Liputan6.com, Cilacap - Hari Tasyrik ialah tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha, yakni tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Tiga hari setelah Idul Adha itu merupakan hari istimewa bagi umat Islam.
Di hari Tasyrik, umat Islam dilarang melaksanakan ibadah puasa. Oleh sebab itu hari tersebut dikenal dengan hari makan dan minum.
Meskipun pada hari itu seorang muslim dilarang berpuasa, namun sebagai gantinya terdapat amalan yang pahalanya tak kalah istimewanya dibandingkan puasa Tarwiyah dan Arafah.
Berikut ini 3 amalan yang relatif ringan di hari Tasyrik yang bisa dilakukan di mana keutamaannya atau keistimewaanya tidak kalah dengan puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.
Simak Video Pilihan Ini:
Aksi Heroik Kapal Bakamla Usir Kapal China Coast Guard di Laut Natuna
Amalan Utama di Hari Tasyrik
Merangkum jateng.nu.or.id beberapa pendapat para ulama terkait amalah yang utama untuk dilakukan selama Hari Tasyrik.
1. Memperbanyak takbir
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadis terkait amalan yang dianjurkan pada hari-hari Tasyrik. Dalam riwayat tersebut, beliau mengutip pendapat Ibnu Abbas ra. yang menafsirkan perintah untuk berzikir pada hari-hari tertentu dalam Surah Al-Baqarah ayat 203 sebagai merujuk kepada hari-hari Tasyrik.
وقال ابنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُواْ اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ أَيَّامُ العَشْرِ والأَيَّامُ المَعْدُوْدَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيْقِ وكَانَ ابنُ عُمَرُ وأَبُو هُرَيْرَةَ كَانَا يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أيَّامِ العَشْرِ يُكبِّرَانِ، ويُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيْرِهِمَا وكَبَّرَ مُحَمَّدٌ بْنُ عَلِيٍّ خَلْفَ النَافِلَةِ
Artinya: “Ibnu Abbas ra. mengatakan, ‘Sebutlah nama Allah (zikirlah) pada hari tertentu,’ (Surat Al-Baqarah ayat 203). ‘Hari 10 dan hari-hari tertentu adalah Hari Tasyrik.’ Sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah ra. keluar ke pasar pada hari 10 sambil bertakbir. Orang-orang pun ikut bertakbir karena takbir keduanya. Muhammad bin Ali juga bertakbir setelah shalat sunnah,” (HR Bukhari).
2. Memperbanyak Tahlil, Tahmid, dan Takbir
Ibnu Hajar Al-Asqalani, dalam penutup pembahasannya mengenai amalan pada hari-hari Tasyrik, menyampaikan sebuah riwayat hadis yang menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak bacaan tahlil, tahmid, dan takbir.
وقد وقع في رواية بن عمر من الزيادة في آخره فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّحْمِيْدِ وَالتَّكْبِيْرِ
Artinya: “Pada riwayat Ibnu Umar ada tambahan kalimat di akhir, ‘Perbanyaklah tahlil, tahmid, dan takbir pada Hari Tasyrik,’” (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/529).
Pahalanya Melebihi Amal yang Dilakukan di luar Hari Tasyrik
Ibnu Hajar Al-Asqalani juga mengutip pandangan Imam Ibn Jamrah yang berpendapat bahwa Islam tidak menetapkan amalan atau zikir tertentu secara khusus pada hari-hari Tasyrik.
Menurutnya, setiap amal yang dikerjakan pada hari-hari tersebut memiliki keutamaan lebih tinggi dibandingkan dengan amalan serupa yang dilakukan di luar hari Tasyrik.
وقال بن أبي جمرة الحديث دال على أن العمل في أيام التشريق أفضل من العمل في غيره
Artinya: “Ibnu Abi Jamrah mengatakan, ‘Hadits ini menunjukkan bahwa amal apapun pada Hari Tasyrik lebih utama daripada amal yang sama di luar Hari Tasyrik,’” (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/527).
Secara prinsip, hari-hari Tasyrik merupakan momen istimewa untuk beribadah, sehingga bentuk ibadah apapun yang dilakukan pada waktu-waktu tersebut akan memperoleh keutamaan yang lebih besar.
Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagaimana disebutkan sebelumnya, menunjukkan bahwa Allah memberikan keistimewaan pada waktu-waktu tertentu, sebagaimana Dia juga memberikan keutamaan pada tempat-tempat tertentu.
وأن الغاية القصوى فيه بذل النفس لله وفيه تفضيل بعض الأزمنة على بعض كالأمكنة
Artinya: “Tujuan tertinggi dari hadits ini adalah penghambaan diri sepenuhnya kepada Allah. Hadits ini juga menjadi dalil pengutamaan waktu-waktu tertentu dalam ibadah dibanding waktu lainnya, sebagaimana pengistimewaan tempat-tempat tertentu,” (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/528)
Oleh karena itu, hari-hari Tasyrik bukan sekadar kelanjutan dari perayaan Idul Adha, tetapi merupakan momen ibadah yang sarat makna dan keutamaan. Meskipun tidak ada amalan tertentu yang diwajibkan, para ulama sepakat bahwa memperbanyak dzikir, takbir, tahmid, dan tahlil sangat dianjurkan.
Bahkan, setiap bentuk amal kebaikan yang dilakukan pada hari-hari ini memiliki nilai lebih di sisi Allah. Oleh karena itu, sudah semestinya umat Islam memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat spiritualitas, memperbanyak ibadah, dan merefleksikan makna pengorbanan serta ketundukan kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul