Makna 20 Tahun Berkarya Reza Rahadian: Sebuah Refleksi

5 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - April 2025 menjadi momentum istimewa bagi Reza Rahadian. Dua puluh tahun sudah ia menapaki dunia seni peran dan industri kreatif Indonesia. Alih-alih menggelar perayaan megah, aktor sekaligus sutradara ini memilih untuk merenung. Reza kemudian menjelaskan makna 20 tahun berkarya.

Pilihan Editor: 38 Tahun Reza Rahadian: Seribu Wajah dalam Film Indonesia

Ia mengatakan, perjalanan tersebut membawanya ke proses belajar membuat berbagai macam kesalahan, belajar dari kesalahan, dan berkaca pada diri. “Jadi buat saya ini perjalanan yang sangat dalam, saya mengartikan ini sebagai sebuah refleksi," ujar Reza dalam konferensi pers peluncuran Program Refleksi Dua Dasarasa dan buku Mereka yang Pertama di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta Barat, pada Senin, 28 April 2025.

Memilih diksi ‘refleksi’ ketimbang ‘perayaan’, aktor pemeran Habibie & Ainun (2012) itu menekankan bahwa 20 tahun perjalanan kariernya bukan untuk dirayakan dalam gegap gempita, melainkan untuk direnungkan. "Saya menghindari bentuk perayaan tapi sebagai momentum reflektif," tuturnya.

Belajar Menyederhanakan Diri

Sorotan di dunia hiburan yang biasa melingkupinya justru membawa dia pada satu kesadaran baru, yaitu pentingnya kesederhanaan. Reza bercerita, dalam beberapa tahun terakhir, ia mulai memilah menyingkirkan banyak hal yang dianggapnya tak lagi esensial dalam hidup.

“Saya ikut dalam unsur minimalis. Itu mungkin momentum yang sangat kontemplatif 20 tahun,” ujar Reza. Bagi aktor kelahiran 1987 itu, menyederhanakan hidup bukan hanya soal ruang fisik, melainkan juga tentang sikap hidup. Kesadaran ini pula yang membuatnya enggan menggelar perayaan besar untuk menandai dua dekade perjalanan.

Pilihan Berkarya Usai 20 Tahun 

Refleksi dua dasawarsa tak hanya membawanya menyaring banyak hal dalam kehidupan pribadi, tapi juga dalam pilihan berkarya. Reza kini memberi perhatian lebih kepada isu-isu yang ingin ia suarakan lewat karakter yang diperankannya.

Namun, ia menekankan bahwa ia tak menampik komposisi cerita atau film komersial. "Tapi, ada beberapa ruang-ruang sinema khususnya karakter yang penting untuk disuarakan dan mungkin agak mendorong untuk itu juga agar bisa lahir dan bertumbuh,” kata dia.

Rangkaian Program Refleksi Dua Dasarasa

Sebagai bagian dari refleksinya, Reza meluncurkan program Refleksi Dua Dasarasa yang dirancang bersama Inet Leimena selaku direktur program. Program ini akan berjalan selama delapan bulan ke depan selama 2025 dan mencakup sejumlah kegiatan lintas bidang seni.

Rangkaian program diawali dengan peluncuran buku tentang orang-orang paling berjasa dalam karier Reza, berjudul Mereka yang Pertama, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Buku ini akan dijual secara komersial pada 7 Mei 2025. Kemudian Reza akan menghadirkan pameran seni instalasi bertajuk Eudaimonia di ARTJOG 2025, Yogyakarta, mulai 20 Juni 2025.

Tak hanya itu, Reza juga akan meluncurkan film panjang pertamanya sebagai sutradara, berjudul Pangku, yang akan diputar di dua festival film internasional serta berkolaborasi dengan Jakarta Film Week dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2025. Pada Desember mendatang, ia juga akan tampil dalam monolog Dua Dasarasa yang naskahnya ditulis oleh sutradara teater sekaligus sastrawan Agus Noor.

Pilihan Editor: The Most Beautiful Girl in the World, Jawaban Penantian Reza Rahadian akan Film Romcom

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |