Liputan6.com, Jakarta - Milad Muhammadiyah 2025 membawa pesan besar tentang upaya memajukan kesejahteraan bangsa di usia persyarikatan yang kini memasuki 113 tahun. Tema ini kembali ditegaskan sebagai fondasi gerakan sosial yang telah mengakar sejak 1912.
Pada Milad Muhammadiyah 2025 ini, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan bahwa gerakan menyejahterakan masyarakat tidak hanya bicara ekonomi, tetapi juga keseimbangan spiritual dan moral. Keduanya harus tumbuh bersamaan agar lahir kesejahteraan yang utuh.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menjelaskan bahwa tema tahun ini dipilih untuk mengingatkan kembali komitmen persyarikatan dalam menghadirkan perubahan nyata di tengah dinamika kebangsaan.
Menurut Haedar, kesejahteraan bangsa tidak bisa berdiri sendiri tanpa gotong-royong, nilai agama, dan kebijakan negara yang berpihak pada pemerataan.
Fokus Memajukan Kesejahteraan Nasional
Haedar menegaskan bahwa komitmen Muhammadiyah selalu diarahkan pada lahirnya masyarakat yang lebih baik, baik secara sosial maupun spiritual. Tujuan utamanya adalah kesejahteraan lahir batin yang selaras dengan ajaran Islam.
Ia juga mengingatkan bahwa persyarikatan terus mendorong hadirnya kebijakan pemerintah yang menjamin kesejahteraan umum sebagaimana mandat konstitusi. Semua diarahkan pada terwujudnya keadilan sosial yang merata.
Dalam kesempatan itu, Haedar menghubungkan pesan Milad dengan amanat sila kelima Pancasila mengenai keadilan sosial. Menurutnya, hal ini menjadi pondasi penting dalam menjawab ketimpangan.
Milad kali ini juga menjadi momentum untuk mengevaluasi arah kebijakan negara dan peran masyarakat dalam menciptakan kemakmuran yang inklusif.
Kompleksitas Dinamika Kebangsaan
Haedar menyebut Indonesia saat ini berada dalam kondisi sosial-politik yang kompleks. Tantangan kebangsaan menurutnya membutuhkan kesadaran kolektif seluruh elemen masyarakat.
Ia menegaskan bahwa cita-cita Indonesia merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur harus terus menjadi kompas bersama, bukan sekadar slogan sejarah.
Muhammadiyah, sejak awal berdiri, dikatakan telah menjadi bagian dari kebangkitan nasional. Peran itu berlanjut hingga hari ini dalam berbagai bidang sosial, pendidikan, dan kesehatan.
Dalam konteks ini, Haedar kembali menegaskan pentingnya memperkuat nilai keislaman yang menjadi dasar gerakan Muhammadiyah.
Makna Negara Ideal dalam Perspektif Persyarikatan
Salah satu nilai yang diangkat pada Milad tahun ini adalah konsep negara ideal dalam Islam, yakni بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌLatin: “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”Artinya: “Sebuah negeri yang baik, bersih, dan mendapat ampunan Tuhan Yang Maha Pengampun.”
Haedar menyebut prinsip tersebut sebagai cita-cita bangsa yang selaras dengan nilai dasar Muhammadiyah.
Konsep itu juga disampaikan sebagai pengingat bahwa kesejahteraan tidak melulu persoalan ekonomi, tetapi juga karakter masyarakat di dalamnya.
Dalam penjelasan Haedar, negara yang ideal harus menghadirkan rasa aman, makmur, dan bersih dari ketidakadilan.
Landasan Gerakan: Muqaddimah dan MKCH
Haedar kemudian mengutip Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yang menegaskan pentingnya masyarakat yang adil, jujur, dan hidup dalam harmoni.
Dalam Muqaddimah tersebut, ditegaskan bahwa masyarakat sejahtera hanya dapat terwujud melalui kejujuran, persaudaraan, dan gotong royong.
Selain itu, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) menegaskan bahwa Islam adalah agama petunjuk yang menjamin kesejahteraan lahir batin.
Islam diterangkan sebagai rahmat yang memastikan kehidupan seimbang antara duniawi dan ukhrawi.
Enam Belas Langkah Usaha Muhammadiyah
Dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, terdapat enam belas langkah usaha yang menjadi alat gerak persyarikatan.
Sebagian langkah tersebut secara langsung menyinggung upaya kesejahteraan, seperti pemberdayaan perempuan, penguatan ekonomi, dan pelayanan kesehatan. Di dalamnya juga tercantum upaya meningkatkan kualitas hidup melalui kewirausahaan dan penguatan ekonomi umat. Pembahasan mengenai pelestarian lingkungan juga termasuk dalam langkah-langkah strategis tersebut.
Haedar memaparkan bahwa makna kesejahteraan memiliki cakupan luas, bukan hanya tentang ekonomi. Secara bahasa, sejahtera berarti kondisi yang aman, tenteram, dan makmur dalam berbagai aspek kehidupan.Kesejahteraan dalam ekonomi mengacu pada ketersediaan keuntungan benda dan standar hidup yang layak. Sementara dalam kebijakan sosial, kesejahteraan mencakup pelayanan publik yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kesejahteraan sebagai Mandat Konstitusi
Haedar kembali mengingatkan bahwa konstitusi Indonesia menegaskan kewajiban negara untuk memajukan kesejahteraan umum.
Dalam Pembukaan UUD 1945, tujuan itu dikatakan tidak boleh hanya menjadi idealisme, melainkan harus diwujudkan lewat kebijakan strategis.
Ia menekankan bahwa umat dan pemerintah memiliki tanggung jawab bersama dalam mengawal amanat ini. Pemerataan kesejahteraan menurutnya harus hadir dalam program nyata, bukan sekadar wacana.
Menurut Haedar, kesenjangan sosial ekonomi masih menjadi pekerjaan besar yang perlu segera diselesaikan. Di beberapa wilayah, ketimpangan masih sangat terasa dan memengaruhi kualitas hidup masyarakat. Ia menekankan agar kebijakan negara tidak hanya berpihak kepada kelompok tertentu, apalagi segelintir golongan. Menurutnya, keadilan sosial menjadi kunci agar Milad tahun ini benar-benar menghasilkan dampak jangka panjang.
Pentingnya Kebijakan Strategis Pemerintah
Pemerintah diminta mengambil peran besar dalam menghadirkan kebijakan praktis yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Program-program yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi harus diperluas jangkauannya. Pendekatan kolaboratif dengan organisasi masyarakat, termasuk Muhammadiyah, perlu terus diperkuat. Haedar menyebut sinergi seperti ini sebagai bagian penting dari pembangunan nasional.
Kembali ke Spirit Dasar Muhammadiyah
Di bagian akhir penyampaiannya, Haedar mengajak seluruh anggota Muhammadiyah untuk kembali memperkuat komitmen perjuangan sosial. Ia menekankan bahwa gerakan tidak boleh berhenti pada seremoni Milad. Muhammadiyah disebut harus terus menjadi pelopor perbaikan masyarakat di berbagai sektor. Dengan demikian, peringatan Milad Muhammadiyah 2025 menjadi momen penting untuk memperbarui semangat perjuangan kolektif.
Haedar menegaskan bahwa perjalanan panjang Muhammadiyah telah membuktikan kontribusi nyata dalam memajukan bangsa. Dengan tema besar Memajukan Kesejahteraan Bangsa, Milad Muhammadiyah 2025 menjadi pengingat agar perjuangan tersebut terus dilanjutkan. Dan pada akhirnya, Milad Muhammadiyah 2025 kembali menegaskan bahwa kesejahteraan bangsa adalah tujuan bersama, bukan hanya tugas pemerintah maupun persyarikatan.
Pertanyaan seputar topik
1. Apa tema utama Milad Muhammadiyah 2025?Tema utamanya adalah Memajukan Kesejahteraan Bangsa.
2. Mengapa kesejahteraan menjadi fokus utama?Karena Muhammadiyah melihat bahwa kesejahteraan spiritual dan sosial ekonomi harus berjalan beriringan.
3. Apa makna baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dalam Milad?Maknanya adalah negara yang baik, bersih, dan mendapat ampunan Tuhan.
4. Apakah Milad hanya seremoni tahunan?Tidak. Milad dijadikan momentum untuk memperkuat arah gerakan persyarikatan.
5. Apa pesan Haedar untuk pemerintah?Agar mempercepat kebijakan strategis yang menjamin pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5451303/original/043791400_1766271284-ini-penjelasan-ilmiah-mukjizat-tongkat-nabi-musa-membelah-laut-merah-lzj.webp)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3381448/original/032968300_1613719892-wooden-spoon-fork-as-clock-hands-white-plate_49149-1007.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4573773/original/021416200_1694591354-20230913111830__fpdl.in__quran-being-held-hands-close-up_23-2148444089_normal.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417338/original/087225200_1763529762-Buka_Puasa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3190057/original/069392400_1595662626-muslim-woman-praying_23-2147794180.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450229/original/030945800_1766134797-unnamed__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285555/original/006582100_1752712046-IMG-20250709-WA0026.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3141976/original/029125200_1591094091-ramadan-3384043_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365523/original/042845000_1759199598-Dua_wanita_muslimah_membaca_buku.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4270292/original/089440700_1671764205-masjid-pogung-dalangan-DdMZbKFFbaU-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450038/original/011940800_1766126206-Gemini_Generated_Image_n0zy6on0zy6on0zy.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4273163/original/088837000_1672056349-teenage-girl-with-praying-sunny-nature_1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4213817/original/036215300_1667476717-bacaan-sholat-dari-awal-sampai-akhir-lengkap-dengan-niatnya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4174191/original/099991100_1664358430-bacaan-doa-setelah-adzan-beserta-arti-dan-keutamaannya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382022/original/048339900_1760524874-Sholawat_dan_Berdzikir.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3097912/original/049390200_1586407817-photo-of-a-person-kneeling-in-front-of-book-2608353.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4243646/original/000555100_1669712732-029349200_1648524463-masjid-maba-QhzQfD0ihnI-unsplash_1___1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4403644/original/020818300_1682064463-Bacaan_istighfar_beserta_terjemahan_dan_artinya.jpg)





















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316291/original/015050100_1755231247-5.jpg)







