TEMPO.CO, Jakarta - Perang tarif antara Amerika Serikat dan Cina menyebar hingga ke media sosial. Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt ikut menjadi sasaran. Dia disebut-sebut mengenakan gaun yang kabarnya dibuat di Cina.
Kontroversi tersebut bermula setelah diplomat Cina, Zhang Zhisheng mengkritik Leavitt karena mengenakan gaun yang dibuat dengan renda dari Tiongkok, seperti dilansir dari NDTV. Zhang menyoroti kesenjangan antara retorika perdagangan keras pemerintahan Donald Trump dan kenyataan sehari-hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zhang, yang menjabat sebagai Konsul Jenderal Republik Rakyat Cina di Denpasar, Indonesia, mengunggah foto gaun tersebut ke X. Ia juga menyertakan tangkapan layar dari pengguna Weibo. Seorang pengguna mengklaim renda pada gaun Leavitt berasal dari sebuah pabrik di Mabu, Tiongkok, tempat mereka bekerja.
"Menuduh Cina adalah bisnis. Membeli di Cina adalah kehidupan. Renda yang indah pada gaun itu dikenali oleh seorang karyawan perusahaan Cina sebagai produknya," tulis diplomat Zhang di X.
Banyak yang membela Leavitt dengan alasan bahwa gaun situs web Cina itu mungkin tiruan. "Orang Cina terkenal dengan pakaian bajakan. Kemungkinan besar mereka meniru jaket merek mewah," kata seorang pengguna Weibo.
Beberapa pengguna media sosial menuduhnya munafik karena mengenakan produk buatan Cina. "Leavitt mengecam Made in Cina sambil mengenakan gaun buatan Cina, munafik sekali? Tarif sangat memberatkan, tetapi pakaiannya menunjukkan bahwa dia mendukungnya. Langkah klasik politisi: salahkan Cina, tetapi pertahankan barang-barang murah."
Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif masuk yang tinggi terhadap barang-barang dari Cina yaitu 145 persen. Cina membalas dengan mengenakan tarif impor 125 persen terhadap barang AS.
Pada Selasa, seorang pejabat tinggi Cina memperingatkan bahwa perang tarif Trump sangat tidak tahu malu. Perang tarif akan menjadi bumerang, dan membuat para petani di AS meratap.
Xia Baolong, pejabat senior Cina yang mengawasi Hong Kong dan Makau, mengecam keputusan Trump untuk mengenakan pajak sebesar 145 persen adalah tindakan yang sangat tidak masuk akal.
"AS tidak mengincar tarif kami, tetapi kelangsungan hidup kami," kata Xia dalam pidato yang disiarkan televisi. "AS telah berulang kali membendung dan menekan Hong Kong dan ini pada akhirnya akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri," ujarnya dilansir dari Newsweek.
Dalam opini yang dimuat di surat kabar Nhan Dan di Vietnam pada hari Senin, Presiden Cina Xi Jinping mengatakan bahwa perang dagang tidak menghasilkan pemenang dan proteksionisme “tidak menawarkan solusi”.
"Ada kebutuhan untuk secara tegas melindungi sistem perdagangan multilateral, menjaga stabilitas produksi dan rantai pasokan global, dan memelihara lingkungan internasional yang terbuka dan kooperatif," kata Xi dalam yang diterbitkan bertepatan dengan dimulainya lawatannya selama lima hari di Asia Tenggara.