Liputan6.com, Jakarta - Konsep perbedaan tawakal dan ikhtiar serta contoh penerapannya menjadi tema penting dalam kehidupan umat Islam. Dua hal ini sering kali disalahartikan, padahal keduanya memiliki posisi yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Secara sederhana, tawakal berarti menyerahkan hasil akhir kepada Allah SWT, sementara ikhtiar adalah bentuk usaha manusia dalam meraih tujuan. Keduanya wajib berjalan beriringan agar kehidupan dunia dan akhirat seimbang.
Tawakal tanpa ikhtiar dapat membuat seseorang terjebak dalam kemalasan, sedangkan ikhtiar tanpa tawakal bisa menjerumuskan pada kesombongan. Itulah mengapa memahami Perbedaan Tawakal dan Ikhtiar serta Contoh Penerapannya menjadi hal yang krusial bagi setiap Muslim.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah menegaskan pentingnya keseimbangan antara usaha dan penyerahan diri. Umat Islam diminta untuk berjuang sekuat tenaga, kemudian menyerahkan hasilnya sepenuhnya kepada Sang Pencipta.
menerima hasil apa pun sebagai takdir terbaik dari Allah.5. Apa manfaat gabungan tawakal dan ikhtiar bagi mental seseorang?Keduanya menumbuhkan ketenangan, optimisme, dan keyakinan positif dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan.
Pengertian Tawakal
Tawakal berasal dari kata tawakkala–yatawakkalu–tawakkulan yang berarti menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT dengan penuh keikhlasan. Ini bukan sikap pasrah tanpa usaha, melainkan bentuk keyakinan bahwa hasil terbaik selalu datang dari-Nya.
Rasulullah SAW mencontohkan tawakal sebagai sifat yang melekat dalam setiap tindakan. Saat berperang, berdakwah, bahkan dalam urusan keseharian, Nabi selalu berusaha maksimal dan diiringi doa penuh harap kepada Allah.Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Ikatlah untamu, kemudian bertawakallah."(HR. Tirmidzi)
Hadis ini menjadi simbol keseimbangan antara tindakan dan penyerahan diri kepada Allah SWT.
Perbedaan Tawakal dan Ikhtiar
Secara terminologi, ikhtiar berarti usaha sungguh-sungguh yang dilakukan manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara tawakal adalah sikap mental dan spiritual setelah usaha tersebut dilakukan.
Keduanya tidak bertentangan, justru saling melengkapi. Manusia berikhtiar untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai makhluk aktif, sementara tawakal menunjukkan keimanan bahwa hasil akhir hanya milik Allah SWT.
Dalam konteks kehidupan modern, konsep ini terlihat ketika seseorang bekerja keras mencari nafkah, namun tetap sadar bahwa rezeki tidak hanya datang dari upaya, tetapi juga dari kehendak Ilahi.
Tawakal dalam Pandangan Al-Qur’an
Allah SWT berfirman dalam surat Ath-Thalaq ayat 2–3:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Wa man yattaqillāha yaj‘al lahū makhrajan, wa yarzuqhu min ḥaytsu lā yaḥtasib, wa may yatawakkal ‘alallāhi fa huwa ḥasbuh.
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah baginya.”
Ayat ini menegaskan bahwa tawakal mendatangkan ketenangan, kecukupan, dan solusi dari segala masalah yang dihadapi.
Hubungan Antara Tawakal dan Ikhtiar
Tawakal tidak akan sempurna tanpa ikhtiar. Begitu pula ikhtiar tanpa tawakal akan kehilangan keberkahan. Islam menempatkan keduanya dalam posisi yang seimbang dan saling menguatkan.
Seorang petani yang menanam benih di ladang telah melakukan ikhtiar. Namun saat ia berdoa dan percaya hasil panennya berada di tangan Allah SWT, di situlah letak tawakalnya.
Konsep ini juga berlaku dalam pendidikan, pekerjaan, maupun urusan rumah tangga. Dalam semua aspek kehidupan, kombinasi ikhtiar dan tawakal menjadi kunci kesuksesan dunia dan akhirat.
Contoh Penerapan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Penerapan tawakal dan ikhtiar dapat ditemukan dalam berbagai situasi. Seseorang yang sedang mencari pekerjaan, misalnya, harus berusaha sebaik mungkin dengan melamar ke banyak tempat.
Setelah itu, ia pasrahkan hasilnya kepada Allah SWT.Demikian juga dengan seorang siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh untuk ujian. Setelah semua persiapan dilakukan, ia tidak terlalu khawatir dengan hasilnya, karena yakin Allah akan memberi yang terbaik.
Kehidupan Rasulullah SAW juga penuh dengan teladan penerapan kedua konsep ini secara nyata.
Dalam setiap perjuangannya, Rasulullah SAW menunjukkan keseimbangan antara usaha dan penyerahan diri. Saat hijrah ke Madinah, beliau menyiapkan rencana matang, mencari jalan aman, menyembunyikan jejak, dan tetap berdoa agar Allah melindungi.
Ketika Perang Badar, beliau berstrategi, menyiapkan pasukan, dan berdoa semalaman. Inilah bentuk tawakal sejati: usaha maksimal tanpa meninggalkan keyakinan penuh pada kuasa Allah SWT.T
awakal bukan berarti berpangku tangan. Justru, ia menjadi motivasi spiritual untuk terus bergerak dengan tenang dan yakin.
Dampak Positif Tawakal dan Ikhtiar
Gabungan dua konsep ini membawa ketenangan batin. Orang yang berikhtiar dengan benar tidak mudah menyerah, sementara yang bertawakal tidak mudah stres menghadapi hasil yang belum sesuai harapan.
Tawakal mengajarkan penerimaan terhadap takdir, sedangkan ikhtiar mengajarkan tanggung jawab terhadap perbuatan. Keduanya menjadikan hidup lebih bermakna.
Umat Islam yang mampu menyeimbangkan dua hal ini akan memiliki mental positif, hati lapang, dan semangat pantang menyerah.
Tawakal Bukan Pasrah Buta
Sebagian orang mengira tawakal sama dengan pasrah tanpa usaha. Padahal, pandangan ini keliru besar. Rasulullah SAW sendiri menegaskan pentingnya tindakan sebelum berserah diri.
Pasrah tanpa usaha disebut tawakkul, bukan tawakal. Perbedaan ini penting agar umat tidak terjebak dalam sikap malas atas nama agama.
Islam justru mendorong umatnya menjadi pekerja keras, inovatif, dan produktif, lalu tetap rendah hati dengan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT.
Tawakal dalam Kehidupan Modern
Dalam dunia kerja, seseorang harus mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, disiplin, dan profesional. Setelah itu, barulah ia bertawakal bahwa hasilnya akan membawa kebaikan.
Begitu pula dalam dunia bisnis, pengusaha yang bijak tidak hanya berstrategi tapi juga berdoa agar Allah memberkahi usahanya.
Kesadaran ini membuat manusia tidak mudah gelisah terhadap perubahan nasib, karena yakin semua sudah diatur oleh Allah SWT.
Sikap tawakal memberikan ketenangan dan menumbuhkan kepercayaan diri. Orang yang tawakal tahu bahwa apa pun hasilnya, pasti ada hikmah yang baik di baliknya.
Allah SWT juga menjanjikan perlindungan bagi hamba yang bertawakal. Dalam surat Ali Imran ayat 159 disebutkan:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
Fa idzā ‘azamta fatawakkal ‘alallāh
“Apabila engkau telah bertekad, maka bertawakallah kepada Allah.”
Ayat ini menegaskan bahwa tawakal datang setelah ikhtiar yang matang.
Seseorang yang bertawakal akan memiliki hati yang damai. Ia tidak mudah kecewa ketika gagal, karena yakin kegagalan adalah jalan menuju keberhasilan lain yang Allah kehendaki.
Ketika tawakal tertanam kuat, kehidupan menjadi lebih ringan. Segala kekhawatiran berganti dengan rasa syukur dan sabar.Inilah rahasia mengapa para ulama terdahulu mampu hidup dengan ketenangan luar biasa meski dalam keterbatasan.
Kesalahan Umum dalam Memahami Tawakal
Kesalahan umum yang sering muncul adalah menyamakan tawakal dengan menyerah. Banyak orang berhenti berusaha dengan alasan “sudah tawakal.”
Padahal, tawakal sejati menuntut usaha maksimal. Setelah berusaha dan berdoa, barulah hasilnya diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
Kesalahan memahami konsep ini dapat membuat seseorang stagnan dan kehilangan motivasi hidup.
Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam menerapkan tawakal dan ikhtiar. Beliau tidak pernah diam tanpa tindakan, namun selalu menyandarkan hasilnya pada Allah SWT.
Dalam kehidupan umat Islam, meneladani beliau berarti berusaha keras di dunia tanpa melupakan akhirat.
Perbedaan Tawakal dan Ikhtiar serta Contoh Penerapannya menjadi pengingat bahwa Islam adalah agama keseimbangan. Manusia diminta berusaha dengan sungguh-sungguh, kemudian berserah diri kepada Allah SWT.
Tawakal menenangkan hati, sementara ikhtiar menggerakkan tubuh untuk terus berbuat. Keduanya membentuk karakter Muslim yang kuat, sabar, dan penuh keyakinan.Sebagaimana firman Allah:
وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Wa ‘alallāhi falyatawakkalil mu’minūn
“Dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang beriman bertawakal.” (QS. At-Taghabun: 13).
People Also Talk
1. Apa perbedaan utama tawakal dan ikhtiar?Tawakal adalah penyerahan hasil kepada Allah SWT, sedangkan ikhtiar adalah usaha maksimal manusia untuk mencapai tujuan.
2. Apakah tawakal berarti pasrah tanpa usaha?Tidak. Tawakal selalu didahului oleh ikhtiar. Pasrah tanpa usaha disebut tawakkul, bukan tawakal.
3. Mengapa tawakal penting dalam Islam?Karena tawakal menunjukkan keimanan dan keyakinan bahwa semua hasil berada di tangan Allah SWT.
4. Bagaimana cara menerapkan tawakal dalam kehidupan modern?Dengan bekerja keras, menjaga integritas, dan tetap tenang

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5102800/original/012961600_1737448281-1737446419683_arti-doa-tidur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3579790/original/038873300_1632297815-pexels-rodnae-productions-8217647.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4990655/original/018003600_1730716747-tata-cara-sholat-tahajud-agar-keinginan-terkabul.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4011083/original/042080100_1651218283-20220429-Sholat-Jumat-Terakhir-Ramadhan-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2846280/original/058735300_1562395380-20190706-Pengecekan-Kelengkapan-Administrasi-Calon-Jemaah-Haji4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4340567/original/054250300_1677564937-20230228-Edukasi-Manasik-Haji-Anak-Faizal-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3108177/original/030261700_1587459748-299786-P7FMQK-120.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383864/original/030469300_1760697190-Berdoa_sebelum_bekerja.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5241347/original/056837800_1748947656-20250603-Suasana_Masjidil_Haram-AFP_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5082484/original/092438300_1736234505-1736231602601_apa-itu-tawakal.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4030425/original/064674000_1653273891-raka-dwi-wicaksana-Jbk_Tce8Z1U-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434707/original/074217100_1764949443-WhatsApp_Image_2025-12-05_at_17.55.33.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3430878/original/058976400_1618561327-20210416-Itikaf-Masjid-Kubah-Emas-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3483909/original/037359100_1623818592-attractive-asian-muslim-woman_8595-8620.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417164/original/022570200_1763523453-Berhaji.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5210968/original/055759100_1746521381-WhatsApp_Image_2025-05-06_at_15.43.30.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3620359/original/028433100_1635837042-photo-1609487623546-f94a1b2161db.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5239555/original/064270700_1748843824-WhatsApp_Image_2025-06-02_at_12.51.40.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434399/original/032118500_1764926567-ilustrasi_pernikahan_muslim.png)





























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316291/original/015050100_1755231247-5.jpg)