertindas dan bersabar akan mendapatkan pertolongan dan kemenangan dari Allah.

6. Pentingnya Bersatu dalam Kebenaran

Kaum Bani Israil yang mengikuti Nabi Musa menunjukkan pentingnya bersatu dalam memperjuangkan kebenaran. Mereka tidak terpecah belah atau saling menyalahkan ketika menghadapi kesulitan, tetapi tetap bersatu di bawah kepemimpinan Nabi Musa. Persatuan dalam kebenaran ini menjadi kunci kemenangan mereka atas Firaun.

7. Allah Melindungi Orang Beriman

Hikmah terakhir adalah keyakinan bahwa Allah selalu melindungi orang-orang yang beriman kepada-Nya. Meskipun situasinya tampak sangat sulit dan tidak ada jalan keluar, Allah dengan kuasa-Nya dapat menciptakan mukjizat dan memberikan pertolongan yang tidak terduga. Ini mengajarkan kita untuk tidak pernah kehilangan harapan dan terus beriman kepada Allah dalam kondisi apapun.

FAQ

1. Siapa Firaun yang mengejar Nabi Musa? 

Firaun adalah raja Mesir yang zalim dan sombong yang menindas kaum Bani Israil pada zaman Nabi Musa AS.

2. Mengapa Firaun mengejar Nabi Musa dan pengikutnya? 

Firaun mengejar Nabi Musa karena marah dan merasa dikhianati ketika Nabi Musa dan kaum Bani Israil meninggalkan Mesir tanpa izinnya.

3. Bagaimana Nabi Musa bisa membelah Laut Merah? 

Nabi Musa membelah Laut Merah dengan memukul lautan menggunakan tongkatnya atas perintah Allah SWT sebagai mukjizat untuk menyelamatkan kaumnya.

4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyeberangi Laut Merah yang terbelah? 

Berdasarkan penelitian ilmiah, diperkirakan rombongan Nabi Musa membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk menyeberangi jalur darat sepanjang 3-4 kilometer.

5. Apa yang terjadi pada Firaun dan tentaranya? 

Firaun dan seluruh bala tentaranya tenggelam dan binasa ketika air Laut Merah kembali menyatu setelah Nabi Musa dan pengikutnya selamat menyeberang.

6. Apa hikmah terpenting dari kisah Nabi Musa dikejar Firaun? 

Hikmah terpenting adalah keyakinan bahwa Allah selalu melindungi orang beriman dan kekuasaan Allah melebihi segala kekuatan di dunia ini.

7. Apakah kisah pembelahan Laut Merah disebutkan dalam Al-Quran? 

Ya, kisah ini disebutkan dalam Al-Quran terutama dalam Surah Asy-Syu'ara ayat 63 yang menjelaskan perintah Allah kepada Nabi Musa untuk memukul lautan dengan tongkatnya. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |