Liputan6.com, Jakarta - Dalam deretan para sahabat Nabi yang masyhur karena keteguhan iman, kisah Umair bin Sa’ad al-Anshari sering luput dari sorotan umum. Namun beberapa sejarawan mencatatnya sebagai potret sahabat Nabi SAW yang tak menonjol namun menjadi simbol kejujuran, zuhud dan penjaga moral yang ideal.
Dalam buku Karakteristik Perihidup 60 Sahabat Rasulullah, Khalid Muhammad Khalid menempatkannya sebagai “tokoh yang tak ada duanya”. Umair bin Sa'ad bukan panglima, bukan orator, tetapi seorang sahabat yang membuktikan bahwa kekuatan sejati berada pada hati yang jujur dan jiwa yang tidak goyah oleh godaan dunia.
Bahkan, di satu waktu, Umair dibenarkan oleh Allah dengan kisah keberaniannya mengungkap ulah kaum munafik menjelang perang Tabuk. Sementara, saat itu, usianya masih begitu belia.
Di masa dewasanya, Umair juga dikenal sebagai ahli ibadah yang menjauhi perpolitikan. Bahkan, ketika diangkat jadi pejabat sekalipun, Umair tetap mempertahankan zuhudnya. Berikut ini, kisahnya.
Biografi Singkat Umair bin Sa'ad: Keimanannya Lebih Besar dari Tubuhnya
Umair bin Sa’ad berasal dari kalangan Anshar Madinah. Sejak kecil ia tumbuh dalam keluarga sederhana, namun keimanannya telah tampak sejak dini. Dalam riwayatnya, Khalid Muhammad Khalid menggambarkan Umair sebagai sosok “yang jiwa dan akhlaknya tumbuh bersama sinar wahyu di Madinah”.
Ia dikenal sangat tekun beribadah, tidak banyak bicara, dan selalu menjaga amanah bahkan dalam perkara yang terlihat kecil.
Kedekatannya dengan Rasulullah SAW bukan karena posisi atau garis keturunan, tetapi karena kesalehan dan integritas yang memancar kuat dalam dirinya. Tidak mengherankan jika masyarakat Madinah menjulukinya sebagai anak muda yang jiwanya lebih besar dari tubuhnya.
Salah satu kisah paling masyhur adalah ketika Umair kecil ikut dalam sebuah ekspedisi. Ia masih sangat muda, sehingga sebagian sahabat ragu terhadap kesanggupannya. Namun ia berkata dengan penuh keyakinan, sebagaimana dikutip Khalid Muhammad Khalid:
“Aku tidak pernah menyangka bahwa kekuatan berada pada tubuh. Bagiku kekuatan ada pada hati yang yakin kepada Allah.”
Perkataan itu menegaskan bahwa ia memahami makna jihad bukan sebagai pembuktian fisik, melainkan keteguhan hati dalam ketaatan.
Anak Muda yang Dibenarkan Allah
Kisah keteladanan Umair bin Saad lainnya adalah saat dia mengungkap perilaku culas kaum munafik menjelang perang Tabuk. Di saat genting, sekelompok kaum munafik menyebarkan provokasi untuk memecah-belah persatuan umat Islam Madinah.
Merujuk artikel berjudul 'Saat Umair bin Sa’ad Laporkan Kemunafikan ‘Ayah Angkatnya’ kepada Nabi Muhammad', karya Muchlison Rohmat, salah satu tokoh kaum munafik itu bernama Julas bin Suwaid, yang tak lain kerabat dan orang yang merawat Umair semenjak ayahnya, Sa’ad, wafat dalam sebuah pertempuran.
Saking akrabnya, Julas sudah menganggap Umair sebagai anak sendiri. Begitu pun sebaliknya. Di tengah persiapan Perang Tabuk, Julas mengatakan sesuatu yang tidak pantas tentang Nabi Muhammad, "Jika yang diucapkan Muhammad itu benar, niscara kita lebih buruk dibandingkan keledai,” kata Julas, dikutip dari buku Sahabat-sahabat Cilik Rasulullah (Nizar Abazhah, 2011).
Mendengar perkataan Julas seperti itu, Umair menjadi begitu marah kepada ayah angkatnya tersebut. Dia tidak terima dengan perkataan Julas yang meragukan kebenaran Nabi Muhammad. Umair akhirnya menemui Nabi dan menyampaikan kemunafikan Julas kepadanya.
Julas dipanggil untuk mengklarifikasi ucapannya itu. Namun dia menyangkalnya dan menganggap bohong laporan Umair. Julas sampai bersumpah atas nama Tuhan untuk menguatkan penyangkalannya itu. Ketika itu posisi Umair terpojok. Semua orang hampir percaya dengan Julas dan menganggap Umair berbohong.
Untung, beberapa saat kemudian Nabi Muhammad menerima wahyu Al-Qur’an Surat at-Taubah ayat 74: “Mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan nama Allah, bahwa mereka tidah mengatakan sesuatu (yang menyakitkan hatimu). Padahal mereka telah mengucapkan kata-kata kufur, dan mereka telah kafir sesudah Islam.. (al-aayat).
Turunnya ayat itu menjadi kabar gembira bagi Umair bin Sa’ad. Apa yang dilaporkannya tentang kemunafikan Julas telah dibenarkan langsung oleh Allah sehingga Julas bin Suwaid tidak bisa mengelak lagi. Dia kemudian mengaku bersalah dan bertobat.
“Telingamu bisa dipercaya wahai anak muda. Tuhan membenarkanmu,” kata Nabi Muhammad kepada Umair.
Sebagai Penjaga Amanah
Beranjak dewasa, sosok Umair semakin dikenal dengan keisiqamahannya beribadah dan berjihad demi agama Allah. Sosoknya tak ditemukan dalam forum-forum politik, tapi mudah dilihat di baris pertama sholat berjamaah dan di garis depan pertempuran jihad.
Hal ini dipertahankannya hingga setelah Nabi SAW wafat. Dia tidak pernah mencari kedudukan atau materi. Tapi kiprahnya semakin terlihat.
Dalam setiap tugas masyarakat, ia dikenal sebagai lelaki yang tidak pernah menerima sesuatu yang bukan haknya. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, sifat amanahnya menjadi cahaya terang di tengah banyaknya kebutuhan pengelolaan negara.
Khalid Muhammad Khalid menulis bahwa Umeir “bukan hanya menjauhi yang haram, bahkan ia bersikap takut terhadap yang syubhat, seakan-akan ia melihat hisab di hadapannya.”
Salah satu kisah paling terkenal terjadi saat Khalifah Umar mendengar keluhan dari sebuah daerah mengenai pejabat yang mulai hidup mewah dengan harta negara. Umar lalu mengutus Umeir bin Sa’ad untuk menyelidiki.
Ketika kembali ke Madinah setelah beberapa bulan, Umar terkejut karena Umeir pulang tanpa membawa laporan tertulis, tanpa kendaraan, bahkan tanpa perbekalan berlebih. Umar bertanya:
“Dengan apa engkau pulang, wahai Umeir?”Lelaki saleh itu menjawab:
“Dengan bekal taqwa, wahai Amirul Mukminin.”Umeir menyampaikan bahwa rakyat baik-baik saja dan pajak telah dikumpulkan dengan benar, tetapi ia menolak menerima hadiah apa pun. Umar menangis karena melihat kezuhudan yang semakin langka bahkan di kalangan orang-orang baik
Pengabdian di Masa Khulafaur Rasyidin
Khalifah Umar yang terkenal teliti dalam memilih pejabat, melihat pada diri Umair kualitas seorang pemimpin yang amanah, zuhud, dan berintegritas tinggi.
Umar bin Khattab kemudian mengangkat Umair bin Sa'ad sebagai gubernur di wilayah Himsh (Homs, Suriah). Penunjukan ini bukan tanpa alasan. Himsh adalah wilayah strategis yang baru dibebaskan dan penduduknya sangat beragam.
Diperlukan seorang pemimpin yang bijaksana, tegas, sekaligus lembut hatinya untuk memimpinnya.
Sebagai gubernur, Umair bin Sa'ad membuktikan bahwa ia adalah pemimpin sejati:
Zuhud dan Tidak Cinta Dunia: Meski menjabat sebagai gubernur, gaya hidupnya tetap sederhana. Ia tidak terpesona oleh kemewahan dunia. Gajinya sebagai gubernur justru lebih banyak dibagikan kepada rakyatnya yang miskin. Ia percaya bahwa seorang pemimpin adalah pelayan umat, bukan penguasa yang harus dilayani.
Adil dan Bijaksana: Ia memimpin dengan keadilan yang menyentuh semua kalangan, baik Muslim maupun non-Muslim. Keputusannya selalu berdasarkan pada syariat Islam dan kemaslahatan rakyatnya.
Pemimpin yang Peduli: Umair dikenal sering turun langsung ke tengah rakyatnya. Ia menanyakan kesulitan mereka, memastikan hak-hak mereka terpenuhi, dan menyelesaikan persoalan dengan cara yang damai dan penuh hikmah.
Kisah Umair Menolak Gaji Besar
Suatu ketika, Khalifah Umar bin Khattab mengirimkan sejumlah harta untuk menambah gaji Umair sebagai gubernur. Namun, Umair menolaknya dengan halus.
Ia berkata, "Aku tidak membutuhkan ini. Aku hanya mengambil dari baitul mal sekadar untuk mencukupi kebutuhanku dan keluargaku."
Sikap zuhudnya ini membuat Umar semakin mengaguminya. Sebagai gubernur, Umeir tetap hidup sederhana. Ia menolak gaji mewah dan hanya mengambil secukupnya untuk hidup.
Bahkan sebagian masa pemerintahannya ia habiskan dengan berjalan kaki menyambangi desa-desa kecil untuk melihat kondisi rakyat, bukan untuk mengumpulkan harta.
Ketika Umar suatu hari memerintahkan agar gaji Umeir dinaikkan, ia menolak dengan halus dan berkata, “Cukuplah bagiku rezeki yang menguatkan punggungku hingga aku dapat kembali kepada Allah dengan ringan.”
Sikap inilah yang membuat Umar sering berkata kepada para sahabatnya, “Andai semua laki-laki seperti Umeir, niscaya dunia menjadi ringan ditanggung.”
Tahun-Tahun Terakhir dan Wafatnya
Menjelang akhir hayatnya, Umeir hidup dalam kondisi zuhud total. Ketika Umar mengetahui bahwa gubernurnya itu hidup dalam kesulitan karena terlalu hemat mengambil hak dari baitul mal, Umar mengirimkan bantuan.
Namun Umeir justru membagikan bantuan itu kepada fakir miskin, hingga tidak menyisakan apa pun untuk dirinya sendiri.
Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa ia wafat dengan meninggalkan dunia dalam keadaan paling bersih, tanpa harta, tanpa utang, tanpa ambisi yang tidak terpenuhi. Ia meninggalkan warisan moral yang jauh lebih berharga, contoh bahwa kekuasaan bisa dijalankan dengan kesucian hati.
Khalid Muhammad Khalid menyimpulkan sosoknya dengan kalimat, “Ia adalah seorang gubernur yang datang tanpa membawa dunia dan pergi tanpa ditinggalkan dunia. Dialah Umeir: kecil tubuhnya, tetapi besar di langit."
Ibrah dari Kisah Umair bin Sa'ad
Kisah Umeir bin Sa’ad adalah kisah tentang pribadi yang mengalahkan dunia, bukan menguasainya. Dalam lintasan sejarah para sahabat, ia mengajarkan bahwa integritas lebih kuat daripada pedang, dan kejujuran lebih berharga daripada kekuasaan.
1. Kejujuran yang Dibela oleh Allah
Umair menunjukkan bahwa kejujuran adalah mahkota seorang mukmin, bahkan ketika orang lain meragukannya. Allah membenarkan laporannya melalui Surah At-Taubah ayat 74, menjadi bukti bahwa kejujuran selalu berada di bawah pertolongan-Nya.
2. Keberanian Moral Lebih Besar daripada Keberanian Fisik
Ia berani menyampaikan makar kaum munafik meski masih sangat muda. Keberanian seperti ini lahir dari hati yang yakin kepada Allah, bukan dari kekuatan tubuh.
3. Amanah adalah Ujian Berat Pemegang Jabatan
Sebagai gubernur, Umair menolak fasilitas berlebih dan menjaga harta negara dengan ketat. Ia mengajarkan bahwa jabatan adalah tanggung jawab akhirat, bukan jalan memperoleh keuntungan.
4. Zuhud yang Menjaga Hati dari Kecintaan Berlebihan pada Dunia
Umair hidup sederhana karena memilih apa yang bermanfaat bagi akhiratnya. Ia menikmati dunia secukupnya, tetapi tidak pernah membiarkan dunia menguasai hatinya.
5. Keteladanan Tidak Menunggu Usia Dewasa
Umair sudah menjadi contoh mulia sejak masih remaja, menunjukkan bahwa kematangan iman tidak terikat usia. Pemuda yang bersih hati dan tegas prinsipnya dapat menjadi penopang umat.
People also Ask:
1. Umair bin saad siapa?
Umair bin Sa'ad al-Anshari merupakan sahabat Nabi Muhammad dari kaum Anshar suku Auz. Ia seorang zuhud, ahli menenun, ikut dalam penaklukan wilayah Syam (Suriah), tinggal di Homs setahun hingga ia wafat sampai di masa Khalifah Muawiyah. Ia anak yatim yang diasuh Jallas bin Suwaid (al-Julas).
2. Siapa Umar bin Sa'ad?
Umair bin Saad adalah sahabat Rasulullah yang diangkat menjadi gubernur kota Homs Syiria pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab.
3. Siapa mubalig pertama yang diutus ke Cina?
Sementara pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, Sa'ad bin Abi Waqqash ditugaskan untuk memimpin delegasi ke China. Merujuk buku Perkembangan Islam di Tiongkok (Ibrahim Tien Ying Ma, 1979), ini menjadi tonggak pertama dakwah Islam di negeri tirai bambu.
4. Siapa Sahabi yang paling tampan?
Menurut istri Muhammad, Aisyah, dia melihat Jibril dua kali “dalam wujud sebagaimana ia diciptakan” dan pada kesempatan lain sebagai seorang laki-laki yang menyerupai Dihya ibn Khalifa al-Kalbi , seorang murid Muhammad yang sangat tampan.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5451303/original/043791400_1766271284-ini-penjelasan-ilmiah-mukjizat-tongkat-nabi-musa-membelah-laut-merah-lzj.webp)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3381448/original/032968300_1613719892-wooden-spoon-fork-as-clock-hands-white-plate_49149-1007.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4573773/original/021416200_1694591354-20230913111830__fpdl.in__quran-being-held-hands-close-up_23-2148444089_normal.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417338/original/087225200_1763529762-Buka_Puasa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3190057/original/069392400_1595662626-muslim-woman-praying_23-2147794180.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450229/original/030945800_1766134797-unnamed__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285555/original/006582100_1752712046-IMG-20250709-WA0026.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3141976/original/029125200_1591094091-ramadan-3384043_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365523/original/042845000_1759199598-Dua_wanita_muslimah_membaca_buku.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4270292/original/089440700_1671764205-masjid-pogung-dalangan-DdMZbKFFbaU-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450038/original/011940800_1766126206-Gemini_Generated_Image_n0zy6on0zy6on0zy.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4273163/original/088837000_1672056349-teenage-girl-with-praying-sunny-nature_1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4213817/original/036215300_1667476717-bacaan-sholat-dari-awal-sampai-akhir-lengkap-dengan-niatnya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4174191/original/099991100_1664358430-bacaan-doa-setelah-adzan-beserta-arti-dan-keutamaannya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3097912/original/049390200_1586407817-photo-of-a-person-kneeling-in-front-of-book-2608353.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4243646/original/000555100_1669712732-029349200_1648524463-masjid-maba-QhzQfD0ihnI-unsplash_1___1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4403644/original/020818300_1682064463-Bacaan_istighfar_beserta_terjemahan_dan_artinya.jpg)





















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316291/original/015050100_1755231247-5.jpg)







