Saktinya Ibunda Gus Maksum Lirboyo, Angkat 1 Kuintal Beras seperti Jinjing Kresek Sayur

Liputan6.com, Jakarta - Kisah para tokoh pesantren di Indonesia memang tak pernah habis untuk dibicarakan. Salah satunya adalah cerita penuh karomah dari almarhumah Bu Nyai Aisyah, ibunda dari KH Maksum Jauhari atau yang akrab dikenal Gus Maksum Lirboyo.

Bu Nyai Aisyah dikenal sebagai sosok perempuan kuat, bukan hanya dari sisi mental dan spiritual, tetapi juga fisik. Kisah tentang kekuatan luar biasa yang dimilikinya masih menjadi bahan perbincangan hangat hingga kini, terutama di kalangan santri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

Cerita itu disampaikan oleh seorang anak dari salah satu santri yang dahulu pernah tinggal dan mondok di Lirboyo. Menurut kesaksiannya, kejadian tersebut berlangsung ketika ia sedang membantu bersih-bersih di rumah Bu Nyai Aisyah, yang akrab disebut dengan "Maksah."

Dikutip Senin (05/05/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626, kisah ini terjadi saat sang santri tengah mencuci piring dan menyapu rumah dalam waktu luangnya di sela kegiatan pesantren.

Kala itu, datanglah kiriman beras dalam karung besar. Beratnya ditaksir mencapai sekitar satu kuintal. Karena hanya santri itu yang berada di dalam rumah, Maksah pun memintanya untuk mengangkat karung beras tersebut dan memindahkannya ke tempat lain.

Sang santri sempat bingung dan gelagapan. Ia sadar benar bahwa tubuhnya tak sanggup untuk mengangkat beban seberat itu. Namun, karena diminta langsung oleh Maksah, ia mencoba menjalankan perintah meskipun jelas terlihat kesulitan.

Evakuasi Dramatis Kapolda Jambi, TNI Berputar Cepat Ditarik Helikopter

Melihat hal tersebut, Maksah hanya tersenyum kecil. Ia pun berkata sambil tertawa ringan, "Ya ampun, Cah Lanang kok enggak kuat ngangkat beras satu karung?"

Seketika itu juga, Maksah maju mendekati karung beras tersebut. Tanpa bantuan siapa pun, ia langsung mengangkat karung satu kuintal itu hanya dengan satu tangan. Aksi itu membuat sang santri melongo tak percaya.

Yang lebih mencengangkan, cara Maksah mengangkat karung tersebut seperti seseorang yang membawa kantong kresek berisi sayur. Enteng, tenang, dan penuh keyakinan. Tidak tampak sedikit pun ia kesulitan melakukannya.

Kejadian itu pun membekas kuat dalam ingatan sang santri. Ia kemudian bercerita kepada teman-temannya sesama santri dan keluarganya. Cerita itu pun menyebar, hingga akhirnya menjadi kisah karomah yang diyakini banyak orang.

Bagi para santri dan masyarakat sekitar, kejadian ini bukan sekadar kisah kekuatan fisik, melainkan sebuah isyarat bahwa Bu Nyai Aisyah memang memiliki karomah luar biasa. Banyak pula yang menyebutnya sebagai anugerah dari Allah atas keikhlasannya mendampingi perjuangan dakwah suaminya.

Gus Maksum Lirboyo sendiri dikenal sebagai ulama kharismatik yang memiliki pengaruh besar dalam dunia pesantren. Tak heran, jika ibunya pun dipercaya sebagai sosok dengan kekuatan spiritual dan keberkahan yang luar biasa.

Banyak orang yang mengenang Bu Nyai Aisyah sebagai perempuan tangguh yang tidak banyak bicara, namun penuh wibawa. Ia juga dikenal telaten dalam mengurus santri dan keluarga, serta penuh keteguhan dalam menjalani kehidupan pesantren.

Kisah ini menjadi salah satu dari sekian banyak kisah luar biasa yang menyelimuti kehidupan tokoh-tokoh besar pesantren. Meski terdengar di luar nalar, banyak yang meyakini bahwa kekuatan seperti itu datang dari keikhlasan, laku prihatin, dan kedekatan seseorang dengan Sang Pencipta.

Bukan hanya tentang kekuatan fisik, namun lebih dari itu—kisah ini mengajarkan tentang keteguhan hati dan semangat pengabdian. Bahwa perempuan pun bisa menjadi panutan dalam kekuatan dan keberanian, bahkan dalam dunia pesantren.

Kini, meski Bu Nyai Aisyah telah lama wafat, kisahnya tetap hidup di hati para santri. Ia menjadi inspirasi bahwa kekuatan sejati datang dari keimanan dan pengabdian, bukan hanya dari otot dan tenaga.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul