Top 3 Islami: Apakah Niat Puasa Ayyamul Bidh dan Senin-Kamis Bisa Digabung dengan Puasa Syawal 2025?

1 day ago 4

Liputan6.com, Jakarta Pada bulan Syawal 1446 Hijriyah/2025 ini, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal dan ibadah. Selain ibadah sunnah rutin, pada bulan ini ada amalan yang keutamaannya begitu besar, yakni puasa Syawal.

Puasa enam hari Syawal, pahala yang didapatkan setara dengan puasa setahun penuh. Pertanyaannya kemudian, apakah puasa sunnah lain bisa digabungkan niatnya dengan puasa Syawal?

Ulasan mengenai puasa Senin, Ayyamul Bidh dan Syawal apakah niatnya bisa digabung menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (14/4/2025).

Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah karomah KH Hasyim Asy'ari dan dua kiai NU lain dalam kelahiran Syaikhona KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen Zubair.

Sementara, artikel ketiga terpopuler yaitu kisah Mbah Moen bertemu dengan Nabi Khidir AS saat nyantri di Pondok Pesantren Lirboyo, yang saat itu diasuh oleh Romo KH Mahrus Ali.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

Simak Video Pilihan Ini:

TEGANG!! KPK Geledah Rumah Dinas Bupati Purbalingga

1. Puasa Senin, Ayyamul Bidh dan Syawal 2025: Bolehkah Gabung Niat Puasa Sunnah?

Ibadah umat Islam tidak hanya sholat. Muslim diperintahkan melaksanakan ibadah lainnya seperti zakat, sedekah, haji, dan puasa. 

Khusus puasa, ibadah ini tidak hanya dikerjakan saat Ramadhan, tapi juga di bulan lain. Hukum puasa selain Ramadhan adalah sunnah, kecuali puasa qadha Ramadhan, puasa nazar, dan puasa kafarat.

Adapun puasa sunnah ada banyak. Macam-macam puasa sunnah ialah puasa Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, puasa Syawal, puasa Tarwiyah, puasa Arafah, puasa Rajab, puasa Dawud, dan sebagainya.

Di bulan April 2025, ada tiga puasa sunnah yang bisa dilakukan dalam sehari. Adalah puasa Senin, Syawal, dan Ayyamul Bidh. Tiga puasa ini dapat dikerjakan sekaligus pada Senin, 14 April 2025 atau 15 Syawal 1446 H.

Pertanyaannya, apakah boleh menggabungkan niat puasa-puasa sunnah tersebut sekaligus? Simak penjelasannya di bawah ini, mengutip penjelasan dari beberapa ulama.

Selengkapnya baca di sini

2. Karomah KH Hasyim Asy'ari dan 2 Kiai NU dalam Kelahiran Mbah Moen, Kisah yang Jarang Diungkap

Kisah kelahiran KH Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen menjadi catatan penting dalam sejarah tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Sosok ulama karismatik ini tidak hanya dikenang karena keilmuannya, tetapi juga karena kisah spiritual yang melingkupi kelahirannya.

KH Maimoen Zubair lahir pada 28 Oktober 1928 di Rembang, Jawa Tengah. Ia wafat pada 6 Agustus 2019 di usia 90 tahun, meninggalkan warisan keilmuan dan keteladanan yang sangat luas. Di balik kelahirannya, tersimpan kisah yang menakjubkan dan menggugah hati.

Dalam satu kesempatan, Mbah Moen menceritakan asal-usul kelahirannya yang melibatkan tiga ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yaitu KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri. Kisah ini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Mbah Moen sebagai tokoh NU sejati.

Menurut penuturannya, ketiga ulama tersebut meludahi segelas air dan meminumkannya kepada ibunya yang sedang mengandung. Tak lama setelah itu, ia pun dilahirkan ke dunia. Kisah ini mengandung nilai spiritual yang sangat tinggi dalam tradisi keislaman pesantren.

Dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626, yang dikutip Minggu (13/04/2025), kisah ini disampaikan langsung oleh Mbah Moen. Tayangan tersebut memperlihatkan bagaimana ia mengenang peristiwa penuh karomah tersebut dengan penuh ketulusan dan kesyukuran.

Selengkapnya baca di sini

3. Saat Mbah Moen Muda Bertemu Nabi Khidir di Pesantren Lirboyo, Begini Pesan KH Mahrus Ali

Kisah-kisah spiritual para ulama terdahulu tak pernah kehilangan daya tariknya. Salah satunya adalah pengalaman langka yang dialami oleh KH Maimoen Zubair atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Moen saat masih muda.

Saat menjadi santri di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Mbah Moen dikenal sebagai pribadi yang tekun dan penuh adab terhadap para gurunya. Hari-harinya diisi dengan belajar kitab kuning, mengaji, serta menjalani kehidupan santri secara khusyuk dan disiplin.

Namun, di balik kehidupan santri yang terlihat biasa, sebuah peristiwa luar biasa terjadi pada diri Mbah Moen muda. Sekitar pukul 11 siang di suatu hari, ia mengalami kejadian yang tak bisa dijelaskan dengan logika biasa.

Pada waktu itu, Mbah Moen muda mendengar suara aneh yang seakan memanggilnya. Suara itu terasa begitu nyata, meskipun tak ada satu pun orang yang terlihat di sekitarnya. Ia pun mengikuti arah suara tersebut.

Dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626, dikutip Minggu (13/04/2025), suara itu ternyata berasal dari arah sebuah makam yang berada dekat kompleks pondok pesantren.

Ketika menoleh ke arah makam, Mbah Moen melihat sosok lelaki dengan pakaian sederhana seperti seorang petani. Ia mengenakan caping dan berdiri tegak di samping makam, memancarkan aura yang berbeda dari orang kebanyakan.

Sosok tersebut lalu berkata kepada Mbah Moen muda, “Kamu cinta sama saya? Saya cinta sama kamu. Dijamin Gusti Allah nantinya.” Ucapan ini membuat hati Mbah Moen bergetar, merasa tersentuh dan haru.

Setelah mengucapkan kalimat penuh makna itu, sosok tersebut mulai mendoakan Mbah Moen dengan khusyuk. Doa itu dilantunkan dalam waktu yang cukup lama, seolah menyampaikan harapan-harapan besar yang tak kasat mata.

Mbah Moen muda hanya bisa mengamini doa itu dengan penuh kepasrahan. Ia berdiri dalam diam, menyimak dengan seksama setiap kata yang terucap dari sosok tersebut, yang diyakininya sebagai Nabi Khidir AS.

Selengkapnya baca di sini

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |